13. NGIDAM SATE BUAYA

67.4K 6.8K 525
                                        

13. NGIDAM SATE BUAYA

******

Pintu di sebelah Kiyara terbuka, kemudian Sagara masuk dan duduk di kursi pengemudi. Ia melirik Kiyara sepintas yang saat ini masih asik dengan bunga di tangannya.

"Perasaan dari tadi bunga terus diliatin. Dari siapa?"

Pertanyaan Sagara membuat Kiyara menolehkan kepalanya ke samping, menatap cowok yang baru saja datang sehabis membeli air mineral di minimarket.

"Ini?" tanya perempuan itu sambil memperlihatkan benda di tangannya.

"Hm."

"Kak Rio."

"Oh." Sagara mengangguk singkat. Raut wajahnya menjadi makin datar. Kenapa rasanya sangat tidak suka mengetahui Kiyara mendapat bunga dari laki-laki lain?

"Oh iya. Kakak, kan, temenan sama Kak Rio. Emang bener, ya, dia suka sama gue?" tanya Kiyara dengan polos.

Tangan Sagara makin mencengkram setir dengan kuat. Kiyara memang sengaja memancingnya atau benar-benar polos sih?!

"Hm."

"Hm apa sih, Kak? Jawabnya iya atau enggak."

Sagara berdecak sebal. "Iya."

Mengulum senyumannya, mata Kiyara kembali mengarah pada bunga mawar hitam di pangkuannya. Kenapa ada rasa senang yang tiba-tiba muncul?

Lampu jalan berubah warna merah. Sagara berhenti seperti pengemudi lainnya.

"Lo suka disukain sama Rio?" lanjut Sagara sembari memperhatikan perempuan di sampingnya itu.

"Bohong kalau gue jawab enggak. Lagian cewek mana yang gak suka disukain sama cowok? Apalagi modelan Kak Rio gitu," sahut Kiyara dengan jujur.

Benarkan? Menjadi sebuah keberuntungan saat salah satu cowok incaran yang paling didambakan di SMA menyukai kita sendiri.

"Dan lo juga suka sama Rio?" tanya Sagara lagi. Ia mencoba bersikap biasa saja. Namun tetap saja nada bicara Sagara menjadi berubah dari biasanya. Ada cemburu yang menyelip.

What! Tunggu, cemburu?! Bukan! Sagara yakin ini bukan cemburu. Mana mungkin ia jatuh cinta pada Kiyara secepat ini.

Gedein aja gengsinya. Kiyara diambil baru tau rasa!

"Ra, jawab gue." Sagara memaksa Kiyara karena perempuan itu hanya diam.

"Gue..." Kiyara menggantung ucapannya. Sebenarnya Kiyara juga bingung. Ia hanya senang dengan sikap Rio. Tapi ini bukan bentuk rasa suka, kan? Kiyara tidak yakin apakah ia tertarik dengan teman Sagara itu.

"Lo suka sama Rio?" ujar Sagara mengulangi pertanyaannya.

Tolong hilangkan Kiyara dari bumi sekarang juga. Keadaan ini sungguh membuat Kiyara tidak tenang. Sagara terlalu mengintimidasinya.

TITTT TITTT TITTT!

Klakson bersahutan itu membuat perhatian Sagara teralih. Ia berdecak dan melanjutkan mengemudi mobilnya karena lampu jalan kembali berwarna hijau.

SAGARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang