44. KIYARA'S PROBLEM
*******
Pagi ini Kiyara kembali merasakan mual begitu baru bangun tidur. Ia segera menyingkap selimutnya dan berlari menuju kamar mandi. Perempuan itu beberapa kali memuntahkan cairan bening lalu membersihkan mulutnya. Hal ini biasa terjadi pada wanita hamil, biasanya disebut morning sickness.
Kiyara kembali ke kamar untuk membangunkan Sagara. Seperti biasa, Kiyara akan memanggil nama suaminya itu sambil menguncang lengannya pelan.
"Mandi siap-siap sekolah," ujar Kiyara ketika Sagara membuka matanya. Kiyara mengambil kuncir rambut lalu mencepol rambutnya.
Ketika Kiyara ingin beranjak, Sagara menahan. "Mau kemana?" tanyanya.
"Dapur, masak buat sarapan." Kiyara lanjut melangkahkan kakinya setelah menjawab.
"Istirahat aja dulu, Ra. Ada bibi yang masak."
"Enggak papa. Gue mau masak juga." Setelah mengatakan itu, Kiyara benar-benar pergi dari kamar.
Sagara memperhatikan gerak Kiyara. Hingga detik ini mereka tidak lagi membahas kejadian semalam. Sagara tahu Kiyara pasti masih merasa sedih walaupun dia pandai menyembunyikannya.
***
Sagara duduk di kursi makan diikuti Kiyara setelah menaruh sepiring nasi goreng dan segelas susu di hadapannya. Sagara mengernyit. "Lo gak makan?"
Kiyara menggeleng singkat kemudian menjawab lesu. "Gak napsu."
"Makan, Ra, nanti sakit."
"Kak, please, ngertiin gue," pinta Kiyara dengan nada memelas. Kiyara benar-benar tidak ingin makan sekarang.
Sagara menghela napas. "Oke. Tapi nanti harus makan. Gue gak mau lo sampai sakit," ujarnya tegas. Sagara memulai sarapannya. Sedangakan Kiyara hanya melamun memikirkan berbagai hal, dan jujur, itu membuat Sagara cemas untuk meninggalkan perempuan itu selama dia di sekolah.
"Mau ketemu Bunda atau Mommy enggak?" tanya Sagara memecah kesunyian usai meminum tandas susu yang dibuatkan Kiyara. Namun Kiyara menanggapi dengan gelengen.
"Ya udah nanti gue suruh Flora ke sini aja buat nemenin lo," lanjut Sagara.
"Buat apa? Flora juga sekolah. Jangan aneh-aneh deh," timpal Kiyara dengan kernyitan bingung.
"Gue gak mau lo sendirian di sini, Ra," ujar Sagara dengan sirat kekhawatiran. Sebenarnya bisa saja Sagara yang menemani Kiyara, namun lelaki itu harus menyelesaikan masalah ini secepatnya agar nama baik Kiyara kembali lagi.
"Gue enggak papa, Kak. Lagian ada bibi yang nemenin." Kiyara tersenyum lembut untuk mencairkan kekhawatiran Sagara.
"Ara-"
Kiyara melirik jam dinding. "tiga puluh menit lagi bel masuk. Cepet sana berangkat entar telat," lanjutnya memotong perkataan Sagara.
Sagara menghembuskan napasnya. Ia berdiri lalu mendekat pada Kiyara kemudian mencium kening perempuan itu lama. Kiyara sempat terkejut namun dia membiarkan saja.
"Gue berangkat dulu. Kalau ada apa-apa kabarin gue," ujar Sagara lalu pamit dan beranjak meninggalkan Kiyara.
Sedangkan Kiyara menghela napasnya panjang. Ia mengambil piring bekas Sagara lalu mencucinya di wastafel. Usai itu, Kiyara kembali ke kamar dan memilih berendam di bathup agar pikirinnya menjadi lebih rileks.

KAMU SEDANG MEMBACA
SAGARA [END]
Teen FictionSemua manusia memiliki rencana untuk masa depannya, tercapai atau tidaknya hanya takdir yang dapat menentukan. Cerita ini berkisah tentang dua anak manusia yang harus terjebak dalam ikatan pernikahan tanpa didasari rasa cinta di dalamnya. Sagara dan...