04. BAHAYA

106K 9.7K 892
                                    

🚫FOLLOW AKUN INI YA, KARENA ADA SEBAGIAN PART YANG DIPRIVAT!🚫

🚫FOLLOW AKUN INI YA, KARENA ADA SEBAGIAN PART YANG DIPRIVAT!🚫

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

04. BAHAYA

Dokter Viska menggeleng tegas ketika Kiyara terus memaksanya untuk membantu menghilangkan janin muda di rahim Kiyara itu. Sampai kapan pun, ia tidak akan mau melakukan hal tersebut. Baginya, mengugurkan kandungan adalah hal buruk-sangat buruk dan tercela. Profesinya seorang Dokter Kandungan, di mana ia harus memastikan tiap janin dan ibu bayi baik-baik saja, bukan malah sebaliknya.

"Kak, aku mohon..." Kiyara menggenggam tangan Dokter Viska ketika wanita itu memalingkan wajahnya.

"Kakak gak bisa kalau kamu minta bantuan itu."

"Kak...please...a-aku gak mau hamil. Aku masih sekolah, Kak." Mata Kiyara kembali berkaca-kaca. Dia masih berusaha memohon pada Dokter Viska.

"Kiyara, dengerin Kakak. Kamu bilang kamu gak mau hamil. Kamu masih sekolah. Terus kenapa kamu ngelakuin hal itu kalau tau dampaknya kayak gini?"

"A-aku khilaf, Kak...aku gak sadar waktu ngelakuin itu..."

Dokter Viska mengerutkan keningnya menatap Kiyara serius. "Saran Kakak, kamu minta tanggung jawab dari ayah bayi itu. Jangan digugurin. Dosa Kiyara. Nanti kamu kena karma."

"Aku, gak bisa, Kak. Takut...nanti Ayah sama Bunda marah." Kiyara bergumam lirih.

"Itu udah jadi konsekuensi dari apa yang kamu buat. Tapi kamu harus hadapi. Jangan bertindak gegabah kayak gini, Kiyara. Kakak bakal bantu kamu bilang ke orang tuamu."

Kiyara menggeleng. Rasa takutnya sangat besar. Ia tidak berani mengatakan kehamilannya pada orang tuanya secara langsung.

"Tolong bantu aku, Kak."

Dokter Viska memberikan segelas air putih menyuruh Kiyara meminumnya agar lebih tenang. Barulah perempuan itu kembali menatap Kiyara.

"Gini, coba kamu pikirin...setelah kamu gugurin anak kamu, kamu akan mendapatkan apa? Terus gimana perasaan kamu?"

Kiyara terdiam. Nyatanya jauh di lubuh hatinya, ada keraguan untuk menghilangkan janin itu.

"Kamu bayangin jika yang menjadi janin itu kamu, Kiyara. Kamu mau di disingkirkan sebelum liat dunia? Kamu gak kecewa saat tau ibumu sendiri gak mengharapkan kehadiran kamu? Pikiran janin itu. Dia mempunyai hak untuk lahir. Dia ada karena ulahmu sendiri."

"Dan satu hal yang perlu kamu ingat. Kamu menggugurkan janin itu, sama aja kamu membunuh. Kamu mau dicap sebagai pembunuh anakmu sendiri?"

SAGARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang