07. KEHIDUPAN BARU
*******
Sagara memakai kaosnya setelah selesai mandi. Pintu kamar yang dibuka dari arah luar membuat Sagara menoleh. Dan di sana, sang ibu tengah berjalan menghampirinya dengan membawa segelas teh hangat.
Ana tersenyum seraya duduk di atas kasur putranya. Sebelumnya wanita itu telah menaruh benda yang ia bawa ke atas nakas.
"Belum beres, ya, packingnya?" tanya Ana ketika melihat masih ada beberapa pakaian yang berserakan di atas kasur.
"Dikit lagi, Mom. Ini tinggal baju sama buku sekolah doang." Sagara menjawab kemudian ikut duduk di samping Mommynya.
"Mau Mommy bantu?"
Sagara menggeleng. "Aku bisa sendiri kok," jawabnya.
Setelah itu terjadi hening antara anak dan ibu itu. Keduanya terdiam beberapa saat sebelum Sagara kembali berucap.
"Mom..., aku mau minta maaf sama Mommy."
Ana menghela napas berat. "Mommy udah maafin kamu, Sayang," ucapnya kemudian menarik sudut bibir, mengulas senyum lembut.
"Jujur Mommy kecewa. Tapi itu ga akan jadi apa-apa juga. Ga akan ngerubah apa yang udah terjadi. Mommy minta satu hal sama kamu. Tolong jangan sakitin Kiyara setelah ini. Jaga dia. Dan jangan biarin Kiyara terluka. Sekarang dia udah jadi istri kamu. Tanggung jawab kamu. Kamu ngertikan apa yang harus kamu lakukan?"
Sagara mengangguk, ikut mengukir senyuman hangat untuk Ana. "Iya, Mom. Aku janji bakal jagain Kiyara. Dan aku janji gak akan bikin dia nangis apalagi sampai terluka karena ulahku sendiri."
Mengusap punggung Sagara dengan lembut, hati Ana sedikit membaik dan lega dengan ucapan anak sulungnya. Rasa kecewa dan sakit hatinya juga mulai memudar walaupun tidak sepenuhnya.
***
Setelah pernikahan mendadak beberapa jam yang lalu, sang penggantin memang tidak langsung tinggal di satu atap yang sama.
Sagara pulang ke rumah keluarganya dan Kiyara tetap tinggal di rumah keluarganya juga. Namun hanya untuk malam ini karena besok, Sagara dan Kiyara akan pindah ke apartemen milik Sagara.
Sama seperti suaminya, saat ini Kiyara tengah mempersiapkan apa saja yang harus ia bawa untuk pindahan besok siang. Mulai dari pakaian, buku pelajaran, alat make up, skincare, dan banyak lagi.
Kiyara sedikit risih dan kurang nyaman karena dari tadi kedua orang tuanya memantau setiap pergerakan yang ia lakukan.
Usai semua barang tertata rapi dalam koper, Kiyara menarik resleting koper itu agar tertutup sempurna. Baru ingin menarik benda tersebut untuk ditaruh ke pojok lemari, tangan Erwin lebih dulu mengambil alih.
"Ayah bantu. Mau taruh dimana?" tanya Erwin dengan nada datar.
Kiyara menunjuk lemari yang ada di samping pintu. "Di situ, aja, Yah," jawabnya terdengar kaku.
Erwin mengangguk paham dan segera menaruh koper anak bungsunya di tempat yang Kiyara tunjuk barusan.
Keadaan menjadi lebih canggung saat tidak ada percakapan dan kegiatan di ruangan nuansa biru itu. Kiyara tidak tahu harus melakukan apa sekarang. Ingin memulai percakapan, namun dia tidak tahu apa yang harus dibicarakan. Sebenernya ada, banyak malah, tapi mereka sama-sama bingung harus memulainya dari mana.

KAMU SEDANG MEMBACA
SAGARA [END]
Fiksi RemajaSemua manusia memiliki rencana untuk masa depannya, tercapai atau tidaknya hanya takdir yang dapat menentukan. Cerita ini berkisah tentang dua anak manusia yang harus terjebak dalam ikatan pernikahan tanpa didasari rasa cinta di dalamnya. Sagara dan...