1. The Bastard Spaghetty

2.5K 137 9
                                    


"Mengecewakan pelanggan lagi?"

Sudah menjadi makanan sehari-hari untuk mendapatkan cacian dari Steven. Kali ini pria bermanik biru menyerupai warna samudera itu tidak segan untuk melontarkan amarahnya di depan semua staff yang berada di dapur. Ah, siap-siap saja Raskal menjadi bulan-bulanan Made akibat ulahnya kali ini.

"Kalau kamu tidak bisa memuaskan pelanggan maka lebih baik kamu bekerja saja di pinggir jalan. Masakanmu tidak pantas untuk disajikan di Restoran ini!"

Menusuk ulu hati tetapi tidak akan Raskal tanamkan dalam-dalam karena sudah terbiasa mungkin. Perkataan pedas pria bule itu tentu bukan lah bumerang bagi Raskal. Tenang, dia tidak akan dipecat tapi kemungkinan jika kesalahan itu terjadi sekali lagi bersiap-siap saja ia menjadi gelandangan. Bukan, mungkin Raskal akan membuka katering sehat jika benar ia dipecat. Setidaknya lebih baik, 'kan?

Raskal hanya menghabiskan waktu di dapur usai Restoran tutup serta para koki di sana pun juga sudah pulang. Biasanya jika tidak sedang ingin pulang, Raskal hanya akan menghabiskan waktu di tempat ini. Hanya menatap kosong dapur yang biasanya menjadi tempat segala amarah memuai disertai banyak keributan yang terjadi hanya karena makanan. Belum lagi dapur ini telah dikuasai oleh si Bule brengsek bernama Steven dari pagi sampai malam. Setiap hari hanya bertugas untuk mengacau mental para koki di sini. Tch, siapa yang betah bekerja di bawah tekanan seperti ini? Well, setidaknya semua orang di sini pun memiliki mental baja. Jadi, bisa dibilang masalah seperti ini cukup teratasi lah.

"Tidak pantas?" Raskal mengulang sendiri akan ucapan Steven tadi. Ingin ia mencari tahu di mana letak kalimat 'tidak pantas' pada makanan yang ia buat tadi. Baik, mari kita coba untuk membuatnya sekali lagi. Kali ini Raskal akan merasakannya sendiri, jika benar itu adanya maka ia bersumpah tidak akan mengolah sajian bernama Spageti itu lagi selamanya. Dan jika indera perasanya terbukti benar, maka Raskal tidak akan sungkan untuk memberikan sajian kedua untuk Steven besok.

Lalu waktu di dapur kembali ia habiskan untuk beberapa jam. Memasak kembali sajian yang menjadi bentuk amarah Steven, hingga sajian itu telah selesai dengan penampakan begitu menggoda dan mewah.

Raskal menyinggungkan senyum tipis mendapati sajian buatannya sama sekali jauh dari kata 'tidak pantas'. Sialan Steven, sepertinya memang sengaja mengujinya.

"Awas Steven, besok lo akan ketagihan dengan makanan ini." Raskal berjanji akan itu.

Tapi, daripada mengurusi Steven, mungkin sebaiknya Raskal harus mencari tahu, siapa gerangan sosok pelanggan yang lancang mengatakan makanan buatanya tidak enak. Dia adalah biang dari segala kemarahan Steven padanya malam ini. Raskal harus mencari tahu!

***

"Harus begini, Kal?"

Made tidak habis pikir dengan alur pikiran temannya itu. Dia akui Raskal adalah pria yang pemberani dan suka mencoba sesuatu hal yang baru, termasuk mengolah berbagai macam resep makanan. Tapi, tetap saja Made tidak memiliki keyakinan tinggi jika pria itu bisa meluluhkan hati sang Head Chef hanya dengan menyajikan sepiring spaghetti sama seperti kemarin?

Ah, namanya mencari mati. Made yakin tidak sampai lima menit pria itu akan kembali disembur oleh makian dari Steven.

"Gue yakin si Steven bakal narik kata 'tidak pantas' dari makanan ini. Lo tau, 'kan kalau kemaren dia belum coba masakan gue?" tanya Raskal memastikan jika Made juga melihat bagaimana kondisi dapur kemarin saat Steven memarahi Raskal. Belum mencoba saja sudah menghujat, huh!

The Chef's Love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang