"Khe merasa tidak kalau sebenarnya kalian itu cocok."
Raskal menghentikan pergerakan tangannya yang kala itu tengah sibuk menumis daging cincang, tapi karena Made tiba-tiba datang dengan mengatakan sesuatu yah, katakan tidak pantas bagi Raskal. Semoga ia tidak kelupaan untuk mematikan kompor setelah ini.
"Cocok apanya?" tanya Raskal usai memastikan kompor telah mati karena ia tidak ingin membuat kesalahan dengan membiarkan daging itu terlalu lama di atas wajan panas karena hal itu akan mengurangi rasa.
Made membuat senyum tengilnya seraya menatap wajah Raskal yang mulai tidak terima di sana.
"Khe dan Arshe. Cocok jadi pasangan."
"Jangan ngaco!" kilah Raskal.
"Kok ngaco? Aku ngomong menurut pandanganku aja, loh, Kal. Kemarin itu Arshe juga sering natap khe, kasih perhatian kecil ke khe, nah, khe sadar nggak kalau itu tanda Arshe juga suka sama khe?"
Jadi, perasaannya terbalas? Cih, tidak mungkin. Raskal tahu Made hanya mengada-ada. Hanya karena menatap dan memberikan perhatian bukan berati memiliki perasaan suka. Bisa saja Arshe memang seperti itu, sifat wanita itu memang seperti itu maksudnya. Raskal tidak akan memikirkan terlalu jauh ucapan Made barusan.
"De, kata gue mending lo balik ke pantry terus lanjutin kerjaan lo. Lo mau Steven ngeliat lo keliaraan kayak gini? Berani lo ke caci maki dia?"
Made hanya mendengus kecil. Memang sia-sia untuk meyakinkan temannya itu dalam urusan cinta. Padahal niat Made baik, tapi yah, lihat sendiri bagaimana respon Raskal barusan? Juga seperti yang sudah-sudah, Raskal tetap bersikokoh dengan rasa ketidakpercayaannya itu. Sudah lah, lebih baik Made diam saja setelah ini.
Setelah kepergian Made, akhirnya Raskal bisa bekerja dengan tenang. Tapi apa benar dengan tenang? Nyatanya Raskal malah kepikiran dengan ucapan Made, yang padahal sudah ia buang jauh-jauh untuk tidak memikirkannya sekitar beberapa menit lalu. Namun, kenapa buah pikiran kembali lagi?
"Bli!"
Suara Yuri dari jendela pramusaji mengangetkan Raskal untuk kedua kali.
"Pesanan bruschetta untuk seorang tamu. Dia pesan agar Bli yang membuatkannya."
Oh, jadi Arshe sudah datang, heh?
***
Raskal masih menunggu dengan tidak sabar usai beberapa menit lalu Yuri telah pergi membawa bruschetta yang ia khususkan untuk Arshe. Dia tidak sabar menunggu reaksi wanita itu setelah merasakan hidangan kecilnya itu. Well, sejujurnya Raskal ingin sekali memgantar langsung ke hadapan Arshe, menyaksikan langsung bagaimana wanita itu menyantap makanannya, namun jangan ditanya jika itu adalah sebuah pelanggaran jika Raska tetap nekat melakukan hal itu. Dia harus tetap berkerja, tetap berada di dapur jika tidak ingin terkena sangsi oleh Steven.
Oleh karenanya, Raskal hanya bisa menunggu dari jendela kecil di mana ia bisa melihat Arshe telah menyantap makanan itu. Raskal bersyukur jika Arshe memilih tempat yang bisa dijangkau oleh pandnagan matanya, hingga tak menyulitkannya untuk melihat wanita cantik itu dari sini. Sungguh, mengapa wanita itu semakin cantik saja?
"Bli," panggil Yuri yang entah sejak kapan datang dan kini berdiri di samping jendela kecil di mana Raskal sejak tadi nongkrong di sana.
Yuri yang agak merasa sang kokinya ini memasang tabiat mencurigakan pada pelanggan wanita yang barusan ia hidangkan bruschetta hanya menghela napas.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Chef's Love ✔️
RomanceBagi Raskal, menjadi juru masak selama empat tahun ini tidaklah mudah. Banyak rintangan, terutama pada keahliannya yang selalu disepelekan oleh sang atasan. Hidup Raskal cukup miris sejak dulu. Sempat berpikir jika kemirisan itu terus berlanjut sel...