50. The Boyfriend

250 24 8
                                    

Made hanya bisa pasrah saat mengetahui bagaimana pertemuan Raskal dengan Arshe. Pemuda asli Bali itu mengira jika kedua orang itu benar-benar dipisahkan oleh status, atau pun apalah itu yang mana sulit untuk keduanya bersama. Tetap, ternyata takdir berkata lain. Buktinya, Raskal dan Arshe bertemu kembali bukan? Maka, kini Made sudah tidak berani lagi untuk mengatakan apa-apa mengenai hubungan dua orang itu.

"Memang gila khe, lebih tepatnya kalian berdua."

Made berdecak melihat Raskal yany nampak tidak peduli jika Made akan memberikannya ceramah panjang lebar lagi. Pria itu hanya fokus membersihkan apronnya yang baru saja ia ambil dari loker, mungkij Raskal jarang melakukan kegiatan seperti ini, dan tentu ada alasan kali ini Raskal tampil rapi dengan penampilan kerjanya walau restoran sudah tutup bukan?

"Tapi aku nggak bisa ngomong apa-apa lagi, Kal. Mungkin kalian berdua memang jodoh," kata Made lagi seraya menghela napas panjang setelahnya.

Sementara Raskal mengangkat wajahnya, melihat Made dengan memberikan senyuman puas. "Kalau gitu, jangan lupa pesan gue sebelum lo pulang, jangan sampe ada yang tau gue masih ada di sini."

Made yang langsung membuat wajah malas hanya berdeham pendek. Memang sebelumnya keduanya membuat perjanjian, yang mana malam ini Raskal akan tetap berada di restoran, terkhususnya berada di dapur, dan Made yang menjadi satu-satunya orang yang mengetahui itu harus menutup mulut dari semua penghubi restoran ini. Entah lah apa yang dilakukan Raskal, Made tidak tahu jelas.

"Jangan sampai khe pakai banyak bahan, tau sendiri tiap pagi Wira bakalan cek semua bahan di dapur, freezer!"

Itulah pesan dari Made sebelum pria itu melengos pergi melewati pintu belakang, meninggalkan Raskal seorang diri yang masih sibuk untuk mempersiapkan beberapa alat masak yang sebentar lagi akan ia gunakan. Mungkin kegiatannya kali ini akan sama seperti biasa ia lakukan, namun melihat dari perasaan Raskal yang cukup tentram, tentu saja membuat kecurigaan jika ada alasan untuk Raskal melakukan semua ini. Memasak di restoran saat tutup bukan lah kebiasaan Raskal sekali, bahkan biasnaya ia memilih untuk segera pulang daripad menghabiskan banyak waktu di restoran. Pasti ada penyebabnya dan itu adalah...

Suara pintu terbuka, Raskal lah yang penjadi pelaku pembuka pintu tersebut karena ia mendengar ketukan pintu dari luar. Raskal telah memprediksi waktu kedatangan orang itu yang mana membuatnya sudah rapi dalam menyambut sang tamu istimewa.

"Nggak takut tadi lewat pintu belakang?"

Raskal mempersilahkan Arshe memasuki dapur yang mana masih dalam keadaan terang benderang. Arshe yang langsung terpukau melihat keadaan dapur restotran yang tidak ia sangka akan sebesar ini langsung berguman takjub sebelum menjawab pertanyaan dari Raskal.

"Nggak kok, tadi sempat ketemu Made dan dia anterin sampe depan pintu biar nggak kesasar, katanya bahaya kalau aku masuk pintu lain, nanti ketemu bule galak katanya," kata Arshe yang membuat Raskal diam sejenak untuk mencerna apa yang dikatakan Arshe barusan.

"Oh Steven." Pria itu berguman usai mengerti.

"Tapi aku nggak nyangka kalau ruangan dapur restoran bakal sebesar ini, selama ini aku cuma lihat di majalah dan tv, dan akhirnya bisa kesampaian masuk dan lihat tempat ini," ujar Arshe melanjutkan perkataannya untuk mengeluarkan ketakjub-annya akan ruangan tempat kerja Raskal.

"Hm, memang besar, tapi kamu bakal lebih kaget atau mungkin nggak akan betah kalau lebih lama di sini," sahut Raskal.

"Oh ya? Kenapa bisa begitu?"

"Karena semakin banyak orang di dapur ini, suasana makin panas dan juga pengap. Belum lagi suara berisik dari kompor, alat masak, juga teriakan orang di sini."

The Chef's Love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang