"Aku nggak nyangka loh bisa ketemu kamu di sini, Ya Tuhan!"
Raskal hanya bisa memberikan senyum kecut di mana wanita yang menegurnya itu bukan lah seseorang yang asing baginya. Tentu Raskal mengenal siapa wanita itu yang mana sudah agak lama baginya tidak bertemu dengan wanita yang bernama Karina tersebut. Well, bukan orang yang sangat berpengaruh dalam hidup Raskal sebenarnya, dia hanya lah seseorang yang mengidolakan Raskal di mana Karina pernah melakukan magang di restorannya. Saat itu, Karina tidak berhenti memberikan hasil makanannya untuk Raskal hanya demi mengambil hati Raskal tentunya. Namun sayang, Raskal adalah pria yang sulit didekati, hingga akhirnya saat wanita itu telah selesai magang pun, respon Raskal masih sama pasifnya seakan menolak dengan halus wanita itu. Kasihan sekali.
"Iya, Rin. Apa kabar?" tanya Raskal yang bermaksud berbasa basi daripada mengabaikan wanita itu, bukankah tindakannya tidak sopan sekali jika ia melakukan itu? Maka Raskal memilih untuk sekedar menyapa Karina walau seadanya saja.
"Baik, bli. Kamu sendiri gimana?" Karina berbalik tanya namun setelahnya pandangan Karina beralih pada sosok wanita yang berada di sebelah Raskal, hingga membuat dahi wanita itu berkerut yang mengartikan jika ia sedang bingung di sana. "Pacar kamu, bli? Atau istri kamu?"
Entah apa maksud wanita itu bertanya seperti itu pada Raskal, yang jelas pertanyaan itu langsung membuat Raskal terkejut dengan sendirinya. Bagaimana bisa Karina langsung mengatakan jika Arshe adalah pacarnya? Istrinya pula? Memangnya terlihat seperti itu ya?
"Eh nggak, teman aku, Rin." Raskal tentu saja langsung mengelak dan langsung menoleh pada Arshe karena takut jika wanita itu malah tersinggung nantinya.
"Oh, kirain. Bisa gawat kalau ternyata kamu udah punya pasangan bli, karena aku bisa nangis tujuh hari tujuh malam," ungkap Karina lagi yang mana bisa sangat terlihat jika wanita itu masih berharap pada Raskal rupanya.
Sementara Raskal memilih untuk tidak membalas, karena ka sendiri pun bingung hendak membalas bagaimana. Meladeni ucapan wanita itu sama saja membuat merasa tidak nyaman dengan Arshe tentunya. Toh, memang Raskal sering menanggapi ungkapan wanita itu hanya dengan tingkah cuek, jadi tidak salah jika melakukan hal itu lagi, bukan?
"Ya udah kalau gitu, karena aku udah dijemput jadi aku nggak bisa lebih lama di sini neduh bareng kamu, bli. Dan karena aku juga nggak mau kamu pulang dnegan basah kuyup dan berakhir buat kamu sakit, jadi aku kasih kamu ini," kata Karina seraya menyodorkan payung yang mana menjadi barang pegangan wanita itu sejak tadi.
Raskal langsung menolak tentu saja, mengingat jika Karina bahkan lebih membutuhkannya dari pada dia, namun nyatanya Karina tetap memaksa untuk memberikannya pada Raskal.
"Terima aja bli, hitung-hitung aku bisa jadi orang yang bakal selamatin kamu dari hujan. Kalau begitu aku duluan ya, bli! Semoga kita bisa ketemu lagi di lain waktu!"
Itu lah yang dikatakan Karina yang mana pada akhirnya wanita itu memilih untuk berlari menerobos hujan menuju mobil yang menjemputnya di depan sana. Hingga hanya bisa membuat Raskal menatap wanita itu bergantian dengan payung yang tengah berada di tangannya saat ini.
"Wow, nggak nyangka kamu bakal ketemu fans kamu di tengah hujan begini," sahut Arshe yang sudah membuka suaranya usai lama diam hanya untuk memperhatikan interaksi antara Raskal dan wanita yang entah tidak Arshe ketahui jelas siapa namanya.
"Dia cuma anak yang pernah magang di restoran setahun lalu, She."
"Well, walau cuma magang bukan berarti dia anggap kamu hanya sebagai mentor, bukan? It's very obvious that she has strong feelings for you."
"But, i didn't."
Arshe menyipitkan mata kemudian, merasa jika jawaban Raskal cukup mengundangnya untuk bertanya lebih jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Chef's Love ✔️
RomanceBagi Raskal, menjadi juru masak selama empat tahun ini tidaklah mudah. Banyak rintangan, terutama pada keahliannya yang selalu disepelekan oleh sang atasan. Hidup Raskal cukup miris sejak dulu. Sempat berpikir jika kemirisan itu terus berlanjut sel...