21. The Sad Boy

352 35 13
                                    

Made hanya bisa melihat temannya itu dengan kasihan. Begitu mengetahui bahwasannya wanita yang telah mencuri hati Raskal itu ternyata telah memiliki status ikatan pernikahan, Made sangat terkejut tentu saja. Tetapi rasa terkejutnya itu tidak akan ia perlihatkan di depan Raskal yang mana sedang terpukul usai mengetahui kebenaran mengenai Arshe.

Jadi selama ini Raskal mencintai wanita yang telah menjadi milik orang lain? Dan lebih parahnya Raskal sempat mengira jika Arshe adalah jodohnya? Ditakdirkan untuk bersamanya?

Padahal kebenaran yang ada, Arshe adalah milik orang lain yang mana orang itu jauh lebih sempurna dibandingkan oleh Raskal.

Maka, kisah percintaan Raskal akan berakhir mengenaskan tidak jauh berbeda dengan apa yang ia rasakan dahulu bukan? Kembali ia tersakiti oleh wanita yang ternyata tidak berhak untuk ia miliki.

"Brengsek."

Raskal hanya bisa mengumpat di depan Made, yang mana kala itu tidak akan menegurnya walau sumpah serapah seperti itu akan keluar dari mulut Raskal. Made akan membiarkan Raskal meluapkan emosinya, dan tidak akan mencoba untuk mengusik pria itu.

"Haruskah gue nyerah, De?" Raskal bertanya dengan nada yang begitu putus asa usai mengumpatkan kata yang menurutnya pantas untuk ia katakan untuk dirinya sendiri. Raskal pun tahu jika ia terlalu bodoh untuk menyadari bagaimana perasaan Arshe padanya.

Arshe hanya menganggapnya sebagai teman bukan? Seperti yang dikatakan wanita itu kemarin? Dan sialnya Raskal malah berpikir jauh mengenai perasaan Arshe. Dasar bodoh. Raskal kembali mengutuk kebodohannya lagi.

"Menyerah adalah jalan satu-satunya, Kal. Khe nggak mungkin pertahanin perasaan itu, 'kan?"

Memang benar. Seharusnya Raskal tidak akan mencoba mempertahankan perasaan itu lagi. Namun, yang menjadi pertanyaan, apakah ia bisa? Apakah ia bisa melupakan Arshe dengan mudah? Apakah bisa ia menghapuskan perasaanya yang telah jatuh terlalu dalam untuk wanita itu?

Nampaknya itu akan menjadi hal yang tersulit untuk Raskal lakukan. Dan Raskal tidak berjanji, ia akan melakukan itu dengan mudah.

***

Ini sudah hari kesebelas di mana Raskal tidak lagi bertemu dengan Arshe. Hubungan mereka seperti terputus begitu saja, tanpa meninggalkan jejak sedikit pun. Bagaikan hilang di telan angin, Arshe sama sekali tidak pernah memulai komunikasi dengan Raskal, begitu pula sebaliknya.

Dikatakan rindu? Sudah tentu jelas bagi Raskal untuk merindukan wanita itu. Namun, apakah ia berhak menyampaikan kerinduan itu? Maka jawabannya tentu saja tidak. Bersyukur lah Raskal masih tahu diri untuk itu. Raskal hanya mengingat apa yang menjadi pesan Made.

"Waktunya khe untuk move on, Kal! Jangan biarkan perasaan khe tertanam lebih lama."

Tapi walau Raskal mengingatnya sekali pun, nampaknya tetap tidak berpengaruh pada perasaanya. Raskal masih memikirkan Arshe dan itu akan terus terulang entah sampai kapan. Bayangan wajah Arshe masih memutari kepalanya, hingga Raskal benar-benar hampir menjadi gila hanya karena wanita itu.

Sekali lagi Raskal ingin mengumpat, tetapi tertahan di saat Steven menginterupsi kegiatannya.

"Don't rage when you're working," Steven memperingati seakan tahu apa yang hampir Raskal lakukan saat ini. Dan Raskal hanya diam, mencoba menahan emosi yang semakin membara di kala kedatangan Steven yang entah akan menyuruhnya melakukan apa lagi kali ini.

"Well, what do you want, Chef?" tandas Raskal dengan nada greget yang sengaja ia berikan pada Steven.

Steven menjawab dengan malas seraya menatap sesuatu yang mana membuat pandangan Raskal teralihkan.

The Chef's Love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang