38. The Expression

328 26 1
                                    

Malam masih menunjukan pukul dua dini hari, yang mana kedua orang yang masih berada di atas ranjang, usai melakukan sebuah hubungan panas, belum sama sekali bergegas untuk tidur. Walau keduanya sama-sama lelah, Raskal maupun Arshe hanya memilih untuk tetap terjaga dalam keadaan diam di sana. Entah lah apa yang dipikirkan kedua orang itu, yang jelas tidak ada sepatah kata apapun yang keluar dari bibir mereka usai penyatuan itu telah selesai.

Apakah ada rasa penyesalan? Khususnya untuk Arshe? Tentu hal itu hanya lah diketahui oleh Arshe, Raskal pun tidak bisa menebak walau sebelumnya ia bisa mengingat jika Arshe begitu yakin untuk melakukan itu dengannya. Tetapi bisa saja, keyakinan itu malah berubah menjadi sebuah penyesalan, bukan?

Maka, Raskal pun menoleh pada Arshe yang sedang berada di sebelahnya, tepatnya memeluknya di sana, menjadikan lengan Raskal sebagai bantal wanita itu.

"She, boleh aku tanya satu hal?"

"Hm, apa masih menyangkut pertanyaan yang tadi?"

Raskal mengangguk di sana, yang tak perlu membuat Arshe bertanya lagi kemudian. Sementara Arshe ikut mendongak, menatap pria tampan itu yang mana juga menatapnya di sana.

"Kamu begitu ingin tahu apa yang terjadi dengan aku, ya?" tanyanya seraya mengusap lembut rahang lancip milik Raskal di sana. Kembali Raskal mengangguk seakan membenarkan jika dirinya pun ingin mengetahui apa yang terjadi pada wanita itu selama ini.

"Kita sudah sejauh ini, Arshe. Aku mohon terbuka sama aku," lanjut Raskal lagi kini menatap Arshe dengan tatapan memohon.

Kemudian terdengar helaan napas dari wanita itu, menandakan jika Arshe sepertinya tidak bisa mengelak lagi mengenai hal ini. Raskal yang begitu berharap padanya, sangat tidak kuasa untuk Arshe kembali menolaknya. Pria itu benar-benar ya?

"Baik kalau begitu. Tapi cuma satu pertanyaan," kata Arshe pada akhirnya. Walau begitu itu tetap membatasi apa yang menjadi pertanyaan Raskal, karena ia pun tidak ingin membuka semua apa yang ia alami pada pria itu.

Sedangakan Raskal harus memakai kesempatan itu sebaik mungkin, walau hanya diberi satu pertanyaan saja. Tidak dipungkiri memang, Arshe adalah wanita yang sangat tertutup.

Dan berlanjut di mana Raskal telah menemukan apa yang harus ia tanyakan pada wanita itu, sedangkan Arshe hanya menunggu kalimat apa yang akan ditanyakan oleh Raskal. Raskal pun sempat menahan napasnya sebelum ia mengeluarkan pertanyaanya.

"Apa kamu mencintai suami kamu?"

Ucapan yang meluncur dengan perlahan itu langsung disambut diam oleh Arshe. Sementara Raskal mendapatkan perasaan cemas menunggu jawaban apa yang diberikan Arshe nantinya.

"Ya, aku mencintai dia."

Pada akhirnya, Arshe pun menjawab setelah agak lama diam, sementara Raskal yang mendengar jawaban wanita itu hanya merasa lemas seketika. Entah jawaban singkat itu justru membuat perasaannya sakit. Namun pria itu hanya diam, di saat Arshe kembali melanjutkan ucapannya.

"Dua tahun lalu, aku dipertemukan dengan Eros di acara keluarga, dan saat itu aku nggak sadar kalau pertemuan itu adalah ajang dari perjodohan yang dilakukan kedua orang tua kami. Mungkin saat itu aku masih terlalu muda untuk berpikir kalau ternyata pernikahan itu bukan sebuah hal yang berat, aku hanya mengira jika dengan menikah aku bisa hidup dengan lebih bahagia bersama dengan laki-laki yang aku sukai. Aku memang mencintai Eros, bahkan saat pandangan pertama kali pun aku sudah merasa jatuh cinta dengan dia, tetapi rasanya perasaan itu semakin memudar saat kita menikah. Satu tahun lamanya, aku mencintai dia, Kal. Tetapi, saat menyadari jika pernikahan ini bukan lah sebuah yang harus aku syukuri, ternyata rasa cinta itu pun perlahan ikut memudar."

The Chef's Love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang