Raskal tidak tahu harus bereaksi apalagi ketika mendapatkan pesan dari Arshe yang mengatakan jika wanita itu menerima ajakannya untuk makan malam bersama. Mungkin tidak bisa dibilang makan malam istimewa karena mengingat menu sajian malam nanti hanya lah sebuah mie instan yang siapa pun itu bisa membuatnya. Tapi, bolehkah Raskal berbangga diri sebentar? Walau hanya mie instan setidaknya malam ini hati Raskal akan berbunga-bunga karena adanya Arshe.
Yah, tidak masalah makanan apa yang akan mereka makan, yang jelas Raskal sangat bahagia. Tidak akan ia melupakan momen berharga ini sampai kapan pun.
Lalu, usai membalas pesan Arshe, dan kemudian tak kunjung mendapat balasan lagi dari wanita itu sebentar Raskal terdiam. Dia cukup peka akan penawarannya yang terbilang terlalu privasi bagi seorang Arshe yang belum begitu mengenal dirinya. Makan malam bersama di rumah? Apakah itu terlalu lancang? Raskal sempat berpikir jika Arshe akan keberatan jika keduanya harus melakukan hal itu.
Oleh karena itu, ia memutuskan untuk memberikan pilihan lain agar keduanya bisa makan malam dengan nyaman, terutama untuk Arshe. Raskal tidak akan menjelma menjadi pria brengsek karena memaksa seorang wanita makan bersama di rumahnya, dia tidak ingin melakukan itu. Raskal menawarkan pilihan agar keduanya tetap bisa makan malam dengan menu mie instan di tempat yang mungkin sedikit lebih ramai namun terkesan aman bagi Arshe. Pilihannya ialah di depan mini market tempo hari yang pernah mereka singgahi untuk sarapan.
Namun, nyatanya Raskal tidak mendapatkan persetujuan akan penawarannya itu. Sedikit ia merasa takjub ketika mendapatkan balasan dari Arshe yang mengatakan,
Aku nggak keberatan sama sekali untuk makan di rumah kamu. Lagipula, cuaca terlihat mendung, apa kita tetap akan makan dengan hujan-hujanan?
Itu berarti Arshe setuju atas penawaran paling awal yang Raskal ajukan bukan? Makan malam bersama di rumah Raskal?
Baiklah. Semakin bahagia Raskal mengetahuinya. Sekarang ia perlu membereskan rumah, menata peralatan dapur agar terlihat menawan di mata Arshe. Tidak ingin ia memberikan kesan buruk untuk wanita itu, dan segalanya harus terlihat sempurna! Begitupula dengan sajian mie instannya nanti. Tidak boleh tidak enak!
***
Arshe telah memarkirkan mobilnya di halaman milik rumah yang ia yakini adalah kepunyaan Raskal. Benar, tidak mungkin ia salah membaca peta. Rumah pria itu satu-satunya rumah bertema minimalis dari belasan rumah yang ia lewati. Tapi, walau terkesan sederhana, menurut Arshe rumah milik Raskal ini cukup nyaman untuk ditinggali. Hm, kenapa tiba-tiba ia berbicara seperti itu? Bahkan ia belum masuk atau pun menginjak tanah rumah itu.
Ngomong-ngomong ada perubahan rencana yang cukup membuat Arshe heran sendiri dengan dirinya. Memang, tadinya ia cuku ragu untuk menerima ajak Raskal untuk makan bersama di rumah pria itu, tapi usai mendapatkan pesan yang menurutnya yah cukup manis, mendadak Arshe mengubah pikirannya.
Apa salahnya makan malam di rumah pria itu? Bukankah pria itu orang baik? Mereka sudah sering bertemu 'kan akhir-akhir ini? Kenapa harus ragu?
Begitu perdebatan dalam otak maupun hati Arshe. Hingga akhirnya ia memilih untuk datang dan mengikuti kata hatinya.
Tidak ada yang salah. Hanya makan malam dan itu tidak akan membawa masalah.
Arshe turun dari mobil usai mengirimkan pesan pada Raskal yang mengatakan jika dirinya telah sampai di rumah pria itu. Baru saja Arshe melangkahkan kaki sekitar lima langkah, pria itu dengan tergesa-gesa muncul dari balik pintu rumah. Raskal dengan napas tidak beraturan di sana menyambut Arshe yang tenang dalam langkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Chef's Love ✔️
RomanceBagi Raskal, menjadi juru masak selama empat tahun ini tidaklah mudah. Banyak rintangan, terutama pada keahliannya yang selalu disepelekan oleh sang atasan. Hidup Raskal cukup miris sejak dulu. Sempat berpikir jika kemirisan itu terus berlanjut sel...