15. The Models

487 36 0
                                    

Hari ini Raskal menjalani hari sama seperti biasa. Pergi bekerja, memasak, lalu pulang ke rumah. Tidak ada hal spesial yang akan ia lakukan, mengingat kemarin malam hal spesial itu telah sirna secepat kilat. Well, Raskal kecewa untuk pertama kalinya pada Arshe, di mana ia sudah menunggu kedatangan wanita itu namun yang ia dapatkan hanya lah nihil. Hanya kedatangan pesan yang membuat Raskal kembali menarik semua peralatan masaknya untuk kembali ia simpan di lemari.

Sebenarnya apa alasan wanita itu membatalkan acara makan malam mereka? Apakah Arshe sedang terjerat dengan pekerjaanya hingga benar-benar tidak memiliki waktu untuk datang? Tapi bukankah alasan itu terlalu abu-abu? Maksudnya, jikalau Arshe memang sibuk harusnya ia segera menghubungi Raskal jauh sebelum jam pertemuan mereka ditentukan, bukan mendadak seperti kemarin. Hal itu membuat tanda tanya besar di kepala Raskal.

Namun, apalah daya bagi Raskal untuk meminta penjelasan seperti itu pada Arshe. Dia kembali merasa tidak pantas mengingat status mereka hanya lah teman. Memangnya apa hak Raskal mengetahui alasan itu?

"Raskal, dipanggil Steven, tuh!" seru Made yang memecah lamunan Raskal saat ini.

Raskal mendengkus usai mendapatkan kejutan singkat dari suata Made yang begitu mengusik pendengarannya. Langsung saja ia menaruh segala peralatan ditangannya serta menyerahkan pekerjaannya pada Made, lalu segera mendatangi Steven yang entah akan melakukan apa lagi padanya. Sebuah kritikan pedas? Caci maki lagi? Atau pujian?

"Kamu saya pilih untuk menjadi model untuk mempromosikan restoran ini."

Raskal mendadak blank di saat penuturan Steven yang jauh dari perkiraan. Apa? Model iklan? Yang benar saja! Bahkan baru kali ini Raskal ditawarkan hal semacam itu selama hidupnya.

"Are you kidding?" Raskal hanya bisa membalas dengan nada tidap percaya, membuat Steven menatapnya dengan alis terangkat satu.

"Kamu kira saya bercanda?" balasnya dengan nada galak.

"Maksud saya, kenapa harus saya? Kenapa Chef memilih saya?" timpal Raskal lagi mencoba tidak membangunkan emosi sang Kepala Chef.

Steven menghela napas kemudian, "because your face is capable of doing an advertisement. Lagipula, ini juga sudah menjadi kesepakatan pihak restoran dan mereka setuju untuk memilih kamu."

"Tapi aku nggak bisa tampil di layar kaca, apalagi di depan banyak orang—"

"You can do it!" selak Steven merasa tidak ingin menerima penolakan dari Raskal apapun alasannya. "Jangan membuat malu restoran ini, dan terutama paman kamu. Be a nice boy, Raskal."

Raskal hanya bisa mengumpat dalam hati. Mengatai apapun kata kasar untuk Steven sialan itu. Benar-benar, Raskal ingin mencincang pria bule sialan itu menjadi tujuh bagian!

***

"Yang bener, Kal?"

Made baru saja mendengar cerita Raskal mengenai dirinya yang menjadi model untuk iklan restoran minggu depan. Pria Bali itu jelas senang bukan main, bahkan tidak berhenti bersorak atas terpilihnya sang teman menjadi seorang model, yah walau hanya sebatas model restorannya saja untuk promosi di beberapa kota.

"Steven anjing! Dia biang dari semua ini!"

"Heh, anjing begitu dia memang mggak salah pilih! Muka khe memang cocok buat berlakon di layar tv, Kal!" seru Made lagi.

The Chef's Love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang