12. The Belief

416 36 0
                                    

Jika dikatakan pertemuan Raskal dengan Arshe adalah kebetulan, maka kini jawaban Raskal ialah tidak. Ini sudah beberapa kali mereka dipertemukan dalam keadaan tidak sengaja maupun disengaja, lebih mengagetkan rupanya sebelum mengenal pun Raskal dan Arshe sempat terhubung walau hanya melalui makanan sekali pun. Tetapi, itu semakin memperkuat bukti, jika sebenarnya memang takdir yang mempertemukan mereka, bukan?

Raskal tidak bisa menyangkal jika perasaan cinta memang tumbuh sangat dalam di hatinya. Setiap pertemuannya pada Arshe, rasa itu semakin membesar, semakin membuat Raskal tidak bisa melepas bayangan wanita itu walau semenit saja. Selalu ada wajah Arshe dalam bayangannya sebelum tidur dan juga di mana pun ia berada.

Ini adalah cinta yang kembali hadir dalam hidup Raskal usai beberapa tahun tidak memiliki keyakinan untuk memiliki perasaan itu. Usai pernah merasakan mati rasa dengan namanya cinta, namun kini perasaan itu hadir kembali tanpa bisa Raskal hentikan.

"Raskal?"

Panggilan Arshe yang sontak membuat lamunan Raskal buyar. Kembali ia menatap wanita itu dengan pandangan intensnya, dan sial, Raskal kembali merasakan jantungya berdegup kencang.

"Kenapa tiba-tiba diam?" tanya Arshe yang merasa Raskal tidak banyak berbicara lagi setelah obrolan mengenai steak.

"Enggak, She, aku cuma—" Raskal tidak bisa melanjutkan karena perhatiannya tiba-tiba teralih pada suara riuh dari luar beserta suara kembang api yang meletus di langit malam sana.

"Wah, kayaknya pesta kembang apinya udah mulai!" seru Arshe juga menatap ke arah yang sama dengan Raskal.

Raskal kembali mengalihkan pandangannya dari pemandangan pantai, kini ia menatap Arshe lagi, menatap wanita yang semakin cantik jika tersenyum lebar seperti ini.

"Arshe," panggil Raskal pelan.

"Ya, Raskal?" Arshe menjawab seraya menoleh kembali pada Raskal.

"Mau lihat kembang api bersama aku?"

Ajakan menarik daripada sekedar mengajak makan mie instan lagi. Baiklah, Raskal sudah ada kemajuan sekarang, semoga besok ia berani untuk mengajak Arshe makan malam bersama, tepatnya di restoran, bukan di rumah lagi, dengan menu istimewa tentunya.

"Sebenarnya aku pengen banget, Kal. Tapi sayang, aku harus pulang sekarang." Jawaban Arshe yang mengartikan jika wanita itu menolak ajakan Raskal.

Kecewa? Sedikit kecewa. Dan hal itu langsung terlihat dari ekspresi wajah Raskal yang seketika berubah.

"Oh begitu."

Arshe mengangguk dengan senyum tipis. Wanita itu pun juga merasa bersalah karena menolak ajakan Raskal, tapi ia pun tidak bisa memaksa melakukan hal itu karena waktunya memang terbatas untuk berlama-lama di sini.

"Mungkin lain kali, Kal. Ngomong-ngomong, sebelum pulang aku mau kasih sesuatu untuk kamu," ujar Arshe yang seketika membuat Raskal penasaran dengan sesuatu yang ingin wanita itu berikan.

"Tunggu sebentar." Arshe bangkit dari duduknya untuk menghampiri meja teman-temannya berada untuk mengambil sesuatu, dan kembali lagi menemui Raskal selang beberapa menit.

Arshe hanya memberikan selembar kertas yang di mana menjadi perhatian Raskal ketika mengetahui isi kertas tersebut yang mana bukan sembarang kertas.

The Chef's Love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang