Raskal pulang lebih cepat dari biasanya, bahkan sengaja untuk meninggalkan acara makan kecil yang diadakan oleh Steven. Tahu sendiri apa alasan pria itu melakukan itu, karena ia pikir seseorang yang sedang berada di rumahnya lebih membuatnya segera ingin pulang. Maka tidak membutuhkan waktu lama, Raskal pun telah sampai di rumah, beruntung sekali kali ini ia memakai mobil, membuatnya tidak berlama-lama berada di jalanan seperti yang biasa ia lakukan. Raskal memang menggunakan mobilnya sebaik mungkin ternyata.
Hingga tungkainya pun beranjak masuk, mencari sosok yang sejak tadi ingin ia temui. Sosok cantik yang ia harap sedang menunggunya kali ini. Raskal sangat tidak sabar untuk bertemu denhan Arshe, melihat rupa elok milik wanita itu yang setiap harinya membuat Raskal jatuh cinta.
"Hai."
Dan berhenti tepatnya di dapur, tempat favorit keduanya untuk bercengkrama, di sana lah Raskal menemukan Arshe yang sedang duduk di atas stool seraya menyeduh teh bersama dengan majalah di hadapannya. Raskal mengembangkan senyumannya di kala mendapatkan sambutan hangat dari Arshe di sana.
"Hai." Pria itu membalas singkat seraya menghampiri Arshe, dan berdiri tepat di depan Arshe, walau terhalang oleh meja pantry, setidaknya ia bisa memerhatikan wajah milik Arshe tersebut lebih jelas.
"Aku kira kamu bakal pulang malam," kata Arshe.
"Mungkin biasanya begitu. Tapi kali ini enggak."
"Kenapa?"
"Masih tanya alasannya?"
Raskal meninggikan sebelah alisnya di kala mendapatkan pertanyaan yang begitu diketahui oleh Arshe sendiri sebenarnya. Sedangkan Arshe melanjutkan dengan kekehan kecil.
"Jadi, kamu mau dimasakin apa buat makan malam?"
Kini beralih dengan mempertanyakan keinginan Arshe mengenai makan malam nantinya. Mereka sudah sepakat untuk saling membagi waktu untuk memasak, mulai pagi tadi. Dan beberapa jam lagi, sepertinya Raskal akan berkutat dengan urusan dapur untuk menyajikan makanan spesial untuk Arshe. Sementara Arshe berlagak tengah berpikir, untuk menentukan makanan apa yang akan ia pilih untuk disajikan oleh Raskal. Sepertinya agak sulit untuk menentukannya, hingga Arshe perlu waktu lama untuk berpikir rupanya.
"Jujur kalau di suruh pilih aku bingung, karena aku bakal makan apa yang kamu masak, Kal."
"Well, I'm giving you a choice Arshe, because I don't even know what to cook," jawab Raskal yang sebenanrnya juga bingung untuk memasak apa jika Arshe tidak memintanya dengan menu sesuatu. Karena Raskal tidak terbiasa dengan memasak makanan dengan pilihannya sendiri, ia selalu mendapatkan permintaan dari orang lain untuk memasak sesuatu, oleh karena itu dalam hal seperti ini pun Raskal tidak memiliki ide yang cukup bagus untuk ia masak.
"Oke, kalau begitu masak sesuatu yang mana menjadi masakan spesial kamu." Kemudian Arshe menjawab dengan memberikan pilihan yang menurutnya akan mempermudah Raskal, dan ia harap Raskal akan menjawabnya dengan benar, namun nyatanya tidak. Pria itu malah menggeleng menandakan jika ia tidak memiliki makanan spesial.
"Kamu nggak punya makanan spesial atau makanan favorit?" tanya Arshe ingin memastikan jika jawaban Raskal bukan lah kebohongan.
Pria itu kini mengangguk. "Nggak ada. Karena aku pikir makanan itu sama."
Well, Raskal memang seseorang yang begitu kaku ya? Bahkan makan favorit pun saja ia tidak punya.
"Kalau begitu aku bakal masak makanan favorit kamu. Jadi, makanan apa yang kamu suka?" Kini Raska lah yang memilih untuk bertanya denhan pertanyaan sama, guna mempermudah dirinya untuk menentukan menu makanan yang sejak tadi tidak selesai. Ia pikir, dengan Arshe yang menentukan maka permasalahan ini akan selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Chef's Love ✔️
RomanceBagi Raskal, menjadi juru masak selama empat tahun ini tidaklah mudah. Banyak rintangan, terutama pada keahliannya yang selalu disepelekan oleh sang atasan. Hidup Raskal cukup miris sejak dulu. Sempat berpikir jika kemirisan itu terus berlanjut sel...