44. The Sad Boy

216 30 8
                                    

Rupanya malam itu benar-benar menjadi malam terakhir bagi Raskal untuk bertemu dengan Arshe. Wanita itu menghilang, meninggalkan Raskal hingga tidak kembali lagi untuk menemui pria itu.  Hingga sampai berjalannya waktu, satu setengah tahun lamanya, Raskal masih memikirkan wanita itu walau keadaan sekeliling Raskal pun mulai berubah.

Mungkin katakan saja jika Raskal tidak akan bertemu dengan Arshe lagi. Mungkin memang kisah cintanya akan berakhir pada malam itu. Dan dia tidak tahu, apa yang dilakukan Arshe sekarang, entah di mana wanita itu berada yang jelas Raskal hanya berharap jika Arshe dalam keadaan yang baik saat ini, mungkin dengan pilihannya.

"Kal, lihat penggemar khe, menuhin teras depan!"

Satu tahun berlalu, yang dinamakan perubahan pada Raskal pun ternyata juga terjadi pada kepopuleran Raskal saat ini. Mungkin dahulu ia adalah pria tampan yang masih tergolong tertutup atau underated, namun sekarang, Raskal cukup terkenal berkat iklan yang ia mainkan untuk mempromosikan restorannya. Well, walau hanya iklan lokal saja, setidaknya hal itu bisa membuat beberapa remaja sering mendatangi restoran hanya untuk meminta foto bersama Raskal.

"Mungkin kalau khe datang ke Jakarta, ikut Master koki, bisa jadi khe jadi artis terkenal!" seru Made yang membayangkan bagaimana jika sang teman akan datang ke ibukota dan lebih fokus untuk mempromosikan dirinya di sana.

Tapi sayang, Raskal adalah orang yang tidak menginginkan ketenaran seperti itu. Tahu sendiri apa yang diinginkan pria itu bukan? 

Kemudian, daripada harus membiarkan anak remaja di sana terus bertengger di depan restoran dan hal itu akan membuat risih para pelanggan nantinya, maka Raskal memilih untuk keluar, setidaknya meladeni beberapa permintaan remaja di sana yang tak lain adalah berfoto.

"Ya Tuhan, Bli Raskal cakep banget. Nggak mau jadi artis di Jakarta aja, Bli?"

"Bli, udah punya pacar?"

Begitu kira-kira yang dikatakan remaja berseragam di sana, usai mendapatkan apa yang menjadi incaran mereka sejak tadi. Sementara Raskal hanya membalas dengan senyum tipis, tidak begitu menanggapi ucapan mereka yang mana memang tidak akan dikabulkan oleh Raskal.

Tidak lama kemudian, Made pun kembali muncul untuk menghampiri Raskal, karena nampaknya Raskal pun harus kembali ke dapur, untuk kembali ke realita yaitu memasakn untuk pelanggan. Walau ia sudah sedikit lebih terkenal, tentu saja tidak membuat Raskal istimewa dalam hal pekerjaannya. Yah, tetap saja sama seperti sebelumnya. Menjadi budak Steven yang selalu mendapatkan omelan dari si bule itu. Hal itu tidak berubah, walau Raskal telah menjadi artis sekali pun nyatanya.

"Sebelum Steven ngamuk cari khe dan nemuin khe di sini lagi asyik foto-foto, mending khe langsung balik ke dapur."

Begitu kata Made yang langsung membuat Raskal mengangguk, mungkin saja malah merasa terselamatkan. Sedangkan para remaja di sana langsung terlihat kecewa karena sang idola harus pergi kembali ke dapur.

"Ya udah Bli, kalau begitu besok lagi kita ke sini ya. Besok janji buat beli makanan deh!"

"Iya, beli yang banyak ya! Nanti Bli Raskal yang masakin untuk kalian," sahut Made membuat semangat para remaja itu semakin menyala saja. Dan Raskal langsung menyenggol lengan Made dengan tatapan kesal.

"Hehe, nggak papa sekali-kali, Kal." Made menyengir di sana seraya menggaruk tengkuk belakang kepalanya.

Dan sebelum masuk ternyata Made maupun Raskal pun memilih untuk memperhatikan kepergian para remaja di sana, yang nyatanya tidak benar-benar pergi. Remaja itu malah berpindah tempat ke kafe sebelah yang mana beberapa hari ini menjadi tempat tongkrongan banyak orang. Melihatnya Made langsung menggeleng kepala.

The Chef's Love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang