22. The Defense

262 37 8
                                    

Deringan ponsel itu berhasil membut Arshe terbangun dari tidurnya. Dengan lekas ia mengambil ponsel itu di nakas sebelah ranjang, lalu menatap sejenak nama sang penelpon di sana.

Raskal.

Nama pria yang sudah beberapa hari ini berputar di kepalanya, kembali membuat panggilan yang mana semenjak hari itu keduanya tidak saling berkomunikasi lagi. Arshe tidak tahu apa maksud Raskal menghubungi di tengah malam seperti ini. Ini adalah suatu hal yang tidak pernah terjadi, bahkan saat keduanya masih berhubungan baik, Raskal tidak pernah menghubunginya pada larut malam. Lalu, apakah berarti terjadi sesuatu yang buruk pada pria itu? Dan apakah hal itu bersangkutan dengan Arshe?

"Halo."

Arshe memilih untuk mengangkatnya sebelum panggilan itu berhenti. Mungkin ia harus tahu, apa yang sedang terjadi pada pria itu, karena jujur ada sedikit rasa cemas jikalau Raskal memang sedang tidak baik-baik saja.

"Bisa kamu ke restoran sekarang? Ada suami kamu di sini dan dia nggak memungkinkan untuk pulang sendiri."

Itu yang didapatkan dari Raskal di seberang sana. Hanya bisa membuat Arshe diam sejenak.

Jadi, bukan Raskal melainkan Eros? Pria itu menghubunginya karena Eros?

"Ya aku ke sana."

Tidak lagi memperlama obrolan, Arshe segera memutuskan sambungan keduanya, dan menatap layar ponselnya dengan nanar.

"Kal, apa kamu sudah membenci aku sekarang?"

***

Raskal hanya menatap lurus Eros yang kini telah sepenuhnya mabuk di depannya. Entah karena Eros memang tidak kuat untuk meminum alkohol, yang jelas pria itu sudah tidak menunjukan kesadaran penuh di sana. Pria itu hanya meletakan kepalanya di atas meja, sesekali mengigau tidak jelas.

Lalu, bagaimana dengan Raskal?

Tidak ada pilihan lainnya bagi untuk menghubungi orang yang ia tahu menjadi orang terdekat pria itu. Raskal mungkin bisa saja membawa Eros keluar sendiri, lalu membuangnya di tengah jalan, tetapi tentu hal itu tidak akan ia lakukan bukan? Raskal tidak bisa melakukan sesuatu yang kejam seperti itu.

Raskal hanya menghela napas panjang usai mendapati sosok Arshe yang ternyata sudah ada di depan restorannya. Wanita itu segera masuk ke dalam, menghampiri tempat Eros dan Raskal berada. Sebentar pandangan mereka bertemu, sebelum Arshe akhirnya menoleh pada Eros.

"Dia mabuk." Raskal berkata dengan tujuan memberitahu Arshe mengenai penyebab Eros bisa seperti itu.

Arshe hanya menjawab dengan anggukan kecil, nampak tidak ingin begitu memperpanjang pertemuan mereka dan memilih untuk menarik pelan lengan Eros agar ia bisa memapahnya menuju mobil. Beruntung Eros tidak sepenuh teler, dan masih bisa menggerakan tubuhnya walau masih lemah di saat Arshe mulai menuntun pria itu untuk berjalan dengan menjadikan tubuhnya sebagai pilar agar Eros tidak terjatuh.

Sementara Raskal? Hanya melihat adegan itu dengan hati menyelekit. Begini rasanya melihat Arshe bersama dengan pria lain, bersentuhan dengan pria lain, yang jelas membuatnya sangat cemburu. Namun walau begitu, Raskal bisa apa? Rasanya tidak mungkin ia memperlihatakan perasaannya itu di depan Arshe maupun Eros. Sekali lagi, memangnya siapa Raskal? Apa hak Raskal melakukan itu?

Berbeda dengan Arshe di sana, ia nampak agak kesulitan untuk menuntun tubuh Eros yang cukup berat, dan sesekali langkahnya kesulitan untuk berjalan. Arshe hanya bisa menahan kuat tubuh pria itu, hingga pada akhirnya kaknya oleng dan hampir terjatuh  jikalau tidak ada tangan seseorang yang menahannya dari samping.

The Chef's Love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang