Raskal menaruh secangkir cokelat panas yang ia buat untuk Arshe di hadapan wanita itu yang mana telah menempatkan diri di sofa, tepatnya di depan televisi. Nampak Arshe baru saja duduk di sana setelah membersihkan diri dan memakai pakaian hangat yang mana telah dibelikan oleh Raskal. Walau terlihat kebesaran, setidaknya sweater ini sangat membantu Arshe untuk menjauhkannya dari rasa dingin.
"Udah nggak kedinginan lagi, kan?" tanya Raskal seraya menatap Arshe yang tengah menyeruput cokelat panas pemberiannya dengan pelan-pelan di sana.
"Hm, udah hangatan kok." Arshe menjawab usai menikmati minuman hangat dari Raskal tersebut, dan menggenggam cangkir itu dengan kedua tangannya. "Makasih ya, Kal."
"Iya sama-sama," jawab Raskal lalu mengambil alih cangkir Arshe dan menaruhnya di atas meja. "Taruh meja dulu, nanti tangan kamu kepanasan," lanjutnya lagi sebelum Arshe bertanya lebih jelas mengapa ia melakukan itu.
Maka dari itu Arshe memilih untuk menatap Raskal dengan senyuman kecil yang hadir pada bibirnya.
"Kamu perhatian banget ya, Kal."
"Dan mungkin aku lakuin itu cuma untuk kamu. Rasa perhatian aku cuma khusus untuk kamu," kata Raskal di sana dengan kembali menatap Arshe dengan tatapan penuh makna. Sedangkan Arshe hanya membalas tatapan itu dengan senyum yang tidak pernah luntur dari bibirnya.
"She," guman Raskal yang mana ingin mengatakan sesuatu yang nampaknya sangat penting untuk ia utarakan, dan hal itu pun berhubungan dengan Arshe. Raskal hanya ingin mengetahui apa sebenarnya yang terjadi pada wanita itu dan tidak akan menutup mulut untuk mempertanyakan hal itu.
"Memang nggak seharusnya aku bertanya pada sesuatu yang mana mungkin jadi suatu privasi bagi kamu, tapi She, aku nggak bisa menahan lebih lama untuk tetap diam dan bertingkah seolah aku nggak peduli sama kamu. Oleh karena itu, boleh aku tahu apa yang membuat kamu seperti kemarin, Arshe?" tentunya pertanyaan itu menandakan jelas mengenai kondisi Arshe yang kemarin lusa. Saat wanita itu berada di tengah hujan dengan kondisi yang sangat memilukan di sana, itu lah yang menjadi maksud dari pertanyaa Raskal barusan. Raskal hanya tidak ingin berlama-lama untuk bersikap seolah tidak tahu apa-apa, karena lebih baik wanita itu menceritakan semua hal padanya, yang mana bisa membuat Raskal meyakini jika dirinya bisa menjadi tempat terbaik untuk wanita itu.
Arshe yang tak lagi menatap Raskal kemudian menjawab usai agak lama diam, sementara Raskal dengan sabar menunggu wanita itu berbicara.
"Aku tahu pasti kamu akan bertanya tentang itu, Kal. Tapi, boleh aku bilang kalau belum siap menjawabnya?"
Kembali Arshe mengatakan di mana dirinya sedang menolak untuk mengatakan apa yang telah terjadi padanya.
"Karena aku nggak mau mengingat apa yang sudah menyakiti aku kemarin, Kal. Aku hanya ingin bersenang-senang sama kamu dan nggak mau harus mengingat hal itu lagi." Arshe kembali menjawab di sana, kini menatap Raskal dengan tatapan dalam seakan wanita itu benar-benar tidak sanggup untuk menceritakan apa yang telah terjadi padanya. "Tapi aku janji akan menceritakan semua sama kamu, jika aku sudah siap. Jadi, biarkan aku merasa nyaman dulu sejenak bersama kamu di sini, ya?"
Hingga membuat Raskal tidak bisa berkata-kata lagi setelahnya. Ia pun tidak akan memaksa jika Arshe belum siap untuk menceritakan apa yang telah dialami wanita itu. Pria itu hanya menghela napas setelahnya, lalu mengalihkan pandangannya ke arah bawah sementara Arshe masih menatapnya dengan lekat.
"Kalau begitu, aku nggak maksa kamu buat jawab, She." Raskal berkata lalu melanjutkan kembali rupanya beserta dengan tatapannya yang kembali ke arah Arshe di sana."Tapi aku ingin tanya satu hal lagi, dan aku harap kamu bisa menjawabnya."
"Apa arti aku bagi kamu?"
Kali ini Raskal ingin tahu mengenai perasaan Arshe untuknya. Raskal hanya ingin jika hubungan mereka memiliki sesuatu kejelasan di mana, ia pun ingin menegtahui apa maksud dari semua perlakuan Arshe untuknya. Terutama sikap Arshe yang sejak kemarin berhasil membuat perasaan Raskal tidak karuan. Raskal hanya ingin memastikan jika ia tidak sedang berada dalam fase berkhayal saat ini. Ia ingin tahu perasaan Arshe walau ia tahu jika wanita itu telah memiliki pasangan. Namun, hanya mempertanyakannya saja, tidak akan menjadi masalah, bukan? Raskal pun tidak berharap lebih jika Arshe mencintainya atau tidak. Ia hanya ingin kepastian yang jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Chef's Love ✔️
RomanceBagi Raskal, menjadi juru masak selama empat tahun ini tidaklah mudah. Banyak rintangan, terutama pada keahliannya yang selalu disepelekan oleh sang atasan. Hidup Raskal cukup miris sejak dulu. Sempat berpikir jika kemirisan itu terus berlanjut sel...