Happy reading 🥰
Dua pemuda itu masih terdiam di tempat masing-masing. Kopi dengan jenis yang sama di hadapan mereka bahkan sudah tidak lagi mengepulkan asapnya. Mereka sama-sama belum menemukan kalimat yang tepat untuk membuka obrolan.
Gabriel membenarkan letak duduknya, sekadar basa-basi sebentar dengan gerakan untuk membunuh kesunyian di antara mereka. "Maafkan aku."
Pria di seberangnya tersenyum kecut. "Untuk apa?"
"Tidak bisa menjaga Hana." Gabriel lagi-lagi membuang pandangannya, tak sanggup menatap mantan tunangan sahabatnya.
"Hana sudah dewasa, dia bisa menentukan pilihan hidupnya sendiri," tanggap Alan seolah ia baik-baik saja.
Helaan napas Gabriel suapkan ke udara. Ada raut menyesal yang begitu kentara. "Hana bukan wanita seperti itu."
"Seperti apa?" tanya Alan dengan raut yang masih tenang.
"Kejadian ini tidak seperti yang kamu pikirkan, Alan." Gabriel kali ini menatap Alan sungguh-sungguh.
Alan tersenyum lagi. "Memangnya apa yang aku pikirkan, Gab? Apa yang kupikirkan tentang Hana?"
"Sebenarnya Hana tidak berselingkuh darimu," kata Gabriel ragu-ragu. Hana melarangnya untuk menjelaskan apa pun pada Alan jika suatu hari nanti Alan kembali. Hana ingin Alan membencinya hingga akan mudah bagi pria itu untuk melupakannya.
Namun, Gabriel sungguh tak rela Alan salah paham dengan Hana."Gabriel," kata Alan dengan helaan napas pelan. "Aku adalah orang yang akan tertawa paling keras jika Hana benar-benar berselingkuh dariku. Aku tidak mungkin memperjuangkan Hana hingga mati-matian mengejar karirku untuk restu dari orang tuaku jika aku tidak yakin bagaimana perasaan Hana padaku."
Gabriel bergeming, ia mengenal Hana dan Alan dengan sangat baik. Mereka selalu saling melindungi apa pun yang terjadi. "Kamu sudah tahu semuanya?"
"Meski tahu, aku tidak bisa berbuat apa-apa. Biarkan Hana bahagia dengan kehidupan barunya." Alan tidak sekuat itu. Ia bahkan berminggu-minggu kalang kabut di Canada saat sudah tidak bisa menghubungi Hana. Mamanya juga hanya mengatakan akan menceritakan semua yang terjadi di sini ketika Alan pulang nanti.
Kaca lemari yang pecah, vas bunga yang sudah tak cantik lagi hingga perabotan yang tidak pada tempatnya adalah saksi bisu betapa marah Alan saat itu karena keputusan sepihak dari Hana. Ia mengamuk seluruh isi apartemennya.
Berminggu-minggu Alan terus dihantui rasa penasaran apa kesalahannya sampai Hana memutuskan untuk membohonginya dengan berselingkuh. Tentu saja sejak pertama kali mendengar, Alan tahu jika Hana berbohong. Ia lebih melihat kepada dirinya sendiri. Apa kesalahannya hingga Hana menyerah atas hubungan mereka yang sebenarnya tidak selalu mulus. FC
Seperti Hana menyerah di detik terakhir perjuangan mereka untuk kembali bersatu. Saat Alan yakin selangkah lagi menggenggam restu papanya.
"Kamu tetap mencintainya?" tanya Gabriel hati-hati.
"Bukankah itu sudah sangat jelas bagimu, Gabriel? Hubunganku dengan Hana bukan hubungan anak SMA yang ketika sekali kecewa akan langsung tidak cinta. Hubungan kami bukan setahun atau dua tahun, Gab. Bisakah aku berhenti mencintainya hanya dengan jentikan jari? Mustahil."
"Aku tahu," kata Gabriel yang sebenarnya sudah kehilangan kata-katanya.
"Bagaimana kabar Hana?"
"Kalian butuh bertemu."
Alan menggelengkan kepalanya pelan. "Hana tidak akan bisa menahannya. Kami masih saling merindukan, dan ini tidak akan baik untuk pernikahannya."
"Setidaknya kalian bisa menyelesaikan hubungan kalian dengan benar," saran Gabriel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me Who You Love (Pindah ke Kubaca dan Icannovel)
Romance"Ini terlalu lama, Sam. Pada akhirnya kamu tetap harus memilih antara aku atau Clarine. Jangan egois dengan berpikir kamu bisa memiliki keduanya." "Aku tahu. Aku sangat paham perasaanmu, Hana. Clarine sangat penting bagiku, tapi... aku mungkin harus...