Happy reading 😍
Tepat saat jarum jam baru saja melewati angka dua belas, Samuel sampai di rumahnya.
Ia menerima kunci mobil dari sopir panggilan dan masuk ke dalam rumah dengan gerakan yang sedikit lambat. Di ruang tamu, Samuel baru menyadari ada seseorang yang duduk di sana.
Clarine masih duduk tenang di sana dengan kedua tangan terlipat di dada dan kaki saling menyilang. Punggungnya juga masih tegak, entah sejak kapan dia ada di posisi itu.
Saat mendengar suara pintu dibuka dari luar, Clarine menoleh sekilas pada Samuel, kemudian meluruskan kembali pandangannya. "Karena wanita itu, kamu mabuk? Masih tidak bisa melepaskannya?"
Samuel menekan kedua pangkal alisnya sejenak sebelum berjalan ke belakang Clarine. Pria itu menghela napasnya. "Ini sudah lewat tengah malam, sebaiknya kamu pulang dan segera beristirahat."
"Kamu mengusirku?" tanya Clarine sengit dan menoleh ke belakangnya. Ia hanya mendapati Samuel yang membuang pandangannya. "Kenapa? Bahkan sekarang kamu tidak senang dengan keberadaanku?" Wanita itu berdiri dan memutari sofa untuk berhadapan dengan Samuel.
"Clarine, bukan begitu. Saat ini, kita sedang tidak bisa bicara. Tidak ada yang bisa kita bicarakan. Aku takut jika kamu akan salah paham jika kita terus membahasnya."
"Perasaanmu pada Hana semakin terlihat jelas. Jika tahu akan seperti ini, aku tidak akan sudi menerima permintaan maafmu dan menjadi simpananmu!" tuturnya sengit. Matanya lebih lebar karena ia mulai terbakar emosi.
"Kamu bukan simpanan!" ujar Samuel cepat. Ia sekali lagi menghela napasnya dan mengambil satu langkah ke depan untuk lebih dekat dengan Clarine. Kedua tangan pria itu meremas bahu Clarine pelan. "Aku mencintaimu, itu kenapa aku ingin kita tidak putus."
Clarine menatapnya sinis. "Kamu bahkan tidak takut putus tadi siang. Kenapa sekarang mengatakan kata-kata memuakkan seperti ini lagi? Apakah Hana sudah muak dengan kata-kata seperti ini sampai dia dengan suka rela meninggalkanmu?"
Clarine tahu kata-katanya kejam. Namun, ia tidak mencoba menahan diri. Menjadi simpanan dari suami orang sudah sangat melukai kehormatannya. Malah sekarang Samuel bingung dengan perasaannya sendiri. Tentu saja Clarine merasa harga dirinya sangat diinjak-injak. Apa yang ia lakukan selama ini terasa tidak dihargai sama sekali oleh Samuel jika sampai pria itu berpindah hati.
"Jangan membicarakan tentang Hana." Hanya itu yang bisa Samuel katakan setelah melepaskan bahu Clarine.
"Masalah kita ada karena Hana! Jika wanita itu tidak muncul, kita sudah menikah, Sam! Jika saja kamu tidak menghamili wanita murahan itu—"
"Hentikan, Clarine!" bentak Samuel mulai kehilangan kesabarannya menghadapi Clarine.
"Kenapa? Tidak suka aku mengatainya murahan? Itu kenyataannya! Dia tidur bersama tunangan orang, jika bukan murahan, apa namanya?" tantang Clarine semakin menekan Samuel dengan kata-katanya.
Samuel mengusap wajahnya kasar. "Ini semua salahku! Semuanya salahku! Puas?"
"Memang salahmu! Apa yang bisa kamu lakukan sekarang untuk memperbaiki semuanya? Sam, kamu tahu aku bisa saja meninggalkanmu sekarang juga dan mendapatkan laki-laki lain. Tapi kamu yang memohon padaku untuk tetap bersamamu dan menjamin kita akan menikah dan memiliki rencana masa depan lainnya. Aku sudah mengorbankan banyak hal hanya demi kamu, Sam! Apa sekarang kamu ingin lepas tanggung jawab terhadapku?"
"Aku tidak mengatakannya," jawab Samuel dingin.
"Tapi sikapmu menunjukkan bahwa sebentar lagi kamu akan berlari pada Hana dan meninggalkanku!" Clarine masih meledak-ledak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me Who You Love (Pindah ke Kubaca dan Icannovel)
Romance"Ini terlalu lama, Sam. Pada akhirnya kamu tetap harus memilih antara aku atau Clarine. Jangan egois dengan berpikir kamu bisa memiliki keduanya." "Aku tahu. Aku sangat paham perasaanmu, Hana. Clarine sangat penting bagiku, tapi... aku mungkin harus...