Komentar tembus 500 bonus setengah chapter 🤣
Happy reading 🥰
Tepat saat Hana menghidangkan makanan terkahir di meja makan, pintu rumah Gabriel terdengar terbuka dari luar. Hana melirik jam dinding yang menunjukkan pukul tujuh malam.
Tadi Gabriel mengatakan padanya akan pulang jam tujuh, tapi Hana kira Gabriel jam tujuh baru keluar dari kantor, bukan sampai di rumah.
"Kupikir kamu seharusnya masih di jalan, untung saja makanan—" Hana menghentikan ucapan dan langkahnya saat melihat siapa yang masuk ke ruang makan.
Pria itu juga tampak terkejut melihat keberadaan Hana.
"Alan," gumam Hana hampir tak percaya melihat mantan tunangannya ada di rumah Gabriel.
Tidak heran jika Alan bisa masuk begitu saja ke rumah Gabriel karena password rumah Gabriel tidak pernah berubah selama bertahun-tahun.
Keduanya sama-sama terdiam untuk sesaat. Saat tatapan Alan tiba-tiba turun ke perutnya, Hana langsung membalik tubuhnya. "Kamu ada perlu dengan Gabriel? Dia belum pulang." Suara Hana terdengar tidak nyaman.
Alan berjalan melewati Hana menuju kamar Gabriel.
Hana langsung kembali ke dapur dan memegangi dadanya yang tiba-tiba berdetak kencang. Ia meraih ponsel di atas meja untuk menghubungi Gabriel.
"Hallo."
"Gab, Alan ada di rumahmu."
"Oh, ada pekerjaan. Aku sudah di jalan, kalian ngobrol saja dulu," goda Gabriel yang sebenarnya paham sekali bagaimana perasaan Hana sekarang. "Ini sedang macet."
"Ngobrol kepalamu!" kesal Hana. "Jangan beralasan, cepat kembali! Jam segini tidak ada macet!"
Gabriel terkekeh. "Dia pasti terkejut kamu ada di rumahku."
"Kamu pikir aku tidak terkejut? Ini sama sekali tidak lucu!"
"Dia tadi bilang akan mengambil flashdisk di rumahku. Aku meletakkannya di laci meja kerjaku, bantu Alan mencarinya jika tidak ketemu."
"Kamu bilang saja sendiri!" Hana langsung menutup panggilan teleponnya.
Ia mendengkus kesal pada sahabatnya ini. Bisa-bisanya Gabriel sengaja menjebaknya bersama Alan di sini.
Pintu kamar Gabriel terdengar terbuka, spontan saja Hana mendongakkan kepalanya untuk menatap kamar Gabriel.
Tampak Alan sedang menempelkan ponselnya ke telinga dan melirik Hana sekilas sebelum duduk di atas sofa.
Hana tidak keluar dari dapur, ia hanya mencuri pandang dari balik meja pantry.
Alan menatap layar ponselnya dengan dahi yang sedikit mengernyit lalu menoleh untuk menatap Hana. "Gabriel memberi tahumu kapan dia akan pulang?"
"Oh?" Hana tak siap dilempari pertanyaan hingga ia menjadi linglung sesaat. "Dia sedang di jalan, harusnya sebentar lagi sampai. Kamu mencari sesuatu?"
"Flashdisk. Gabriel bilang flashdisk-nya ada di atas nakas, tapi aku tidak menemukannya."
"Biar kulihat," kata Hana mencoba menenangkan diri dan berjalan melewati ruang makan untuk ke kamar Gabriel.
Tanpa Hana duga, Alan mengikutinya dari belakang. Alan sengaja tidak menutup pintu kamar.
Hana berjalan ke arah meja kerja Gabriel dan mencoba membuka lacinya. "Seharusnya ada di sini, tapi lacinya terkunci."
Alan mengeluarkan ponselnya lagi dan mencoba menghubungi Gabriel. "Dia tidak mengangkat teleponnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me Who You Love (Pindah ke Kubaca dan Icannovel)
Romance"Ini terlalu lama, Sam. Pada akhirnya kamu tetap harus memilih antara aku atau Clarine. Jangan egois dengan berpikir kamu bisa memiliki keduanya." "Aku tahu. Aku sangat paham perasaanmu, Hana. Clarine sangat penting bagiku, tapi... aku mungkin harus...