Panjang banget nih, jangan lupa tinggalkan jejak yes🥰
Komentar tembus 500 bonus 1 chapter 💖
Happy reading 😍
"Kamu menghubunginya?" Pertanyaan Hana tidak lagi berbasa-basi.
Alan menepikan mobilnya saat ia merasa perlu bicara serius dengan Hana.
Hana menunggu dengan sabar pria itu menjelaskan semuanya.
"Hana." Alan mengawali dengan menatap Hana di sebelahnya. "Sehari sebelum pertunangan kita, ayahmu menemuiku."
"Dia di Indonesia saat itu?" tanya Hana terkejut.
Alan mengangguk. "Dia menyampaikan beberapa hal padaku yang seharusnya tidak aku katakan padamu. Aku tahu kamu tidak akan terima jika aku menyebut ada kesalahpahaman di antara kalian. Tapi dari sudut pandangku, kamu dan ibu salah paham padanya."
Hana mengapit bibirnya ke dalam saat Alan tidak lagi menggunakan kata ibumu untuk menyebut Rosa, tapi ibu. Seperti panggilan Alan sebelum mereka putus. Ia tidak yakin dengan perasaannya baru saja yang seperti Alan sengaja semakin memperpendek jarak pada hubungan mereka.
Hana menjadi cemas.
"Setelah bertahun-tahun dia merintis kariernya di Belanda, bolak-balik Indonesia Belanda, akhirnya dia harus menetap di sana. Dia bisa memberikan kehidupan yang lebih baik untukmu dan ibu." Alan menjeda, mematri setiap perubahan ekspresi Hana agar ia tahu di mana ia harus berhenti. Namun, sampai saat ini wanita itu tidak menunjukkan perubahan ekspresi wajah yang berarti.
Alan memutuskan untuk lanjut bercerita. "Hana, aku tahu ayahmu adalah luka terbesarmu dan seharusnya aku tidak mengangkat obrolan ini. Aku pikir pertemuan itu adalah yang pertama dan terakhir kalinya lalu aku bisa menyimpan semua ini sendirian. Mengikuti perasaan kecewamu padanya seperti tidak pernah tahu apa yang terjadi sebenarnya."
"Katakan intinya." Hana terlihat mulai tidak sabar.
"Jika aku percaya padanya tentang semua yang dia katakan, kamu dan ibu hanya salah paham padanya. Perusahaan itu adalah kerja kerasnya selama bertahun-tahun untuk kalian. Selama bertahun-tahun juga ibu mendukungnya, menunggunya pulang, dan mengantarnya ke bandara setiap akan kembali ke Belanda."
"Hari itu, mereka bertengkar hebat. Ayahmu berniat membawa kalian ke Belanda seperti rencana awalnya yang seharusnya disetujui ibu. Tapi sebelum hari itu tiba ada kerabatmu yang meninggal, ibu mengungkitnya di depan ayahmu karena dia tidak datang. Ibu benar-benar marah karena berpikir ayahmu mementingkan keriernya daripada kalian."
"Itu kenyataannya," tanggap Hana dengan suara datar. Wanita itu menatap kosong pada jalanan yang sepi.
Alan menahan diri untuk tidak menggenggam jemari Hana dan menyalurkan kekuatan di sana. "Hana, aku tidak ingin hal ini akan membuatmu banyak berpikir. Tapi aku harus mengatakannya. Keluarga ibumu semuanya adalah keluarga terpandang. Johnny Wu mengatakan, setiap pertemuan keluarga, hanya dia yang berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja. Dia ingin memberikan status juga untuk ibumu di depan saudara-saudaranya."
"Apa pentingnya status?" tanya Hana sambil menatap Alan. "Kami bahagia sebelumnya dengan hidup sederhana. Pekerjaan dia sebelumnya juga sudah tetap, kami tidak kekurangan apa pun, Alan."
"Pemikiran seorang anak dan ayah berbeda, Hana. Saudara ibumu memiliki pasangan tokoh politik, petinggi sebuah rumah sakit besar, pemilik perusahaan batu bara terbesar di Indonesia. Sedangkan ayahmu saat itu hanya seorang manajer di perusahaan yang cukup terkenal. Tapi baginya, itu tidak cukup."
"Karena itu dia egois dan meninggalkan kami."
"Hana, bukan semata-mata karena karier. Tapi kekecewaan yang mendalam pada ibu yang tiba-tiba tidak menyetujuinya pergi ke Belanda yang membuat ayahmu akhirnya mengambil keputusan di tengah amarahnya dan pergi ke Belanda tanpa kalian."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me Who You Love (Pindah ke Kubaca dan Icannovel)
Romansa"Ini terlalu lama, Sam. Pada akhirnya kamu tetap harus memilih antara aku atau Clarine. Jangan egois dengan berpikir kamu bisa memiliki keduanya." "Aku tahu. Aku sangat paham perasaanmu, Hana. Clarine sangat penting bagiku, tapi... aku mungkin harus...