Chapter 66

2.7K 416 41
                                    

Happy reading 😍

Samuel membalas tatapan Alan tak kalah tajam. "Jangan-jangan anak itu bukan anakku, tapi anak orang ini."

Alan merangsek maju dan mencengkeram kerah kemeja Samuel dengan kuat. "Hana bukan wanita rendahan. Jika kamu menganggapnya sama rendahan sepertimu yang berselingkuh dengan mantan tunanganmu, kamu salah besar. Dia berbeda dengan Samuel Atmaja yang tidak punya moral dan berselingkuh dengan wanita yang bahkan sudah digunakan banyak orang!" Mata Alan menyiratkan kemarahan yang tidak ia sembunyikan.

Mendengar wanita yang masih menjadi pemilik hatinya direndahkan oleh orang lain, ia merasa sangat murka.

Samuel mengepalkan tangannya dengan kuat.

"Alan." Hana langsung meraih pergelangan tangan kiri Alan dengan kedua tangannya. "Lepaskan, kamu terlalu terhormat untuk berurusan dengan orang seperti dia."

Alan membuang napasnya dengan kasar dan melepaskan cengkraman tangannya di kerah Samuel dengan kasar. "Ini adalah terakhir kalinya kamu bisa mengatakan hal buruk tentang Hana!" peringat Alan tak main-main.

Hana memperkuat tarikannya agar Alan mau ikut masuk ke apartemen daripada memperpanjang pertengkarannya dengan Samuel. Alan mengalah dan berbalik untuk meninggalkan Samuel yang tengah dibakar amarah.

Samuel tidak tinggal diam, ia kembali berucap, "Hana, lebih baik kamu segera melakukan tes DNA untuk membuktikan jika itu adalah anakku."

Alan langsung memutar tubuhnya untuk menghampiri Samuel. Namun, Hana langsung memeluk lengannya dengan kuat.

Wanita itu menatap Samuel dengan kemarahan yang tidak bisa ia tahan lagi. "Jika DNA bayi ini tidak cocok denganmu, betapa bersyukurnya aku! Aku bahkan lebih rela hamil dengan pria liar di luaran sana daripada dengan pria tidak tahu diri sepertimu!"

Hana melepaskan tangan Alan dan maju selangkah. "Kamu adalah orang paling pecundang yang pernah kutemui, Samuel. Demi Tuhan, aku bahkan tidak rela anakku tahu jika dia ada hubungan dengan orang sepertimu!" Hana merasakan dadanya bergemuruh dengan kemarahan, jadi ia segera berbalik dan berjalan menuju lift.

Alan tersenyum sinis menatap Samuel. "Penyesalan akan datang terlambat. Jika sekarang kamu belum merasakannya, percayalah penyesalan itu akan segera menghampirimu. Kamu sudah menyakitinya terlalu lama, jika tidak bisa menyembuhkannya, lebih baik kamu diam!" Pria itu tak butuh tanggapan dari Samuel dan langsung menyusul Hana yang baru saja masuk ke dalam lift.

Saat pintu baru saja tertutup, tubuh Hana melemas dan Alan langsung menangkapnya.

"Hana."

Hana berpegangan pada lengan Alan. "Setiap bertengkar dengan Samuel, tenagaku seperti terkuras habis."

"Aku baru pertama kali melihat kamu bisa semarah ini. Awalnya aku terkejut, tapi melihat betapa berengseknya pria itu, kemarahan saja rasanya tidak cukup." Alan membantu Hana berdiri.

"Seharusnya dulu aku bisa lebih egois dan tidak menikah dengannya."

Untuk itu, Alan kesulitan menanggapi. Hana juga segera menyadari ucapannya yang seharusnya tidak ia katakan di depan Alan. Hana tidak ingin membuka kesempatan palsu untuk pria itu. Beruntungnya pintu lift segera terbuka. Ia dan Alan jadi tidak perlu memperpanjang ucapan canggung tadi.

Alan menuntun Hana keluar dan membawa wanita itu ke unit apartemennya. "Kamu tampak tidak sehat. Bisakah kita ke rumah sakit?" tanyanya sembari memasukkan password apartemen Hana.

Alan tertegun sejenak dengan tindakannya yang spontan itu, jika ia datang ke apartemen Hana, ia memang tidak pernah mengetuk dan langsung memasukkan password yang begitu ia hafal di luar kepala.

Tell Me Who You Love (Pindah ke Kubaca dan Icannovel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang