Happy reading 😍
Kesalahpahaman mereka telah diluruskan. Hana memandangi ayahnya yang sedang menonton televisi.
Pemandangan ini telah tidak ia lihat lagi selama belasan tahun. Setiap pulang kerja, Hana biasanya langsung menyambut ayahnya di depan pintu, menerima gendongan dari pria itu hingga ke kamar kedua orang tuanya.
Di depan pintu, Hana akan diturunkan sedangkan Johnny akan mandi. Hana akan kembali bermain di dapur sembari melihat ibunya memasak. Rutinitas itu terasa kembali menghangatkan matanya. Hana ingin menangis lagi.
Tangan keriput ayahnya sedang memegang cangkir kopi yang tadi ia buatkan, sedangkan dirinya melipat baju yang baru saja kering dijemur.
Jika di dapur yang kosong itu ada ibunya yang sedang membuat camilan, Hana pasti tidak akan ingat lagi pernah ada luka di hatinya.
"Apa Ayah biasanya juga bersantai seperti ini? Dini bilang perusahaan Ayah sangat besar hingga mungkin Ayah tidak akan memiliki waktu santai untuk diri sendiri." Hana kembali membuka obrolan mereka.
Johnny menoleh pada putrinya, meninggalkan tontonan berita di dalam televisi. "Tidak pernah sesantai ini sebelumnya."
"Apa Ayah meninggalkan banyak pekerjaan di Belanda?"
"Semuanya sudah diatasi. Ayah akan menemanimu sampai kamu melahirkan."
Hana terkejut. "Kenapa?"
"Apa tidak boleh?"
"Bagaimana dengan pekerjaan Ayah?" tanya Hana khawatir. Ia tidak pernah mencari tahu tentang ayahnya di Belanda. Namun, akhir-akhir ini akibat berita Samuel dan Clarine yang sudah bisa dipastikan perbuatan ayahnya, Dini selalu menggali informasi soal Johnny Wu. Sedikit banyak kini Hana tahu seberapa berpengaruh ayahnya sebagai seorang pebisnis.
Meninggalkan pekerjaannya begitu lama untuk menemaninya melahirkan Hana rasa terlalu berlebihan.
"Ayah bisa mengerjakannya dari sini."
"Bisakah?" tanya Hana ragu. "Hana tidak melahirkan satu bulan lagi, paling tidak dua sampai tiga bulan lagi."
Johnny Wu tersenyum hangat. "Bahkan jika kamu mengizinkan, ayah ingin melihat cucu ayah lebih lama."
Hana tak bisa berkata-kata.
"Sayang, duduklah di sini. Ada hal penting lain yang ingin ayah bicarakan." Johnny menepuk tempat di sebelahnya.
Hana mengernyit sebentar sebelum beranjak dan duduk di sebelah ayahnya.
"Hubungi ibumu, dia selalu khawatir diam-diam padamu."
Hana semakin terkejut ketika tiba-tiba ayahnya membahas sang ibu.
"Berita Samuel sudah meluas beberapa minggu. Kamu tidak berpikir bahwa ibumu belum tahu, kan?"
Tatapan Hana meredup. Setiap malam sebelum ia tertidur, hal yang paling ia pikirkan adalah ibunya. Hana tidak tahu bagaimana memulai dengan ibunya untuk menjelaskan permasalahan ini secara langsung. Bahkan Hana belum memberi tahu ibunya bahwa ia sudah bercerai.
Media tidak secara terang-terangan membahas perceraiannya. Namun, setiap artikel tentang perselingkuhan Samuel dan Clarine selalu ada makna yang mereka siratkan bahwa sekarang ia dan Samuel bukan lagi suami istri. Hana tahu ini juga hasil tangan ayahnya.
"Hana tidak tahu harus memulai dari mana. Hana tidak naif, berpikir bahwa Ibu belum tahu soal ini. Tapi selama Ibu belum bertanya langsung pada Hana, ada perasaan Hana bisa terus mengulur waktu. Ayah, Ibu pasti sangat terluka. Ibu yang membujuk Hana untuk mau dinikahi Samuel dulu. Hana tidak ingin melihat Ibu merasa bersalah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me Who You Love (Pindah ke Kubaca dan Icannovel)
عاطفية"Ini terlalu lama, Sam. Pada akhirnya kamu tetap harus memilih antara aku atau Clarine. Jangan egois dengan berpikir kamu bisa memiliki keduanya." "Aku tahu. Aku sangat paham perasaanmu, Hana. Clarine sangat penting bagiku, tapi... aku mungkin harus...