Chapter 27-I Love Him too

4.7K 492 272
                                    

Cie yang kangen🤣

Happy reading 🥰

"Selama Hana masih sanggup bertahan," lirih Hana terjeda sejenak, ada rasa ngilu yang menjalar di hatinya, "semua akan baik-baik saja."

Lusi menangkap punggung tangan Hana di atas meja. "Ibu dan Ayah sangat egois selama ini, Hana. Kami pikir Samuel akan berubah. Ibu tidak tahu Samuel masih berhubungan dengan Clarine."

Ditatapnya mata sendu sang mertua dengan senyum yang masih ia paksakan tersemat. "Kemarin ... baru kemarin sore Samuel bilang dia memutuskan Clarine. Hana tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada mereka, tapi Samuel bilang dia ingin benar-benar bertanggung jawab. Jika mereka benar-benar putus hanya karena Samuel ingin bertanggung jawab, bukankah Hana berhak memberinya kesempatan terakhir?"

Lusi tak sanggup membendung air matanya. Ia berdiri dan merengkuh tubuh Hana ke dalam dekapannya. Diusapnya punggung Hana yang berselimut rambut panjang perempuan itu dengan sayang. "Kamu berhak bahagia, Hana. Ajak Samuel kembali ke sini. Ibu akan menjagamu dan cucu ibu."

"Ibu ...." Hana membalas pelukan Lusi. "Soal tinggal sendiri di rumah kami adalah keputusan Samuel. Hana tidak bisa mematahkan prinsipnya sebagai pria yang sudah menikah. Hana tahu ibu khawatir, tapi tolong doakan kami. Doakan kami agar pernikahan ini bisa dipertahankan." Dalam hatinya, Hana mengaminkan doa itu setulus-tulusnya. Demi sang buah hati, Hana rela mengalah sekali lagi dan memberikan Samuel kesempatan terakhir untuk memperbaiki kesalahannya.

Hana benar-benar berharap Samuel akan menjadi pria yang bisa menjaganya dan anak mereka nanti. Membayangkan hal itu membuat Hana lantas menitikan air mata harunya. Bukti harapan besar Hana itu sampai membasahi bahu Lusi yang baru saja menjadi tempat bersandarnya. Jika bisa, ia ingin memeluk ibunya dengan erat. Menumpahkan segala beban yang selama ini ia pendam sendirian. Berpura kuat dan baik-baik saja. Bahkan di beberapa waktu, Hana muak pada dirinya sendiri.

"Beruntungnya Samuel memiliki istri pengertian seperti kamu, Hana. Hati ibu bahkan terasa sakit saat tahu bagaimana Samuel secara terang-terangan bermesraan dengan Clarine di rumah kalian, tapi kamu masih mampu memaafkannya." Lusi menepuk-nepuk punggung Hana pelan. Rasa berterima kasih karena Hana masih bertahan pada putranya tidak sanggup ia ungkapkan dengan kata-kata. Jika itu wanita lain, mungkin wanita itu akan meneriakkan kutukan untuk keluarga mereka. Meninggalkan Samuel tanpa ragu sedikit pun.

Hana melipat bibirnya sebentar untuk menahan tangisnya. Setelah dapat mengendalikan diri, Hana melepaskan pelukan mereka. "Ini seperti Hana sedang memberikan kepingan terakhir yang kemarin bisa Hana selamatkan, Ibu. Hana kadang juga masih ragu untuk tetap bersama Samuel dan memberinya kesempatan terakhir. Tapi Hana tidak bisa berbohong jika hati Hana juga masih berharap."

Lusi menuntun pelan menantunya untuk kembali duduk dan mereka kembali saling menatap dari tempat masing-masing. "Kamu sudah bertahan sampai sejauh ini. Kamu sudah berkorban sampai seperti ini. Ibu yakin, ini saatnya kalian bahagia. Samuel pasti sudah sadar dengan semua pengorbananmu selama ini, Hana. Samuel pasti akan menjaga kalian dengan baik."

Hana mengangguk pelan. Wanita berbadan dua itu kembali berdiri dan langsung bersimpuh di hadapan Lusi, membuat ibu mertuanya itu terkejut setengah mati.

"Hana, kamu sedang apa? Bangun, Sayang." Lusi segera bergerak membantu Hana berdiri, tetapi Hana bersikukuh dengan posisinya.

Hana menggenggam kedua tangan Lusi dengan wajah yang ia tenggelamkan serta di sana. Ia menangis lagi. "Hana butuh restu Ibu." Wanita itu terisak hebat. "Hana ingin bayi ini benar-benar dicintai oleh Samuel. Ha-Hana tahu Samuel sangat mencintai Clarine. Hana juga tahu dia tidak mungkin bisa mencintai Hana. Tapi bayi ini tidak bersalah. Hana ingin Ibu merestui pernikahan kami, meski Ibu dan Ayah pasti juga kecewa karena kehilangan wanita sebaik Clarine sebagai menantu." Hana hampir tersedak isakannnya sendiri saat ingatannya kembali pada waktu ia mendengar percakapan hangat Lusi dan Clarine. Lusi tampak sekali menyesal tidak bisa memiliki Clarine sebagai menantunya.

Tell Me Who You Love (Pindah ke Kubaca dan Icannovel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang