Happy reading 😍
Aku harus mengatakannya, ini cara terakhir untuk menghilangkan masalah di antara kita. Gugurkan saja."
Tubuh Hana kaku mendengar ucapan Samuel yang tiba-tiba itu. Ia tahu Samuel tidak akan bertanggung jawab, tapi kata-kata laknat itu tidak pernah terpikirkan olehnya akan diucapkan Samuel. Ia tak mengerti lagi jalan pikiran Samuel. Meski belum siap memiliki anak, Hana tak akan segila itu membunuh janin yang sama sekali tidak berdosa. Ia dan Samuel yang salah di sini, bukan bayinya.
"Aku akan menanggung semua biayanya."
Bibir Hana terkatup rapat tak mampu mengatakan apa-apa lagi. Ia pikir cerita orang tua yang membunuh anaknya sendiri hanya sebuah hiburan, koleksi cerita saja. Tapi kini Hana ditampar kenyataan jika hidup memang sekejam itu. Hana tak tahu hati Samuel terbuat dari apa. Tapi kini ia yakin pria itu adalah manusia tanpa perasaan yang bahkan tak pantas untuk dipanggil ayah oleh anaknya nanti.
"Ti-tidak," ucap Hana kaku lalu berdiri. Hana pikir semuanya sudah cukup sampai di sini saja. Samuel bukan orang yang tepat untuk sebuah tanggung jawab.
Samuel ikut berdiri dan menatap Hana kesal. Ia sudah memberikan banyak pilihan tapi Hana terus menolaknya. Menikahi wanita itu? Samuel tidak bisa berpikir ke sana. Ada tunangannya yang sangat ia cintai sedang menunggu hari bahagia mereka. "Kalau begitu jangan temui aku lagi," ucapnya kemudian pergi dari hadapa Hana. Meninggalkan Hana yang hanya bisa mematung di tempatnya.
***
Tangis Hana tumpah di bahu Dini saat wanita itu menceritakan pertemuannya dengan Samuel. Ia tadi bisa tampak tegar sepanjang perjalanan kembali ke kantor, tapi nyatanya ia tak sekuat yang Hana inginkan.
"Benar-benar tipe pria berengsek, ya. Bagaimana bisa dia tega berbicara seperti itu?" kata Dini jengkel. Ia menepuk punggung Hana agar sahabatnya itu lebih tenang. Umpatan-umpatan kasar juga masih terlontar dari Ricky dan Gabriel. Mereka sama-sama pria, tapi mereka yakin jika ada di posisi Samuel tidak mungkin tega berkata pada wanita yang sudah tidak sengaja mereka hamili.
"Biar aku yang menemuinya," ucap Gabriel geram.
"Tidak. Jangan. Aku akan merawatnya sendiri," cegah Hana sembari mendongak menatap Gabriel. Ia yakin tak butuh orang seperti Samuel untuk anaknya."Han, dia harus bertanggung jawab. Bagaimana bisa dia menikah setelah menghamili wanita lain!"
Gabriel memaki lalu menarik Hana kepelukannya dari bahu Dini.
Hana semakin menangis di dada Gabriel."Benar, Han. Kamu tidak bisa membesarkannya sendiri," ucap Dini mengimbuhi.
"Gab, ikut aku." Ricky segera keluar dari ruangan mereka setelah Gabriel mengangguk."Jangan macam-macam. Kumohon," pinta Hana menahan Gabriel agar tidak menemui Samuel. Ia tak ingin mengemis pertanggungjawaban dari pria seperti Samuel.
"Dini, jaga Hana," ucap Gabriel melepas pelukannya pada Hana dan seperti tidak mempedulikan permintaan Hana baru saja.
Dini menganggukkan kepalanya dan membiarkan Gabriel menyusul Ricky.Di antara mereka memang Hana yang paling muda. Mereka selalu memberikan Hana kasih sayang karena kebetulan Hana sendirian di Jakarta. Keluarganya ada di Bali. Lebih tepatnya ibunya, karena sang ayah ada di Belanda untuk mengurus bisnis keluarganya di sana.
Hana hanya mampu menatap punggung Gabriel yang semakin jauh. Ia hanya berharap keadaan tidak semakin sulit setelah apa yang akan Ricky dan Gabriel lakukan.
Dini melihat jam tangannya. "Kita masih punya satu jam kerja, mau aku antar pulang sekarang?"
Hana menggelengkan kepalanya. "Aku sudah izin dua jam tadi siang. Aku akan menunggu jam pulang saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me Who You Love (Pindah ke Kubaca dan Icannovel)
Любовные романы"Ini terlalu lama, Sam. Pada akhirnya kamu tetap harus memilih antara aku atau Clarine. Jangan egois dengan berpikir kamu bisa memiliki keduanya." "Aku tahu. Aku sangat paham perasaanmu, Hana. Clarine sangat penting bagiku, tapi... aku mungkin harus...