Happy reading 😍
Hana tak menyangka Samuel akan menuruti perintah orang tuanya untuk mampir ke minimarket dan membelikannya susu kehamilan. Baru saja pria itu mengiriminya foto susu untuk kehamilan dan tidak tahu harus memilih yang mana maka Samuel meminta Hana memilih sendiri.
Hana tidak tahu, selama kehamilannya ini Hana tidak pernah berpikir untuk meminum susu untuk wanita hamil. Bagi Hana itu tidak terlalu penting karena ia bisa menjaga bayinya dengan baik dan makan tanpa kendala. Ia hanya mengatakan pada Samuel untuk mengambil yang sekiranya kotaknya bagus saja.
Mereka sama-sama tidak paham soal ini.
Samuel malah mengatainya bodoh dan meminta Hana segera menentukan pilihan. Ia tak tahu jika pilihan untuk susu hamil saja bisa sebanyak ini.
Hana akhirnya mengalah dan meminta satu merek dengan warna ungu.
Pesan itu tidak mendapatkan balasan lagi karena Hana yakin Samuel sudah melesat ke kasir.
Kaki panjang Hana memainkan air di dalam kolam. Ia tadinya ingin berenang, tapi Lusi melarangnya karena ini sudah sore dan menyarankan Hana untuk berenang besok pagi saja.
Hana bosan hanya berdiam diri di rumah besar ini. Ia pikir Lusi akan seharian di rumah dan bisa menjadi temannya mengobrol. Namun, ibu mertuanya itu ternyata punya butik sendiri dan biasanya dari jam sepuluh pagi hingga jam tiga sore datang ke butik untuk melihat kinerja karyawannya juga keadaan butik.Lusi baru pulang dua jam yang lalu, dan Hana tidak berani mengganggunya di dalam kamar. Sepertinya ibu mertuanya itu juga wanita yang sibuk.
Hana mengangkat kakinya dari air lalu berjalan menuju taman belakang. Kata Lusi di sana ada kebun bunga mawar miliknya yang tidak terlalu luas tapi cocok untuk menghilangkan penat di kepala.
Benar saja, taman belakang memang tidak terlalu luas. Ada banyak pohon yang membuat suasana menjadi rindang. Di sisi kiri taman ada kebun sepetak dengan berbagai tanaman bunga mawar.
Hana tampak tersenyum cerah saat mendekati puluhan atau bahkan ratusan jenis mawar di sana. Kebun kecil ini tampak rapi dan terawat. Ia yakin Lusi memiliki koleksi mawar yang lengkap meski ia tak tahu jenis-jenis mawar.
Berkali-kali Hana dibuat takjub oleh mewar-mawar yang baru pertama kali ia lihat dengan mata kepalanya sendiri. Beberapa mawar dengan dua sampai tiga warna membuat Hana bertanya-tanya kenapa ia baru tahu ada mawar dengan warna seperti itu.
Matanya tertarik pada sebuah mawar putih yang sedang mekar-mekarnya. Pohonnya tidak besar, hanya cukup diletakkan di pot berukuran sedang dan satu pohon itu hanya terdapat satu tangkai mawar yang mekar. Warna putih yang sangat bersih seperti habis dicuci itu membuat Hana berdecak kagum. Ini bukan seperti mawar putih pada umumnya.
Hana meninggalkan mawar itu dan berjalan lebih masuk lagi ke kebun mawar untuk melihat-lihat. Udaranya sangat bersih dan sejuk meski sinar senja masih menghias di langit. Hana menghirup udara dengan tarikan napas panjang. Benar-benar bisa memanjakan paru-parunya.
"Hana."
Hana terkejut lalu berbalik saat suara tak asing terdengar memanggilnya. Di sana ada Samuel yang berdiri tak jauh darinya. "Samuel," kata Hana masih terlihat terkejut.
"Masuk, sudah hampir gelap," suruh Samuel dengan tatapan datar.
Hana mengangguk dan mengikuti Samuel dari belakang yang sudah berjalan tanpa mau menunggu jawaban darinya.
"Samuel," panggil Hana pelan hingga Samuel berhenti dan sedikit menoleh ke belakang menunggu apa yang ingin Hana katakan. "Boleh aku memilikinya?" tanya Hana sembari menunjuk mawar putih yang sedari tadi menarik perhatiannya, sekarang mawar itu ada tepat di sebelah Samuel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me Who You Love (Pindah ke Kubaca dan Icannovel)
Romance"Ini terlalu lama, Sam. Pada akhirnya kamu tetap harus memilih antara aku atau Clarine. Jangan egois dengan berpikir kamu bisa memiliki keduanya." "Aku tahu. Aku sangat paham perasaanmu, Hana. Clarine sangat penting bagiku, tapi... aku mungkin harus...