Chapter 22

4.7K 440 31
                                    

Vote dan komentar kalau turun terus aku updatenya bakal lama 😓

Bodo amat, biar kalian nungguin 😤

Canda, deng 😝 setengah canda aja deh.

Happy reading 😍

Setelah usahanya berbicara dengan Hana tapi wanita itu memilih mengabaikannya saja, Lusi memutuskan untuk keluar dari kamar itu. Sedangkan Samuel masih ada di sana karena ia perlu bicara pada Hana.

Dia ruang tengah, Lusi masih mendapati Clarine yang duduk kaku dan langsung mendongak saat ia melewati ruang tengah. Ia tak melirik gadis itu sedikit pun melainkan langsung berjalan menuju pintu keluar.

"Ibu," panggil Clarine dengan lirih.

Lusi menghentikan langkahnya dan melirik Clarine yang berdiri jauh darinya. "Ibu tidak menyangka kamu bisa sejahat ini. Ibu pikir kamu adalah wanita baik-baik," ungkap Lusi penuh kekecewaan kemudian melanjutkan langkahnya tanpa peduli lagi pada Clarine yang langsung menangis di tempat.

Sementara di dalam kamar, Samuel masih tak habis pikir pada Hana yang mengabaikan ibunya sejak tadi. "Ada apa denganmu?" tanya Samuel kemudian duduk di depan meja rias.

Hana tak menyahut. Ia sibuk menata hatinya yang ikut hancur setelah bersikap seperti itu pada ibu mertuanya.
Sebenarnya ia tidak tega, tapi hatinya terlalu sakit jika mengingat ucapan Lusi tempo hari yang masih berharap Clarine menjadi menantunya. Ia tahu akan segera diceraikan, tapi mendapati orang yang mengharapkan pernikahan ini ternyata juga tidak begitu mengharapkannya membuat Hana marah.

"Berbaliklah dan tatap aku," suruh Samuel yang masih menahan diri agar tidak emosi. Masih belum ada reaksi baik dari Hana.

"Berbaliklah," kata Samuel lagi. "Jangan seperti anak kecil. Kamu yang meminta bercerai tapi bukan berarti kamu bisa mengabaikan kebaikan Ibuku! Ini semua salahku! Bukan salah Ibu!"

Hana meremas selimutnya kuat-kuat, menahan diri agar tidak menangis karena sesungguhnya ia tidak sampai hati mendengar nada kecewa Lusi setiap mencoba berbicara padanya tadi. "Tinggalkan aku sendiri."

Samuel tak bisa menekan emosinya lagi. Ia berdiri dan menghampiri Hana. Diraihnya lengan wanita itu agar berbalik menghadap padanya.

"Sam, lepas!" ucap Hana terkejut dengan perlakuan Samuel saat ini. Ia mencoba melepaskan cekalan Samuel pada lengannya. Seketika kepalanya kembali pening.

Samuel tak peduli, ia memaksa Hana untuk duduk menghadap padanya. "Apa maumu? Kita sepakat bercerai baik-baik tapi kamu bersikap dingin pada ibuku!"

"Bukan urusanmu!" ketus Hana muak.

"Selama ini Ibuku bersikap sangat baik padamu!"

"Baik katamu?" tanya Hana sinis. "Keluargmu hanya baik di depannya saja padaku! Kalian semua sama!"

"Apa maksudmu?" tanya Samuel tak mengerti karena setahunya ibunya selalu bersikap baik pada Hana. Bahkan sangat perhatian, begitu juga dengan ayahnya.

"Aku tidak ingin lagi mengenal keluarga kalian!" Hana kembali membaringkan tubuhnya tanpa sudi mendengar ucapan dari Samuel lagi.

"Hana!" bentak Samuel dan kembali memaksa Hana bangun.

"Aw!" Hana menggelengkan kepalanya saat kepalanya semakin terasa berat.

Samuel yang melihat itu langsung menyentuh lengan Hana. "Hana."

"Jangan pernah menyentuhku, Sialan!" teriak Hana dan mendorong Samuel menjauh. Hana terkejut karena ia bisa bersikap sekasar itu. Hana tidak paham kenapa kemarahannya kali ini tak tertahankan.

Tell Me Who You Love (Pindah ke Kubaca dan Icannovel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang