Selamat datang para pembaca baru korban maraton 🤣 semoga cerita ini cukup menghibur yes.
Jangan kaget kalau slow update 😅
Happy reading 🥰
Mendengar pintu mobil yang dibuka di sekitar mereka, Hana tidak sadar menoleh. Saat melihat siapa yang keluar dari mobil di belakang Alan, Hana langsung membulatkan matanya. Kakinya bergerak begitu saja ke belakang Alan saat melihat apa yang dibawa Clarine di tangannya dan tatapan wanita itu yang jelas-jelas tertuju pada Alan, bukan dirinya.
Alan spontan membalik tubuhnya karena gerakan cepat Hana.
Hana menubruk tubuh Alan saat merasakan tekanan di punggungnya.
Alan menundukkan pandangannya dan ada kemarahan di matanya saat menatap Hana. "Apa yang kamu lakukan?" tanya Alan terkejut dengan nada marah yang kentara.
Hana menatap Alan. Ia tidak merasakan sesuatu yang tajam menusuk punggungnya, tetapi ada sesuatu yang tumpul ke sana. Seperti kepalan tangan.
Hana langsung menoleh ke belakang dan terbelalak ketika darah mengalir deras dari sela jemari Alan. Alan telah menahan pisau yang masih Clarine pegang dengan tangan kanan pria itu.
Ia melihat Clarine yang masih berusaha menarik pisaunya dengan kedua tangan hingga darah yang keluar dari sela jemari Alan semakin banyak.
Hana tidak bisa lagi mendeskripsikan betapa mengerikannya kejadian cepat ini karena kepalanya ditarik Alan ke depan hingga tenggelam di dada pria itu.
Alan mendorong kuat pisau di tangannya hingga Clarine terjatuh ke tanah dan mata pisau itu masih digenggam oleh Alan.
"Aku akan membunuhmu!" teriak Clarine kesetanan dan berusaha secepat mungkin bangkit.
Alan langsung menarik bahu Hana dan memindahkan di belakangnya. Ia mengacungkan pisaunya pada Clarine yang masih berniat menyerang hingga wanita itu tidak berani maju lagi.
"Kamu masih takut pada kematian?" tanya Alan dengan nada murka. "Setelah ini aku akan membuat hidupmu lebih mengerikan daripada sekarat!" ancam Alan dan tidak sungkan menendang perut Clarine hingga wanita itu kembali terjatuh.
Tidak memukul wanita sepertinya tidak akan berlaku lagi untuk wanita itu. Alan yang sudah ketakutan setengah mati dengan tindakan yang Hana ambil tidak ingin lagi berbaik hati pada Clarine. Jika saja ia tidak spontan menahan pisau itu, mungkin Hana tidak akan bisa berdiri tegak di belakangnya seperti sekarang.
Dua orang keamanan rumah sakit langsung menghampiri mereka dan menahan Clarine.
Clarine meronta-ronta dan menangis histeris. "Hana, kamu tidak boleh bahagia! Kamu harus merasakan kehilangan semua orang yang kamu sayangi! Seperti yang sudah kamu lakukan padaku!" teriak Clarine dan mengibaskan tubuhnya agar terlepas dari cekalan para keamanan.
Hana yang masih terlalu terkejut dengan kejadian ini hanya mampu diam dan mengintip Clarine dari balik lengan Alan.
"Aku pasti membuat hidupmu menderita seperti di neraka, Hana! Hahaha!"
"Apa Anda bersedia memberikan keterangan kepada pihak berwajib nantinya, Tuan?" tanya salah satu petugas keamanan pada Alan.
"Tentu saja," jawab Alan geram. Mata pria itu tidak pernah berpaling dari Clarine, memastikan wanita itu tidak bisa mengambil tindakan menyerang lagi.
Clarine diseret pergi oleh petugas keamanan.
"Lepaskan aku! Lepaskan aku! Aku harus menghukum wanita jalang itu!" teriak Clarine tetap meronta dari cekalan dua orang keamanan dan mereka sudah menjadi bahan tontonan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me Who You Love (Pindah ke Kubaca dan Icannovel)
Romance"Ini terlalu lama, Sam. Pada akhirnya kamu tetap harus memilih antara aku atau Clarine. Jangan egois dengan berpikir kamu bisa memiliki keduanya." "Aku tahu. Aku sangat paham perasaanmu, Hana. Clarine sangat penting bagiku, tapi... aku mungkin harus...