Semangat pagi 💗🌹
200 komentar bonus 1 chapter 💖
Happy reading 😍
Saat baru saja masuk ke dalam mobil, Alan bertanya, "Ingin makan siang apa?"
"Alan."
"Hm?"
"Ayo menikah."
Gerakan Alan memakai sabuk pengamannya terhenti, pria itu menoleh pada Hana yang sejak tadi menatapnya.
"Setelah aku melahirkan, ayo menikah," ulang Hana saat Alan tak kunjung menjawab perkataannya.
Alan tersenyum dan mendekati Hana kemudian memeluk wanita itu dengan lembut. "Terima kasih, terima kasih telah mempercayakan hidup kalian padaku."
Alan sebenarnya tahu perjuangannya kembali mendapatkan Hana tidak akan sia-sia. Namun, ia tidak menyangka akan secepat ini Hana yakin padanya. Alan paham pasti perlu keyakinan yang besar bagi Hana yang akan memiliki anak dari pria lain untuk bersamanya. Hana bukan wanita egois, dia tidak hanya akan memikirkan masa depannya sendiri. Anak yang sedang ia kandung pasti menjadi pertimbangan terberat Hana mengambil keputusan ini.
"Bagaimana dengan keluargamu?" tanya Hana ragu-ragu. Luka yang ia torehkan pada keluarga Alan tidak sederhana.
Alan melepaskan pelukannya dan menatap Hana dengan senyum yang semakin merekah. "Jangan khawatir. Kedua orang tuaku berpikiran terbuka. Apa pun yang terjadi di masa lalu, mereka akan memahaminya."
Hana mengangguk mengerti. Mengaminkan dalam hati jika jalannya ke depan nanti untuk bisa bersama Alan dipermudah.
"Kita akan bertunangan. Setelah kamu bertemu orang tuaku, aku akan menemui ayah dan ibumu. Setelah itu kita akan bertunangan dan menunggu anak kita lahir. Aku akan menikahimu." Alan membelai wajah Hana dengan sayang, belum percaya sepenuhnya bahwa lamarannya telah diterima.
Mendengar Alan menyebut anaknya sebagai bayi kita membuat Hana benar-benar terharu. Hatinya seketika menghangat. Perasaan ini bahkan tidak pernah ia dapatkan dari Samuel, ayah biologis bayinya.
Mengerti akan tatapan Hana, Alan mencubit kecil pipi Hana yang sedang disentuhnya. "Jangan terlalu banyak berpikir, kasihan bayi kita." Alan menyentuh lembut perut Hana yang sudah terlihat besar.
Hana meletakkan tangannya di punggung tangan Alan, dalam hati memberitahukan anaknya bahwa masa depan anak ini tidak akan mengerikan tanpa seorang ayah. Akan ada seorang ayah yang Hana yakin mampu sangat mencintai putrinya kelak seperti Alan melimpahkan cinta untuknya selama ini.
"Alan, terima kasih," ungkap Hana tulus.
Alan menaikkan pandangannya. Ia tersenyum lagi. "Untuk apa berterima kasih?"
Hana membalas senyumnya. "Aku ingin makan daging sapi."
"Baik, dengan senang hati, Tuan Putri." Alan menjauhkan tubuhnya dan kembali ke posisi siap mengemudi. "Pakai seatbelt-mu, Sayang."
"Alan." Hana spontan memukul lengannya.
Alan terkekeh. "Kenapa? Bukankah kita sepakat akan menikah? Tidak boleh memanggil sayang?"
Hana mengusap belakang kepalanya. "Aku hanya terkejut." Wanita itu mengenakan sabuk pengamannya. "Bisakah kamu menyetir? Sebaiknya panggil sopir pengganti." Hana khawatir dengan luka di tangan Alan.
Alan menggelengkan kepalanya dan melajukan mobilnya. "Tidak perlu. Ini hanya luka ringan." Pria itu menunduk dan melihat bajunya, ada noda darah di sana. Pandangannya beralih pada Hana. "Pakaianmu terkena darah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me Who You Love (Pindah ke Kubaca dan Icannovel)
Romance"Ini terlalu lama, Sam. Pada akhirnya kamu tetap harus memilih antara aku atau Clarine. Jangan egois dengan berpikir kamu bisa memiliki keduanya." "Aku tahu. Aku sangat paham perasaanmu, Hana. Clarine sangat penting bagiku, tapi... aku mungkin harus...