200 komentar bonus 1 chapter 💖
Selamat malam 💗
Happy reading 🥰
"Baik, aku akan menemuinya untuk yang terakhir kalinya."
"Kamu serius? Tolong buka pintunya, bisakah aku melihatmu?" tanya Samuel begitu antusias.
"Aku memiliki syarat." Hana harus mengambil keuntungannya.
"Katakan, aku akan menyetujui semuanya asal kamu mau menemui ibu."
"Yang pertama, ini adalah kali terakhir aku bertemu keluargamu. Termasuk kamu."
"Hana ...." Samuel melemparkan nada protesnya.
"Kamu hanya bisa menyetujuinya, Sam. Tidak ada negosiasi."
Samuel bingung. Ia tidak mungkin bisa tidak menemui Hana dalam waktu yang lama, apalagi Hana masih mengandung anaknya. Namun, ibunya yang sedang sekarat di rumah sakit tidak bisa membuatnya bernegosiasi. "Baik. Terakhir kalinya."
"Apa aku bisa mempercayaimu?"
"Kamu bisa memegang omonganku kali ini." Samuel meyakinkan.
"Yang kedua, ini adalah anakku sendiri. Di masa depan, kamu tidak boleh mengungkit apa pun tentang anak ini. Jangan menemuinya meski hanya diam-diam."
"Hana, bukankah kamu sangat keterlaluan? Itu anakku juga!"
Hana meradang. "Kamu bahkan membela selingkuhanmu ketika anak ini dihina sebagai anak haram!" maki Hana kembali emosi. Mengingat kejadian itu, membuat Hana selalu ingin merobek mulut kurang ajar Clarine.
"Aku hanya terkejut saat kamu menamparnya. Aku tidak membelanya!"
"Dan sekarang kamu sedang membela diri, Samuel. Setujui atau lupakan saja tentang aku yang akan menemui ibumu!" ancam Hana semakin jengkel.
"Baik, baik. Aku akan menerimanya." Ada nada tak terima di sana meski Samuel mengatakan telah menerima syarat Hana.
"Setelah pertemuan ini, kita hanya akan menjadi orang asing. Ketika tidak sengaja bertemu, jangan mengenaliku. Kirimkan alamat rumah sakitnya lalu pergi dari sini jika kamu setuju." Menemui Lusi sekali lagi dan ia bisa mengambil banyak keuntungan. Hana rasa ia kadang harus bersikap kejam untuk mempertahankan diri.
"Kita tidak pergi bersama?"
"Kamu pikir aku sudi satu mobil dan berlama-lama denganmu? Jangan bermimpi! Semakin cepat kamu meninggalkan tempat ini, semakin cepat pula aku akan menemuinya!" Hana kesal, Samuel masih tidak tahu diri. Bagaimana bisa laki-laki itu berpikir Hana akan pergi dengannya?
Di depan pintu, Samuel hanya bisa menghela napasnya kemudian berbalik pergi. Sekarang ia hanya bisa mengalah pada Hana karena kondisi ibunya.
Keheningan yang panjang memberitahukan Hana bahwa Samuel telah pergi. Ia merasa lega. Melihat jam dinding, Hana bernapas tenang. Ini adalah jam kantor, penghuni unit lain pasti sudah berangkat bekerja hingga tidak akan terganggu dengan pertengkarannya bersama Samuel.
Hana berjalan ke arah meja dapur ketika ponselnya menyala. Ada pesan dari Samuel yang memberikan alamat rumah sakit dan nomor kamar. Ia tidak langsung membuka pesan itu, tetapi menimbang siapa yang bisa ia hubungi untuk menemaninya ke rumah sakit.
Hana tidak ingin mengulangi kesalahannya dengan menemui Samuel seorang diri. Terakhir kali ia melakukannya, semuanya menjadi semakin berantakan.
Orang pertama yang muncul di kepalanya tadi adalah Johnny, tetapi mengingat betapa sibuknya ayahnya semalam dengan pekerjaan yang ia tunda dan pulang dari sini sangat larut, mungkin ayahnya belum bisa diganggu. Alasan lainnya adalah mungkin ayahnya tidak akan membiarkannya berurusan lagi dengan keluarga Samuel. Parahnya, hal ini bisa jadi memprovokasi Johnny untuk kembali mengusik keluarga Samuel dan perusahaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me Who You Love (Pindah ke Kubaca dan Icannovel)
Romance"Ini terlalu lama, Sam. Pada akhirnya kamu tetap harus memilih antara aku atau Clarine. Jangan egois dengan berpikir kamu bisa memiliki keduanya." "Aku tahu. Aku sangat paham perasaanmu, Hana. Clarine sangat penting bagiku, tapi... aku mungkin harus...