Kantin

498 73 0
                                    

Embun sedang berjalan menuju kantin bersama Angkasa, Farrel dan Aurora sudah menunggu mereka dikantin.

Semua pasang mata menatap Embun dan Angkasa, banyak sekali yang menjodohkan mereka.

Tetapi Embun tidak peduli akan hal itu, menurutnya cinta hanya membuang-buang waktu dalam kehidupannya.

Saat sudah sampai, Embun dan Angkasa segera duduk. Aurora dan Farrel, sudah memesan makanan.

"Mau apa?" tanya Angkasa.

"Batagor." jawab Embun dingin.

"Minumnya?" tanya Angkasa lagi.

"Samain."

Angkasa mengganggukan kepalanya dan segera, berjalan menuju ibu kantin. Aurora, dan Farrel sibuk berbincang.

Embun menatap seorang laki-laki dengan teman-temannya, memegang sebuh handphone.

Seperti sedang memfoto, sebuah objek. Saat Embun lihat, ternyata mereka memfoto paha mulus Aurora.

Dengan cepat Embun berdiri, dan menggeplak meja. Membuat semua yang berada, dikantin terlonjak kaget. Termasuk, Farrel dan Aurora.

"Hapus A****g!" teriak Embun.

"Ke-napa?" tanya Aurora.

Embun segera berjalan menuju meja laki-laki, yang bernantag Aditya itu. Embun menggeplak, mejanya sangat terdengar nyaring.

"Lo disekolahin, biar engga bodoh! Biar punya attitude dan sopan santun!" bentak Embun.

"Apasih Lo, gak jelas banget" jawab Adit.

Embun segera menyodorkan sebuah garpuh, tepat didepan wajah adit. membuat, semuanya berteriak ketakutan.

"Sini hp lo." perintah Embun, dingin.

"M-au ngapain?" tanya Adit, dengan gemetar.

"Gue bilang siniin handphone lo! Lo tuli hah?!" sentak Embun.

Aditya segera memberikan handphone kepada Embun, dengan tangan yang gemetar.

Embun segera mengambilnya, dan menghapus semua Vidio kotor yang telah Adit perlihatkan.

"Lihat! Kelakuan binatang ini!" teriak Embun, dan memperlihatkan foto yang diambil Adit.

Aurora menutup mulutnya, air matanya turun membasahi kedua pipinya. Aurora segera mendekat, kepada Embun dan Aditya.

Plak! Plak!

"Bajingan!" sentak Aurora.

Embun menatap Farrel, Farrel segera mendekat dan mencoba menenangkan Aurora didalam dekapannya.

Embun menggerakkan garpunya, semakin dekat dengan wajah Aditya. Aditya menelan ludahnya kasar, Embun menatap wajah laki-laki itu dingin.

"Kalo sampe, Lo lakuin itu lagi. Lo mati ditangan gue!" ancam Embun.

"Ma-af"

"Minta maaf sama kak Aurora, bukan sama gue bego!"

Embun segera mencekal rambut Aditya, dan melemparnya kebawah lantai. Hidung Aditnya, berdarah.

"Ma-af kak" ucap Aditya, dan mengusap hidungnya yang berdarah.

Aurora tidak bisa menjawab dan terus saja menangis, didalam dekapan Farrel. Farrel terus saja, mencoba menenangkan Aurora.

Embun menatap Farrel dan Aurora, dengan tatapan dingin. Lalu kembali, menatap Aditya yang berada dibawah.

Embun menendang perut Aditya, membuat si empu meringis kesakitan.

"Bantu temen Lo." perintah Embun, kepada teman-teman Aditya.

Ketiga temannya, segera membantu Aditya pergi menjauh dari kantin. Semua orang yang berada dikantin, hanya bisa melihat dengan sesekali menelan ludahnya.

"Ngapain ngeliatin gue! Makan!" teriak Embun.

Seketika semua yang berada dikantin kembali sibuk, menghabiskan makanan yang mereka pesan tadi.

TBC
.
.
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak teman 🧡

Luka_10

After EmbunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang