Hormon

365 54 3
                                    

Embun terus saja bulak-balik kekamar mandi, mual dan juga pusing dipagi hari ini.

"Sini sayang,"

Embun mendekat dengan lemas, dan langsung nemplok didada suaminya. Angkasa mengelus, kepala istrinya itu.

"Lemes banget,"

"Sabar ya sayang, kamu kuat."

Embun mendongkakan kepalanya, dan mencium pipi suaminya. Membuat Angkasa, mengerutkan halisnya.

"Tumben,"

"Engga boleh?" tanya Embun.

"Hahaha, boleh dong sayang."

"Ini engga?" tanya Angkasa, sambil menunjukkan bibir tipisnya.

Plak!

Angkasa membulatkan matanya, dan memegang bibirnya yang berdenyut karena dipukul oleh istrinya itu.

"Gatel tangannya, pengen nabok." jawab Embun, dan kembali memeluk suaminya itu.

"Ngeri juga ya sama ibu hamil"  batin Angkasa.

"Sa, kamu mau anaknya perempuan atau laki-laki?" tanya Embun, sambil memainkan tangan kiri suaminya.

"Jenis kelamin, apapun itu. Aku bersyukur, asalkan bayi sama bundanya sehat." jawab Angkasa.

"Kalo kemauan kamu apa?"

"Kalo bisa sih, kembar ya cewe cowok." jawab Angkasa, tanpa terbebani.

"Ih! Kamu aja sana yang lahirin," dumel Embun.

Angkasa hanya bisa tertawa, dan terus mengelus pucuk kepala istrinya itu. Embun, masih sibuk memainkan jari suaminya.

"Kamu mau ketemu omah? Tante Can, dan yang lainnya?" tanya Angkasa.

"Nanti aja Sa, aku belum siap" jawab Embun.

"Iya engga apa-apa sayang."

Angkasa mencium pucuk kepala istrinya itu, dengan lembut.

"Apapun itu, aku dukung. Demi kebahagiaan, kamu"

¥¥¥

"Pasti anak aku, ganteng kayak aku" ujar Angkasa, dengan mengelus perut istrinya.

"Yang penting pede yekan? Slebewww" ejek Embun, membuat Angkasa membulatkan matanya.

Angkasa menggelengkan kepalanya, "kamu kenapa?" tanyanya.

"Aku gapapa, canda gapapa"

Angkasa hanya bisa menggaruk kepalanya, yang tidak gatal. Apakah ini yang dinamakan syndrom tiktok?

"Kamu kok jadi gini? Dulu kamu asik" ujarnya, tak percaya.

"Maaf! Aku bukan, DJ Rohmat! Asyikkk"

Angkasa membulatkan matanya, seperti ingin keluar dari kandangnya. Istrinya itu, hanya menatap Angkasa sekilas.

"Eyyow, Angkasa. Akunya ada rasa, kamunya biasa aja" ujar Embun, dengan mengangkat tangannya.

"Kata siapa aku engga ada rasa sama kamu? Segini cintanya aku" jawab Angkasa.

"Kata kamu."

"Tapi boong, papale papale" jawab Embun, dengan joget dua jari.

Suaminya itu hanya bisa menepuk jidatnya, apakah hormon wanita hamil segila ini? Tolong, jelaskan.

Angkasa segera melempar handphone istrinya itu, membuat Embun membulatkan matanya.

"Ih! Kamu apa-apaansi!" teriaknya.

"Biar kamu, engga main tiktok lagi" jawab Angkasa, tanpa beban.

Embun membalas, dengan melempar handphone suaminya itu membuat Angkasa beranjak dari tempat tidurnya.

"Biar impas,"

Embun segera merebahkan badannya, tanpa rasa bersalah sedikit pun. Badan Angkasa, seketika lemas dibuatnya.

"Seharusnya, gue engga lempar handphone dia tadi" ujar Angkasa, dan mengacak rambutnya prustasi.

¥¥¥

"Jadi, Angkasa sama Embun udah nikah?" tanya Aurora.

"Iya sayang, mereka engga kasih tau kamu. Karena, mereka mau rahasiakan ini dulu." jawab Vina.

Aurora menyungingkan bibirnya sebelah, dan mengganggukan kepalanya. Seolah mengerti, apa yang dimaksud oleh Embun dan Angkasa.

"Iya Bu, Aurora ngerti" jawabnya.

"Jaga rahasia ini ya sayang," ujar Fano.

"Pasti yah,"

Aurora menarik nafasnya, yang membuat dadanya sesak. Mengapa harus terjadi sekarang? Mengapa, menjadi lebih sakit?

¥¥¥

"Jadi, kak Embun sama kak Angkasa udah nikah? Dan sekarang, kak Embun lagi hamil?" tanya Farrel beruntun.

"Iya sayang." jawab Cantika, lembut.

"Kok engga undang Farrel?! Sama kak Aurora?! Engga adil banget!" ketus Farrel, tidak terima.

"Bunda sama ayah diundang, masa aku sama kak Aurora engga diundang!"

"Mereka, mau privasikan ini dulu Rel." jawab Baskara.

"Gimana perasaan kak Aurora ya? Pasti, om Fano sama Tante Vina udah jelasin semuanya." batin Farrel.

"Kasihan, kak Aurora."

TBC
.
.
.
..
Jangan lupa tinggalkan jejak teman 🧡

Luka_10

After EmbunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang