Ngidam

323 64 11
                                    

Hari ini adalah tepat enam bulat, kehamilan Embun. Dihari Minggu ini, Embun dan Angkasa menghabiskan waktu bersama.

Angkasa yang terus mengelus perut, besar istrinya. Dengan sesekali, mengecup pipi istrinya dengan gemas.

"Sa,"

"Iya kenapa? Mau apa?" tanyanya.

"Aku mau beli lonte,"

Seketika permintaan Embun, membuat Angkasa menatapnya dengan membulatkan matanya.

"Hah?"

"Aku aku beli lonte Sa," rengeknya.

"Baby, yang mau."

"Terus, lontenya digimanain kalo udah dibeli?" tanyanya lagi, dengan nada yang tidak percaya.

"Aku makan," jawab Embun.

"Hah?"

Angkasa menatap Embun tidak percaya, mengapa ingin membeli lonte? Lalu memakannya? Yang benar saja.

"Kamu tatap mata aku sayang." perintah Angkasa.

Embun segera membalikan wajahnya, dan menatap suaminya.

"Mau lonte yang kurus, apa berisi?" tanya Angkasa.

"Berisi biar enak,"

Angkasa kembali membulatkan matanya, tak percaya dengan jawaban istirnya.

"Kalo kurus engga enak, kalo berisi enak." lanjutnya.

"Biasanya, yang jualan lonte suka keliling kompleks" lanjut Embun.

Angkasa tidak habis pikir dengan permintaan, istrinya ini. Bisa-bisanya, dia menginginkan lonte?

"Lonte itu apa?" tanya Angkasa, mencoba berpikir positif.

"Lontong sate."

"Hah?"

Angkasa melototkan matanya, dan mulutnya menganga dengan besarnya.

"Emang kamu kira apa?" tanya Embun.

"E-ngga, engga bukan apa-apa. Aku beliin dulu ya" jawab Angkasa dengan gugup.

Angkasa segera beranjak dari duduknya, dan mencium kening istrinya lalu pergi membeli lonte.

¥¥¥

"Ternyata, mereka masih bersama"

Galaksi menatap wajah Embun, "Lo makin cantik Mbun." monolognya.

Galaksi menatap kedalam garasi rumah, pasangan tersebut. Dan mengepalkan tangannya, saat menatap Angkasa.

"Gue akan bunuh lo Sa,"

"Gue, akan milikin Embun sepenuhnya"

Setelah mengatakan hal tersebut Galaksi segera, meninggalkan rumah Angkasa. Sedikit, berlari.

¥¥¥

"Hallo semua!"

Seketika Embun dan Angkasa segera membalikan badannya, melihat kedatangan Farrel dan juga Aurora.

"Farrel!" teriak Embun, dan segera menghampirinya.

"Yaampun, adik aku udah besar ya!"

"Iya dong kak" ucap Farrel bangga.

Embun hanya bisa tertawa, dan mempersilahkan Aurora dan juga Farrel untuk duduk.

"Keponakan gue, perempuan atau laki-laki nii?" tanya Farrel.

"Kita belum USG, biar suprise" jawab Angkasa, dan menatal istinya.

"Nanti kalo yang keluar, bencong gimana?"

Aurora segera menampar mulut Farrel, membuatnya meringis kesakitan.

"Jaga, omongan lo!" bentak Aurora.

"Maaf, kak Embun. Bang Angkasa,"

"Hahaha! Santai aja kali" tawa Angkasa.

Embun hanya bisa tersenyum tipis, mereka menghabiskan hari libur ini bersama. Dengan sesekali, tertawa.

"Gue sepi nih, sekolah sendiri" aku Farrel.

"Kemana semua siswa? Pindah? Keluar?"

"Transmigrasi!"

Semua tertawa dengan ucapan Farrel, "maksud gue. Kan, biasanya kita bareng terus berempat. Kak Embun sama bang Angkasa, keluar. Kak Aurora lulus," ucapnya sedikit lesu.

"Ya, suruh siapa engga nikah?" tanya Angkasa.

"Suruh siapa, lahirnya terakhir?" tanya Aurora.

"Ah! Kalian engga ngertiin gue!"

"Kita kan temen, sahabat udah lama ya?"

"Kata siapa kita temen, kata siapa kita sahabat?" tanya Angkasa.

Farrel yang mendengarnya hanya bisa tersenyum kecut, dan memainkan jarinya. Entah apa, yang mau dia katakan lagi.

"Kita kan keluarga!" lanjut Angkasa, membuat Farrel menatapnya.

"Ah anjing! Seharusnya gue engga sahabatan sama kalian!" umpat Farrel, membuat semuanya tertawa.

"Udah lancar ya sekarang, bilang anjing hm?" tanya Embun, membuat Farrel tersenyum dengan canggung.

"Engga ada makanan ni? Atau minuman gitu? Kalian mau bikin kita berdua mati kelaparan sama kehausan?" tanya Aurora.

"Kita tuh sengaja mau numpang makan, engga makan dulu dirumah. Malah dibikin kelaperan," ucap Farrel.

Embun dan Angkasa saling bertatapan, dan melihat kearah meja ternyata masih ada beberapa bungkus lonte.

"Oh iya ayo, tadi Angkasa beli lonte"

"Hah?!" teriak Aurora dan Farrel bersamaan.

"Lontong sate, lontong sate!" ujar Angkasa dengan cepat, sambil membenarkan posisi duduknya.

"Oh," ucap Aurora dan Farrel dengan mengganggukan kepalanya.

Farrel dan Aurora segera berlari menuju meja makan, membuat Embun dang Angkasa melongo.

Mereka segera memakan lontong sate itu, dengan lahap seperti manusia yang kelaparan.

Embun dan Angkasa mengelus perut Embun bersamaa, "amit-amit" ucap mereka.

TBC
.
.
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak teman 🧡

Jangan sider ya manis!

Luka_10

After EmbunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang