Manja

468 71 3
                                    

Embun dan Angkasa sudah mengantarkan Elang, ketempat peristirahatannya yang terakhir.

Embun tidak berhenti menangis, didalam dekapan suaminya. Aurora dan Farrel datang, dan memberikan semangat untuk Embun.

Embun dan Angkasa sedang berada dirumah, yang telah disiapkan oleh Argan.

Embun berjalan dengan lemas, melihat keberadaan Angkasa yang sedang menatapnya.

"Sini." perintah Angkasa.

Embun berjalan dengan lemas, matanya sangat sembab. Karena, terus saja menangis.

Embun memeluk Angkasa dengan nyaman, Angkasa mengelus rambut Embun. Membuat Embun, sangat nyaman.

"Kangen sama ayah hm?" tanya Angkasa.

Embun mengganggukan kepalanya, Angkasa bisa merasakannya. Jika Embun, sangat hancur sekarang.

"Jangan nangis lagi, istri aku harus kuat ya." ucap Angkasa lembut.

"Kamu mau apa? Biar aku beliin. Kamu belum makan dari semalem" tanya Angkasa.

Embun menggelengkan kepalanya, Angkasa membuang nafasnya perlahan.

"Yaudah lepas" perintah Angkasa.

Embun menggelengkan kepalanya, dan terus mempererat pelukannya. Embun menjadi, sangat manja sekarang.

"Kalo engga mau makan, lepas" ucap Angkasa lagi.

"Engga mau lepas" tolak Embun pelan.

"Yaudah makan ya?" tanya Angkasa lembut.

Embun mengganggukan kepalanya, "mau nasi goreng aja" pinta Embun lemah.

"Lepas dulu, biar aku pesen" perintah Angkasa lagi.

Embun semakin mempererat pelukannya, seperti anak kucing yang tidak ingin dijauhkan dari ibunya.

Angkasa terpaksa mengeluarkan handphonenya dari saku, dengan Embun yang nemplok ditubuhnya.

Angkasa segera melihatkan makanan kepada istrinya itu, Embun melihat-lihat makanan yang diperlihatkan oleh Angkasa.

"Mau nasi goreng, sama es teh" pinta Embun.

"Engga boleh makan es ah" tolak Angkasa.

"Yaudah engga mau makan!" bentak Embun.

"Iya, boleh. Udah dipesen, kita tunggu siabangnya dateng" ujar Angkasa.

¥¥¥

Setelah selesai makan dan minum, Embun meminta Angkasa untuk menemaninya dikamar.

Dia ingin berbaring, dipelukan Angkasa. Entah mengapa, Embun sangat ingin bermanja-manja dengan Angkasa sekang.

"Anak sekolah jangan ada yang tau ya, kak Aurora sama Farrel juga" ujar Embun.

"Kenapa? Aku mau, seluruh dunia tau kamu istri aku." ujar Angkasa.

"Engga mau Sa, kita masih sekolah. Aku mau lulus SMA-"

"Engga boleh kuliah." potong Angkasa.

Embun segera mendongkakan kepalanya, menatap suaminya dengan datar.

"Ak-"

"Harus diem dirumah!" ujar Angkasa, sedikit menaikan nada bicaranya.

Embun hanya bisa membuang nafasnya perlahan, dan hanya bisa pasrah dengan permintaan Angkasa.

"Iya, tapi janji engga boleh ada yang tau dulu" pinta Embun lagi.

"Iya iyaa, istri aku bawel banget si" ucap Angkasa, lalu mencium pipi Embun beribu-ribu kali.

"Ih! Bau" rengek Embun.

"Bau kamu tuh, belum mandi" ejek Angkasa, Embun hanya tertawa kecil.

TBC
.
.
.

Jangan lupa tinggalkan jejak teman 🧡

Aku double up ni!!

Jangan lupa komen dan vote ya!!

Luka_10

After EmbunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang