Elice sedang berada dirumah Angkasa dan juga Embun, siang hari ini. Hanya untuk, mengunjungi cucunya.
Melepaskan rindunya, kepada Embun. Memasak, untuk mereka. Elice dan Angkasa sedang berada ditaman belakang, rumah Embun dan Angkasa.
"Kamu udah tau semuanya?" tanya Elice.
"Iya, aku udah tau semuanya. Tiga tahun, yang lalu" jawab Angkasa.
"Kamu juga tau, bahwa kamu adal-"
"Iya aku sudah tau semuanya, identitasku dan juga identitas Embun" potong Angkasa, lalu menatap dalam mata Elice.
"Mau kapan kamu beritahu istri kamu?" tanya Elice.
Angkasa membuang nafasnya pelan, ia tampak berpikir. Entah, sampai kapan akan ia sembunyikan dan rahasiakan semuanya dari Embun.
"Biarkan, jadi rahasia dulu omah. Kita tunggu, waktu yang tepat." jawab Angkasa.
"Jawabanmu, sama saja dengan Elang" sindir Elice.
Angkasa tertawa, lalu mengeluarkan sebuah CD. Memainkannya, lalu menatap Elice.
"Semuanya ada disini, pengakuan ayah Elang" ujar Angkasa.
"Namun, akun usahakan. Tidak akan sekarang, aku kasih tau Embun. Omah, rahasiakan ini" pinta Angkasa.
Elice menatap CD itu, lalu menatap Angkasa. Dan tersenyum tipis, lalu memengan pundak Angkasa.
"Omah akan usahakan, semuanya demi Embun.
Ada seorang laki-laki, yang menatap interaksi antara Angkasa dan Elice. Lalu menyungingkan, senyumnya.
"Gue yang akan bongkar,"
"Gue yang akan, ambil CD itu" monolog, laki-laki itu dari jauh.
Laki-laki itu tersenyum, licik. lalu segera menjauh, tidak ingin ia orang mengetahui bahwa ia sedang menguping.
¥¥¥
2 Minggu kemudian...
Hoek! Hoek!
Embun segera berlari kedalam kamar mandi, yang diikuti oleh Angkasa. Angkasa memantu, memijit leher Embun.
"Kamu kenapa?" tanya Angkasa khawatir.
Embun menelan ludahnya, "aku juga engga tau. Engga enak banget," aku Embun.
Angkasa segera membawanya kembali kekamar, membantu Embun membaringkan tubuhnya.
Rasa pening dikepalanya, terasa sekarang. Embun memijat, kepalanya.
"Kamu sakit? Aku bawa ke dokter ya?" tanya Angkasa.
Hoek! Hoek!
Embun segera beranjak dari tempat tidur, dan segera berlari menuju kamar mandi. Yang diikuti, juga oleh Angkasa.
"Cape banget," keluh Embun.
"Kamu kenapa? Kok bisa kayak gini?" tanya Angkasa, Embun berjalan menuju kamarnya dengan lemas.
Saat Embun melihat kebelakang, dia melihat kalender. Ia masih ingat, ia membulatkan tanggal datang bulannya.
Embun berpikir, ia telah dua Minggu. Apakah mungkin ia?
"Beli tespek!" ujar Embun, membuat Angkasa melongo.
"Ha?"
"Beli terspek!" teriak Embun.
Angkasa dibuat tidak berkutik, dengan permintaan istrinya itu. Angkasa mengedipkan matanya, melebihi manusia normal pada umumnya.
"Cepetan Sa!"
"Ha- euh, iya-iya sebentar" jawab Angkasa, dengan gugup.
Angkasa segera berlari kebawah, meninggalkan Embun yang masih berdiri menghadap kalender.
"Sayang!" teriak Angkasa.
Embun segera tersadar, dari lamunannya karena terikan dari Angkasa.
"Apalagi?!"
"Belinya dimana?" tanya Angkasa.
"Apotek, kalau engga di supermarket!" jawab Embun.
"Beli berapa?" tanya Angkasa.
"Sepuluh!"
¥¥¥Angkasa sedang mondar mandir, didepan pintu kamar mandi. Menunggu Embun, memeriksa tes kehamilan itu.
Tiba-tiba Embun keluar dari kamar mandi, dengan memegang tes kehamilan sepuluh itu.
Embun menatap Angkasa, lalu memberikan tes itu. Angkasa menerimanya, tanda garis merah dua. Itu artinya?
"K-amu hamil?" tanya Angkasa.
"Aku engga tau, aku takut salah. Beli lagi Sa," jawab Embun.
"Cepet Sa! Takutnya ini tes salah" ucap Embun, dengan heboh.
"Atau rusak, benerkan iya rusak!"
"Sayang, hey"
"Rusak pasti Sa, rusak!"
"Sayang!" bentak Angkasa.
Embun terdiam, dengan bentakan Angkasa. Lalu menatap, mata suaminya.
"Sepuluh tes ini, engga mungkin salah. Kalau emang iya, kamu hamil kenapa?" tanya Angkasa.
Embun menggelengkan kepalanya, matanya sudah berkaca-kaca menahan air matanya.
"A-ku jadi ibu secepat ini?" tanya Embun bergetar.
"Aku jadi ibu, aku jadi ibu" ucap Embun, dengan memegang perutnya.
"Aku jadi ibu Sa!" ujar Embun, dengan air mata yang sudah turun dari pelupuk mata indahnya.
Angkasa ikut menangis, lalu memeluk Embun. Keduanya, menangis dengan haru. Tidak pernah menyangka, akan memiliki buah hati secepat ini.
"Allah percaya sama kita, buat jaga anak ini" ujar Angkasa.
TBC
.
.
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak teman 🧡Kira-kira laki-laki itu siapa ya?
Huhuuu.. udah mau jadi ounty nii😭
![](https://img.wattpad.com/cover/268146214-288-k18443.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
After Embun
Teen FictionBIASAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA REVISI DILAKUKAN SETELAH CERITA SELESAI diusahakan untuk membaca cerita Embun terlebih dahulu. Agar tau, alur ceritanya bagaimana. Agar, tidak salah paham. Embun Ravandra Praciska, memang bukanlah bagian keluarga Rava...