Menikah

444 71 0
                                    

Embun sedang tertidur dibahu Angkasa, mereka terlihat sangat lelah hari ini. Tidak ada, yang mengetahui jika Elang sakit.

Tiba-tiba tubuh Elang kejang-kejang, membuat Angkasa dan Embun terbangun dari tidurnya.

"A-yah, ayah kenapa?" tanya Embun bergetar.

"Gue panggil dokter." ucap Angkasa.

Angkasa segera berlari menuju ruangan dokter, dengan perasaan yang bercampur aduk didalam jiwanya.

Setelah selesai memanggil dokter, Angkasa segera mengajak Embun untuk keluar dari ruangan.

Embun terus saja menangis, didalam dekapan Angkasa. Rasa takut, kehilangan ayah semakin besar.

"G-ue takut Sa" ucap Embun.

"Ayah pasti sembuh, aku yakin" ujar Angkasa.

Tiba-tiba seorang dokter keluar dari ruangan, Embun dan Angkasa segera menghampiri dokter.

"Bagaimana keadaan ayah saya dok?" tanya Embun.

"Kesehatan pasien semakin memburuk, kami sulit melakukan apa-apa. Karen tubuhnya, menolak kemoterapi" jawab dokter.

Tubuh Embun kembali tersungkur kebawah, tubuhnya lemas. Angkasa segera memeluk, kembali tubuh Embun.

"Beliau terus saja memanggil nama Embun," ujar seorang suster.

Embun segera berdiri, dan berjalan lebih cepat menuju ruangan. Hatinya kembali sakit, saat melihat keadaan Elang.

Elang tersenyum saat melihat Embun, tangannya meminta Embun menggenggamnya.

Embun segera menggenggam tangan ayahnya, dan air matanya terus saja mengalir dari pelupuk mata indahnya.

"A-yah, mau lihat Embun nikah kan?" tanya Embun bergetar.

Elang mengganggukan kepalanya, dan mempererat genggamannya.

"Embun akan terima Angkasa, jadi suami Embun" ujar Embun.

Embun mencium tangan ayahnya, dengan penuh duka lara.

¥¥¥

Didalam ruangan sudah ada, banyak teman-teman Elang. Termasuk Elice, yang berada didalam ruangan.

Angkasa sudah berjabat tangan dengan seorang penghulu, Angkasa membuang nafasnya perlahan.

Membuang kegugupan didalam hatinya, wajah Elang sudah sangat pucat. Namun, dia masih tersenyum.

"Saya terima nikah dan kawinnya, Embun Ravandra Praciska. Binti, Erlangga Devon Ravandra. Dengan mas kawin, seperangkat alat shalat. Dibayar tunai"

"Bagaimana, para saksi? Sah?"

"Sah" ujar semua dengan serempak.

Elang tersenyum, dengan hangat. Dan memejamkan matanya, perlahan. Embun, menatap ayahnya.

"A-yah!" teriak Embun.

Embun segera memeluk Elang, yang sudah menutup matanya. Embun menangis tersedu-sedu, didada Elang.

Embun mencium kening Elang cukup lama, semua orang yang berada diruangan ikut menangis.

"E-mbun, udah ikhlas. Ayah pergi dengan tenang ya" ucap Embun bergetar, dengan senyuman tipisnya.

"E-mbun sayang ayah, terimakasih atas segala kasih sayang ayah" lanjut Embun.

Embun memegang kedua tangan ayahnya, dan mencium kedua tangan ayahnya.

"Aku janji, akan menjaga Embun. Engga akan ada, yang bisa nyakitin Embun" batin Angkasa.

Angkasa memeluk Embun, yang sudah sah menjadi istrinya sekarang. Embun menangis penuh dengan haru, didalam dekapan Angkasa.

4 Juli 2021

Tepat ditanggal ini, Elang menghembuskan nafas terakhirnya. Setelah, menyaksikan pernikahan putrinya.

Selamat tinggal laki-laki hebat! Sekarang, kau tidak akan lagi merasakan sakit. Embun, sudah menantimu disurga.

Laki-laki hebat ini, tidak akan lagi merasakan rindu yang sudah berada diujung ya lagi.

TBC
.
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak teman 🧡

Luka_10



After EmbunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang