Cemburu?

434 65 7
                                    

Embun sedang duduk dibangkunya, dengan Galaksi yang duduk dibelakangnya. Embun sedang menunggu, Angkasa membawa titipannya.

Dia sedang malas untuk keluar kelas, lagi pula Farrel dan Aurora juga tidak masuk sekolah. Karena, mereka sedang sakit.

Jika kalian berpikir, apakah Farrel dan Aurora kembar. Oh, tentu saja bukan. Atau adik kakak, jawabannya tetap bukan.

Karena, mereka dilahirkan dari rahim yang berbeda, ayah yang berbeda. Mereka sakit, berbarengan mungkin hanya kebetulan saja.

"Embun"

Embun berhenti membaca bukunya, lalu membalikan badannya. Menaikan kedua halisnya, seolah menjawab 'apa'

"Gue, mau minta Lo ajarin pelajaran matematika. Soalnya, disekolah gue belum belajar materi ini. Dan disekolah ini, udah pertengahan materi. Gue engga paham" ujar Galaksi, dengan menggaruk kepalanya.

"Sini, gue ajarin" perintah Embun.

Galaksi tersenyum, lalu segera berjalan dan duduk disamping Embun.

"Ni, jadi yang ini itu dikalikan dulu" ujar Embun.

Tiba-tiba Angkasa datang, belum sempat dia masuk. Dia sudah melihat Galaksi, dan Embun yang sangat dekat.

Mengapa rasanya sakit? Apa memang benar, jika Angkasa memiliki perasaan lebih kepada Embun?

Angkasa menelan ludahnya sedikit kasar, dan berjalan menuju bangkunya. Embun, mendongkakan kepalanya dan menerima pesanannya.

"Makasih ya, gue ajarin Galaksi dulu" ucap Embun.

Angkasa hanya mengganggukan kepalanya, melihat Galaksi dan Embun sangat dekat. Membuatnya, sangat panas.

"Gue keluar dulu" pamit Angkasa, dengan dingin.

Embun mengganggukan kepalanya, lalu kembali mengajari Galaksi. Mengapa sekarang dia merasa tidak dipedulikan?

Angkasa mengepalkan tangannya, wajahnya merah padam menahan amarah. Angkasa segera memutar badannya, dan berjalan munuju luar. Untuk, menenangkan hatinya.

🌼🌼🌼

Angkasa sudah sampai dirooftop dan segera memukul, tembok dengan keras. Hingga, membuat tembok remuk seketika.

"Anjing!" umpat Angkasa.

"Kenapa lo?" tanya seseorang, membuat Angkasa membalikan tubuhnya.

"Gue mau balap." jawab Angkasa singkat.

Laki-laki didepannya ini terkekeh, membuat Angkasa semakin tersulut emosi. Angkasa membuang, wajahnya.

"Lo yakin?" tanya Satria.

"Yakin." jawab Angkasa dingin.

"Yakin? Embun engga akan marah?" tanya Satria.

Angkasa memandang wajah Satria dalam, pikirannya kembali kepada kejadian tadi dikelas.

Embun sama sekali tidak memperdulikannya, dia lebih memperdulikan Galaksi.

Apa Embun jatuh cinta? Angkasa semkain tersulut. Saat mengingat, kejadian tadi disekolah.

"Gue balap nanti malem, jam sepuluh malem. Gue disana" ucap Angkasa, lalu berjalan keluar dari rooftop.

🌼🌼🌼

Angkasa pulang terlebih dulu, tidak ada siapa-siapa dirumahnya. Tidak ada papinya dirumah, mungkin sedang dikantor.

Dia tidak berbicara terlebih dahulu kepada Embun, dan tasnya akan diambil oleh Satria nanti.

Angkasa sudah muak, melihat Galaksi yang terus saja mendekati Embun didepan matanya.

Angkasa mengusap wajahnya kasar, apakah benar Angkasa cemburu?

"Kamu udah pulang?" tanya seorang, laki-laki paru baya.

Angkasa segera membalikan tubuhnya, lalu kembali menjatuhkan tubuhnya disofa.

Argan mendekat kearah putranya yang sudah kalut itu, pikirannya berantakan.

"Kenapa? Cerita ke papi" ujar Argan.

"Angkasa cemburu" jawab Angkasa pelan.

Seketika Argan segera mendekat dan duduk disamping putranya, dan menahan tawanya.

"Embun?" tanya Argan.

Angkasa mengganggukan kepalanya, "ada anak baru dikelas kita, dia deketin Embun. Namanya Galaksi" jawab Angkasa.

Argan tersenyum hangat, dan merangkul putranya dengan hangat.

"Berjuang, jangan menyerah. Papi yakin, Embun juga suka sama kamu" ujar Argan pelan.

Seketika Angkasa segera menatap Argan, dengan lekat. Marahnya yang memerah padam, karena emosi.

Berubah menjadi merah, karena malu. Ah ayolah! Mengapa dia seperti ini?

"Tau dari mana papi?" tanya Angaksa.

"Saat kamu tertidur" jawab Argan, dan segera beranjak dari duduknya.

"Saat tidur?" gumam Angkasa.

Wajahnya tampak berpikir, melihat kepergian Argan menuju ruangan kerjanya. Seketika, Angkasa membulatkan matanya.

"Jadi maksud papi, itu mimpi?!" tanya Angkasa berteriak.

"Hahaha, kamu pintar" jawab Argan dengan tawanya.

TBC
.
.
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak teman🧡

Jangan lupa, vote dan komen ya. Biar, tambah semangat!

Luka_10

After EmbunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang