Perjuangan

350 61 6
                                    

Embun sedang berada di aula rumah sakit, membiarkan angin membelai wajah cantiknya.

"Jalan hidupku, menyakitkan Tuhan.."

"Semua orang ninggalin aku.."

Embun terisak, tangannya menahan bibirnya yang terus saja terisak dan mengeluarkan tangisannya.

"Ini semua, salah gue."

Embun terdiam dengan ucapan seseorang, ia membalikan badannya menatap pria tersebut.

"Mau apalagi lo?"

"Gue mau, memperbaiki semuanya." jawab Galaksi, menatap kedua mata sembab milik Embun.

Embun tersenyum meremehkan apa yang, dikatakan oleh pria yang berada didepannya.

"Apa yang mau lo perbaiki? Apa dengan cara lo gini, kak Aurora akan hidup lagi hah?! Suami gue akan sadar hah?!" teriaknya, membuat Galaksi memejamkan matanya.

Embun segera mendekat kearah Galaksi, "apa?! Apa yang mau lo perbaiki lagi hah?! Semuanya udah hilang!" teriak Embun, didepan wajah Galaksi.

Embun menarik kemeja milik Galaksi, dan menamparnya berkali-kali membuat Galaksi terjatuh.

"Jawab gu-"

"Aww, ah!" ringis Embun, memegang perutnya.

Galaksi segera beranjak berdiri, dan menatap Embun dengan khawatir. Galaksi melihat cairan bening, mengalir dikaki Embun.

"Aww!! Sakit!" teriak Embun.

Saat Galaksi akan mendekat kearah Embun, "jangan mendekat! Atau gue dorong lo kebawah!" teriaknya

Galaksi tidak peduli dengan apa yang dikatakan oleh Embun, ia segera mendekat kearah Embun, lalu memangkunya untuk turun kebawah. Dan, membawa Embun.

Embun terus saja terisak menahan sakit, diperutnya. Galaksi berlari, turun kebawah aula dengan wajah yang sangat khawatir.

"Be-rtahan, Embun"

"Sakit! Ayah! Sakit!" teriaknya, dengan menangis.

Saat sudah turun, Galaksi melihat kesana dan kemari mencari seorang perawat.

"Sus, i-ni dia mau melahirkan" ujar Galaksi.

¥¥¥

"Ah! O-mah sakit!"

Embun memegang tangan Elice dengan kuat, air mata dan juga keringat yang terus saja bercucuran.

"Kita, haru segera melakukan Caesar dok" ujar salah satu, suster.

"Tetapi, ini kepala bayinya sudah menonjol"

"Ini sangat berbahaya, untuk ibunya. Karena, usia yang terlalu muda. Bisa mengakibatkan, pasien kehilangan nyawanya" jelas suster.

Elice menatap dokter dan suster itu bergantian, dengan air mata yang sudah keluar dari pelupuk matanya.

"Jangan khawatir Bu, semua akan baik-baik saja. Pasien sangat kuat," ujar dokter menenangkan.

"O-mah sakit, aku engga kuat" isaknya, membuat Elice menatapnya.

"E-ngga, semua akan baik-baik saja. Kamu kuat, kamu kuat" ujar Elice, menguatkan cucunya.

"Jangan ambil dia Tuhan.."

Argan, dan yang lainnya sedang berada didepan ruangan lahiran Embun. Teriak kesakitan, dari Embun membuat mereka khawatir.

"D-ia pasti kuat, dia engga akan nyerah" ucap Cantika, membuat semua orang menatapnya.

"Ka-lian percayakan?" tanyanya, dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

Semua terdiam dengan apa yang ditanyakan, oleh Cantika.

"KALIAN PERCAYAKAN! EMBUN KUAT!" teriak Cantika, dengan menangis tersedu-sedu.

Baskara segera mendekat, dan memeluk tubuh Cantika membuat menangis histeris.

"I-ya, kita percaya Embun kuat."

"Dia pasti bisa, berjuang disana"

Galaksi menatap semua orang yang berada didepan ruangan, dari kejauhan. Ia, sangat khawatir dengan keadaan Embun didalam sana.

"I-ni semua salah gue,"

"Ma-af Embun."

TBC
.
.
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak teman 🧡

Serasa udah lama ga up😭

Rindu kalian!!!

Kalian juga rindu aku kan? Jangan biarkan rindu ini, menjadi sebelah tangan😭

Luka_10

After EmbunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang