2 - XVII. Normal

900 126 13
                                    

Happy Reading 💖

.
.
.
.
.
.
.

Kehidupan mereka kembali berjalan lumayan normal. Rosé kembali kuliah seperti sebelumnya, ia juga tampak baik-baik saja sejauh ini.

Leo tinggal di apartemen yang dulunya adalah markas Lisa cs. Awalnya Leo menolak dan hendak membeli apartemennya sendiri, tapi berhubung bekas markas mereka itu kosong jadi lebih baik Leo yang menempati.

Walaupun letak tempat tinggal Leo cukup jauh dari tempat tinggal Rosé, ia selalu mengunjungi Rosé entah ke kampus, ke apartemen atau jalan-jalan di sekitar kota Seoul.

Rosé sudah tau cerita soal kedua orang tuanya, tapi ia begitu tegar. Rosé bahkan tidak menangis kala mengetahui semua fakta itu, ia menerimanya dengan lapang dada.

Proses penandatanganan surat-surat juga telah dilakukan, di Korea sesuai permintaan Lisa.

Rosé tau soal korupsi yang dilakukan kedua orang tua angkatnya. Tapi ia tak berencana melaporkan kedua orang tua angkatnya itu. Ia bilang, bagaimanapun mereka telah membesarkannya jadi ia memaafkan mereka.

Dua minggu sejak Rosé kembali berkuliah, semuanya terlihat baik-baik saja. Setidaknya yang orang-orang lihat.

Tapi tidak bagi Rosé. Kadang kala nyeri di dadanya menyerang, datang tiba-tiba tanpa mengenal waktu.

Seperti pagi ini, ditengah kegiatannya di kamar mandi sebelum ia pergi kuliah. Dadanya terasa nyeri, hingga Rosé meringis menahan sakitnya sekuat tenaga.

Rosé langsung mencari pil penahan sakit yang selalu ia bawa kemana-mana. Itulah satu-satunya penolong bagi Rosé di kondisi seperti ini.

Setelah menenggak pil pahit itu, Rosé terdiam sejenak membiarkan benda kecil itu bekerja menghentikan sakitnya.

Lisa tak pernah mendengar suara kesakitan Rosé. Ia cukup pintar untuk menyembunyikannya.

Entah dengan menyalakan kran air seperti sekarang, dengan musik yang ia putar kencang-kencang, atau suara-suara lain yang bisa menutup rintihan kesakitan nya.

Hingga nyeri di dadanya kembali reda, Rosé baru bisa menyelesaikan aktivitasnya.

Lalu ia keluar dari kamar mandi dengan santai, seolah tak ada yang terjadi padanya.

***

"Minum obat dulu Chaeng" ucap Lisa seusai mereka makan siang di kantin kampus.

"Rosie selalu minum obatnya kan? Tak pernah terlewat sekalipun?" tanya Jennie.

"Tentu saja, akan aku pastikan itu" jawab Lisa.

"Bagaimana mungkin terlewat jika dia bisa mengatakannya seribu kali jika aku belum minum obat setelah makan" sindir Rosé.

"Itu bagus" sahut Jennie yang membela Lisa kali ini.

"Hanya mengingatkan? Tidak menyiapkan?" tanya Jisoo seolah meremehkan.

"Lisa yang menyiapkan semua obat-obatan untukku Eonni. Dia bahkan sudah menyusunnya di kotak seperti ini" Rosé ikut membela Lisa kali ini. Ia menunjukkan kotak kecil berisi obat-obatan.

"Woah, kau hebat juga Manofoot" kagum Jisoo yang melihat kotak kecil berisi obat-obatan yang telah di susun.

"Oh jelas" sombong Lisa.

"Dimana Hanbin? Kenapa belum datang?" tanya Jennie mengalihkan pembahasan.

"Sepertinya Hanbin tidak akan datang, dia sedang dalam tahap pendekatan" jawab Jisoo.

Fallin' All in YOU II CHAELISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang