Haii, hari ini Au sempetin update ya
Au editnya di sekul hehe, nyempetin (╥﹏╥)Semoga suka ya sama bab ini :)
Met baca <3☯☯☯
"Sayang," panggil Axel, lembut.
Naura menoleh, gadis itu tersenyum samar. Kedua alisnya terangkat merespons panggilan sang Ayah. Fortuner sport melaju membelah keheningan malam jalanan kompleks. Remang-remang lampu jalanan membuat Naura kesulitan melihat wajah Axel dengan jelas.
"Ayah tau kok,” celetuk Axel tiba-tiba.
“Coba cerita sama Ayah, siapa yang nyerang kamu lagi.”
Naura terdiam, suara dingin Axel berhasil membuat gadis bernetra cokelat gelap itu bimbang. Naura tahu, menyembunyikan hal ini dari Axel tidak ada gunanya.
"Maaf, Yah. Naura—"
“Ayah paham kok. Memang nggak semuanya bisa dijelaskan dengan mudah, Ayah juga pernah muda,” potong Axel, tersenyum samar.
“Dulu Oma sama Opa juga nggak tau kalau Ayah sering babak belur karena di-bully.”
"Yang Oma sama Opa tau?" tanya Naura bingung.
Axel terkekeh, ia teringat masa-masa SMA-nya yang tidak jauh berbeda dengan Naura. Menjadi sasaran empuk tindak bullying menjadi makanan sehari-hari Axel. Nerissa pun sama saja. Tidak dapat dipungkiri bahwa menjelaskan apa yang dialami bukan hal yang mudah dilakukan.
"Oma sama opa taunya Ayah belajar boxing. Soalnya waktu itu Ayah suka olahraga boxing," jawab Axel.
Ucapan Axel membuat Naura terkekeh lucu. Cerita sang ayah yang pertama kali ia dengar ini seperti tokoh di novel-novel fiksi. Selalu ada cara.
☯☯☯
Suasana kelas XI IPA 3 terbilang sepi, bel istirahat sudah berbunyi sejak tadi. Naura berdiam dengan penampilan seperti biasanya. Beruntung semalam ia dan Axel sempat mengganti kacamatanya yang hilang.
Remaja berkacamata itu mengepang rambutnya ala classic french. Jaket hijau lumut yang selalu menjadi ciri khasnya tetap Naura kenakan, ia tidak mau lebam-lebam di tangannya kelihatan. Gadis itu juga merutuki dirinya sendiri lantaran harus terjebak dalam permaian Kai.
Brak!
Suara gebrakan meja berhasil membuat beberapa anggota kelas mendongak kaget. Dua siswa berlencana merah memasuki kelas Naura dengan gaya angkuhnya. Mendekati barisan meja Naura dan menatap gadis itu sinis.
“Lo? Ikut gue! Buru!” perintah salah satunya.
Naura tidak peduli, tetap menyibukkan diri dengan buku bacaan tanpa mau meladeni. Suasana hati Naura sedang bergemuruh tidak enak. Urusannya juga bukan dengan Ron dan Dani, Naura tidak mau memperluas permasalahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Half Nerd : I'm Nerdy Not Puny! [Selesai]
Fiksi RemajaNaura sempat mengira rasa sakitnya akan berakhir setelah semesta menghadirkan sosok Valdo yang luar biasa. Sayang, perkiraan Naura salah total. Itu bukan akhir, tapi awal dari penderitaan yang sesungguhnya. *** Half Nerd : I'm Nerdy, Not Puny! Ding...