4.3 Three Words (b)

204 28 0
                                    

“Jangan lihat ke bawah, lihatlah ke atas. Lihat aku!” — Kaori Miyazono

Halo, ketemu sama saya lagi :-)

By the way, Aku nggak punya hak atas quotes di atas. Itu bukan punya saya soalnya, itu punya anime Shigatsu wa Kimi no Uso wkwk.

Oke sudah, silakan baca dan selamat baca. Selamat menikmati ceritanya :)

 Selamat menikmati ceritanya :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☯☯☯

Tidak ada yang tahu bagaimana rencana semesta dan caranya mewujudkan. Semesta begitu misterius dan penuh teka-teki, selalu punya langkahnya sendiri. Entah menjelma bagai bom nuklir, atau justru merpati kecil.

Ruang temaram tertutup rapat. Seolah tiada satu pun boleh masuk dan bertandang sejenak. Setelah perbincangan tadi, kondisi laki-laki itu menurun mendadak. Tidak tahu kenapa, yang pasti sakitnya ikut menjalar ke dalam hati si gadis berkacamata.

Dari jendela ruangan, Naura menatap sayu laki-laki di yang terbaring di ruang ICU. Setiap kalimat yang dia ucapkan masih menggema di telinganya. Raut wajah gadis itu menyorot sendu, seperti ada bahagia dan luka yang menyatu.

Untuk sekarang dan selamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk sekarang dan selamanya. Semesta, aku mohon jaga dia.

Naura membeku, batinnya meronta meminta pada Yang Kuasa. Ia ingin kedua mata itu tetap terjaga, ia ingin bisa terus menatapnya.

Perlahan Naura melepas kacamata, tepat ketika buliran bening itu meluruh nakal. Sebisa mungkin ia menahan isakan, Naura tidak mau tangisnya terdengar sekitar.

Hanya ada tiga orang di koridor depan ruangan. Alvin, Naura, dan si Laki-laki Bermasker. Lexy sudah pulang bersama Rinai sejak pukul tiga sore tadi. Ada yang ingin mereka bicarakan empat mata katanya.

Alvin bangkit dari kursi tunggu, melangkah mendekati Naura dan berdiri di belakangnya. Tangan kekar laki-laki itu melingkar di pinggang Naura, dagunya ia letakkan di pundak gadis itu.

"Kalau nangis jangan ditahan. Lepasin aja," tutur Alvin pelan.

Naura berbalik, menyembunyikan wajah pada dada bidang kakaknya. Melepas beban yang Naura simpan. Gadis itu, Alvin tidak tega melihatnya sakit.

Half Nerd : I'm Nerdy Not Puny! [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang