5.9 More Blood (b)

137 15 0
                                    

⚠️
16+ alert! Murder, violence, harsh words, not for hemophobic, etc.
Tidak untuk ditiru!

“Opsinya adalah aku atau kamu, dan aku akan memilih kamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Opsinya adalah aku atau kamu, dan aku akan memilih kamu. Untuk tetap hidup dan bebas dari penjara dan belenggu!”

— • —

Rencana Valdo untuk mengunjungi sekolah seorang diri gagal karena paksaan Lexy dan Rinai. Mereka tidak membiarkannya melangkah dan mengambil risiko ini sendiri. Padahal, Valdo hanya tidak ingin membahayakan mereka lagi.

"Ssttt! Lewat sini!” bisik Lexy sedikit kuat.

Keamanan bibir gerbang utama yang sangat ketat membuat Lexy dan yang lainnya memilih memasuki area sekolah lewat pintu belakang. Beruntung tidak ada yang berjaga di sana, tidak ada CCTV juga yang dapat mengintai mereka.

Semulanya, Rinai dan Al mencoba meretas CCTV. Sayang, entah pengaman apa yang mereka pasang hingga membuat laptop Rinai dan Al terserang virus. Keseluruhannya menggunakan isyarat, tidak ada alat digital yang membuat mereka berkomunikasi jarak jauh. Sinyal ponsel bisa saja dideteksi dan menggagalkan rencana mereka.

Delapan belas orang memasuki halaman belakang. Satu per satu dan tanpa suara. Berdiam di sana untuk kembali menyusun rencana. Kejadian yang tiba-tiba membuat mereka lagi-lagi merencanakan semuanya dengan tergesa.

“Ada delapan belas orang, kan?” tanya Valen.

Mereka semua mengangguk menjawab Valen yang berucap dengan suara pelan. Membuat gadis yang mengucir rambutnya low ponytail itu mengangguk mengerti.

“Kayak tadi, kita bagi lima,” ucap Valen lagi. Gadis itu membagikan persenjataan kecil seperti cutter dan jarum. “Kita nggak tau apa yang bakal kita hadapi di depan, gue bawain kalian cutter, potongan kawat, sama jarum buat jaga-jaga.”

Tidak ada yang membantah, semuanya mengangguk mengerti. Menerima tiga benda yang Valen bagikan dan bersiap.

“Giliran lo, Lex,” celetuk Valen diangguki Lexy.

“Teanara, Clara, Putri, Rendy, sama Kak Tian,” ucap Lexy, mulai membagi regu.

Yang disebutkan langsung membuat kelompok sendiri. Menunggu Lexy melanjutkan. Laki-laki itu sedang serius membaca secarik kertas di tangannya.

“Nana, Kinan, Andra, sama Kak Gevan,” lanjut Lexy.

“Dhea, Rinai, Kak Zihan, sama gue.”

“Valen, Hanna, Shani, Kak Tanvi, sama Valdo.”

“Gue nggak tau isi gedung utama apaan. Kaliam harus jaga-jaga, kita nggak bisa komunikasi antar kelompok,” ucap Lexy menutup bicaranya.

Half Nerd : I'm Nerdy Not Puny! [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang