Haloo, selamat datang semua :)
Sehat selalu yaa, Aamiin.Untuk chapter ini dan seterusnya. Au cuma publish doang, nggak Au baca lagi. Jadi, kalau ada typo ada kalimat yang kurang sesuai tolong tandain yak hehe
Met baca <3
☯☯☯
"Naura."
"Naura!"
"Naura!!!"
Seorang gadis berkacamata berdiri tepat di tengah sebuah ruangan. Gelap, hanya ada sedikit cahaya dan itu pun hanya mampu menyinari dirinya sendiri. Dengan seragam SMA khas Gerhana, gadis itu mendengar namanya dipanggil berulang kali. Bersahut-sahutan seakan ialah yang mereka cari.
Naura menoleh ke sana kemari, mencoba mencari dari mana suara itu berasal. Sayang, sampai air mata menghiasi kedua pipi manisnya pun Naura tak kunjung mendapatkan hasil. Gadis itu menunduk seraya menutupi wajahnya. Ada yang aneh, bau amis apa ini? Tiba-tiba Naura mendapati tangannya berlumuran darah. Seragam yang ia kenakan penuh bercak merah.
Naura terperangah, ia tidak tahu dari mana sebenarnya asal darah ini. Netra cokelat gelap Naura menyapu sekeliling, ada belati yang jaraknya hanya tiga meter di depan tempat ia berdiri, terdapat beberapa bercak darah di sekitarnya. Naura membuang muka, tapi lagi-lagi penglihatannya disuguhkan beberapa cutter dan silet yang juga berlumuran darah.
"Bukan …." lirih Naura.
"Bukan gue …."
Ada air mata kecewa di sana, Naura mundur selangkah demi selangkah. Sengaja menjauhi dua benda berlumuran darah di sana. Perasaan dalam dadanya bercampur aduk. Gadis itu terus mundur sampai tubuhnya menabrak sesuatu.
Segera Naura berbalik, ia terkejut melihat seorang pria sebaya tersenyum menatapnya. Ada juga siswi berlencana hijau di sisi pria itu, serta seorang wanita dengan seragam berlencana cokelat. Naura menggelengkan kepala, menangis sejadi-jadinya nelihat bentuk mereka seperti itu.
"Alpha …."
"Wilona …."
"Teresa …."
"Bu-bukan gue …."
Bercak darah di tubuh Naura seolah mengatakan dari merekalah asalnya. Tubuh Alpha berlumuran darah, begitu pun dengan Wilona. Tak jauh berbeda dengan gadis berlencana hijau itu. Dan lantai tempat ketiganya berdiri kini sudah dibajiri cairan merah milik mereka sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Half Nerd : I'm Nerdy Not Puny! [Selesai]
Ficção AdolescenteNaura sempat mengira rasa sakitnya akan berakhir setelah semesta menghadirkan sosok Valdo yang luar biasa. Sayang, perkiraan Naura salah total. Itu bukan akhir, tapi awal dari penderitaan yang sesungguhnya. *** Half Nerd : I'm Nerdy, Not Puny! Ding...