5.2 A New Game (c)

180 22 2
                                    

Haloo, ketemu lagi kita wkwk.

Udah dua hari aku nggak up, maaf ya. Hari ini aku update deh, sekalian mau minta izin nggak up satu minggu ke depan hehe, soalnya lagi PAS Ganjil :)

Semangat selalu ya kalian yang lagi ulangan juga, semangat belajarnya wkwk. Sukses selalu <3

⚠️
16+ alert! Drugs, murder, violence, harsh word, etc.
Tidak untuk ditiru!

“Target terakhir di depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Target terakhir di depan. Van bakal buktiin ke ayah,” gumam laki-laki bermasker yang tengah berdiri di area toilet pria.

Dengan jaket katun biru tua dan bawahan celana abu-abu SMA, laki-laki yang menyebut dirinya Van itu menyiapkan sesuatu di tangannya. Sebuah botol mungil dan satu tabung kecil dengan mata jarum terpasang. Sebut saja injeksi, entah siapa sasarannya kali ini.

Beberapa siswa melangkah keluar dari area toilet pria. Tidak ada yang menaruh curiga sama sekali dengan laki-laki bermasker ini. Mereka berlalu begitu saja, bahkan mungkin memang tidak melihatnya.

It's time.”

Bugh!

Van, laki-laki itu pelakunya. Tangan kanan berlapis knuckle Van menghantam kuat perut siswa yang baru saja melangkah keluar toilet. Parahnya, suasana sekitar sunyi senyap. Tidak ada siapa-siapa. Hanya CCTV yang setia menyala.

“Lo, balikin berkasnya!” titah Van geram.

Laki-laki yang dimaksud diam seribu bahasa. Dengan posisi terbaring dan kaki Van diatasnya membuat dia tidak bisa berkutik. Tidak menjawab, laki-laki itu diam seribu bahasa.

“Balikin anjing!” geram Van.

Terlihat seringai pada wajah laki-laki itu, dia menolak permintan Van terang-terangan. “Berkas? Sori gue nggak ngerti lo ngomong apaan,” ucapnya santai.

Bugh!

Tangan berlapis knuckle Van menghantam kuat pipi kiri laki-laki itu. Spontan laki-laki itu mengaduh kuat, meraung sakit di bagian wajahnya.

“Balikin kalau lo nggak mau mati!” ancam Van.

Laki-laki itu menatap kesal Van. “Nggak akan!”

Van mengangguk, menyingkirkan kakinya dari dada laki-laki itu. Menarik laki-laki itu, membuat dia berdiri bersandar pada dinding toilet sepi.

“Lo yang minta,” geram Van.

Laki-laki itu menyeringai, “Lakuin apa yang mau lo lakuin. Gue nggak akan birain lo celakain mereka!”

“Oke siap,” balas Van terkekeh remeh.

Bugh!

Brak!

Bugh!

Half Nerd : I'm Nerdy Not Puny! [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang