5.9 More Blood (c)

138 16 0
                                    

⚠️
16+ alert! Murder, violence, harsh words, not for hemophobic, etc.
Tidak untuk ditiru!

Dalam kegelapan, Naura melangkah dibimbing Valdo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dalam kegelapan, Naura melangkah dibimbing Valdo. Menyusuri lorong-lorong di sana, mencari tempat yang Naura beritahu tadi.

Ruangan khusus ketua yayasan dan ruang rapat. Begitu yang Naura utarakan di ruang kendali CCTV pada Valdo. Sementara Naura sendiri mengaku mengetahui itu dari William dan beberapa orang yang tidak ia kenali.

Srettt!

Valdo berhenti melangkah, menarik Naura agar lebih dekat dengannya. Mengedarkan pandangan ke sana-kemari demi mencari sumber suara yang barusan ia dengar di minimnya cahaya ruangan. Sementara Naura hanya diam membisu.

Laki-laki itu meraih cutter kecil di saku jaketnya. Memberikan benda itu pada Naura. “Buat jaga-jaga,” ucapnya berbisik.

Gadis berkacamata itu mengerti, mengantungi pemotong kertas yang Valdo berikan dan kembali melangkah ketika laki-laki itu menariknya lagi. Sesekali Valdo dan Naura memperlambat langkah demi membaca label ruangan yang mereka lewati.

Grek!

Suara senapan disiapkan, begitu yang rungu Valdo dan Naura tangkap. Keduanya berhenti melangkah, saling diam tanpa bergerak. Sensor tubuh dua remaja itu menangkap ada seseoramg yang berdiri di belakang mereka.

Drap drap drap ….

Napas Naura kian sulit dikontrol, sementara Valdo tetap diam membisu. Mereka tidak memiliki senjata jarak jauh atau pun perisai untuk melindungi diri dari lawan. Bahkan sampai langkah kaki berlapis pantofel itu berhenti dan Valdo merasakan ada sesuatu yang sangat dekat di belakang kepalanya.

Valdo spontan mengumpat tanpa suara. “Oh, Shit!”

Dor!

Naura terkejut, suara pelatuk ditekan menggema di ruangan sepi ini. Gadis itu menoleh pada Valdo yang juga terperanjat. Sungguh, Valdo tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di belakang mereka.

Bruk!

Naura berbalik mendahului Valdo. Gadis itu terperangah melihat seorang pria berjas hitam tergeletak bersimbah darah di lantai. Pandangan Naura beralih pada seseorang di ujung lorong. Gelap, tidak ada penerangan sama sekali.

Sementara Valdo ikut berbalik melihat ekspresi aneh Naura. Ia menatap sekilas ujung koridor, kemudian beralih pada pria di lantai dan memeriksa siapa sebenarnya dia yang tadi mengacungkan senjata padanya.

Tangan Valdo terulur, membalikkan tubuh sedikit gempal itu. Memunculkan wajah yang sangat familiar bagi Valdo dan Naura. Keduanya saling tatap terkejut.

“Pak Wira.”

Naura dan Valdo mendongak, atensi keduanya terpusat pada seseorang yang melangkah mendekat di hadapan mereka. Suara yang masuk dalam pendengaran Naura dan Valdo adalah suara perempuan. Terdengar tidak asing, tapi tidak tahu juga itu siapa.

Half Nerd : I'm Nerdy Not Puny! [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang