2.3 Case Investigation (b)

326 50 7
                                    

Hewoo, semoga di Oktober ini semuanya baik-baik aja, ya? Aamiin

Semangat semuanya <3

Dan ya, aku juga nggak akan pernah lupa untuk ingetin vote dulu baru baca. Jangan lupa komen juga ya :)

⚠️
16+ alert! Murder, violence etc.
Tidak untuk diriru!


☯☯☯

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☯☯☯

Bugh!

Brak!

"Gue nggak selemah itu, Nerd!"

Gadis berlencana cokelat itu menatap remeh juniornya yang jatuh menyangga tubuh di meja. Tersenyum mengejek seolah apa yang dia hadapi kini hanyalah kulit kacang yang bisa diremuk dengan mudah. Tidak ada kata takut dalam kamus hidup remaja sembilan belas tahun itu.

Dia melangkah mendekati si gadis berkacamata yang masih mengumpulkan kembali tenaganya. Ada benda mengilap di tangan kanan siswi berlencana cokelat itu. Entah dari mana dia mendapatkannya.

"Dan ya, say good bye to this world!"

Jleb!

Sensor tubuh dan spontanitas yang kuat membuat gadis berkacamata itu mengelak dan menampik serangan. Tidak ada sama sekali niat dalam dirinya untuk menyerang balik. Namun, kenyataan justru berkata lain.

Belati yang Wilona arahkan pada Naura berhasil ia tepis. Sialnya, benda tajam itu justru menancap di perut kiri si gadis berlencana cokelat-seniornya.

"Akh!" Gadis itu terbatuk.

Bruk!

Naura terdiam, mencoba menelaah kejadian barusan. Gadis berkacamata itu mundur menjauhi Wilona yang merintih sakit. Netra kecokelatannya menatap cairan merah yang mengotori seragam putih Wilona dan lantai ubin.

"No ...," rintih Naura, gadis itu menggeleng tidak percaya.

Sementara dari arah tangga, seorang siswa berlencana hijau melangkah tertatih mendekati Naura. Satu tangannya memegangi dada kirinya, sumber dari cairan merah yang kini mengotori seragam putih yang dia kenakan.

"Naura," panggilnya, lirih.

Gadis berkacamata itu menoleh, terperangah mendapati seseorang yang memanggilnya barusan sudah tergeletak tak berdaya. Alpha Biantara namanya, remaja kelas sepuluh SMA yang selalu ada untuk Naura dalam kondisi apa pun.

"Alpha!"

Naura melangkah setengah berlari mendekati Alpha yang semakin kehilangan tenaga. Pria pemilik wajah manis dan senyuman hangat itu merintih sakit. Dadanya sesak tatkala Naura memeluknya erat. Sudah lama Alpha tidak melihat Naura menangis. Laki-laki itu merasa bersalah sekarang.

Half Nerd : I'm Nerdy Not Puny! [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang