3.5 Universe Game

271 35 1
                                    

Hai aku up lagi :)

Btw hari ini aku capek banget wkwk, seharian ada aja yang dikerjain. Mana tangan masih keseleo gara-gara jatoh di wc 😭

⚠️
16+ and Hemophobia alert.
Tidak untuk ditiru!

Tidak untuk ditiru!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☯☯☯

Rinai berlari bersama Lexy menyusuri koridor sepi, tujuan mereka kini gedung utama. Panggilan demi panggilan terus berdatangan, banyak korban bergelimpangan.

"Rinai," celetuk Lexy, memanggil.

Rinai spontan menoleh, terkejut melihat mimik wajah Lexy menyorot hampa begitu. Lokasi mereka di perempatan koridor menuju gedung utama, hendak menyusul Dhea dan Yesa.

"Kenapa, Lex?" tanya Rinai lirih, tangan kanannya mengusap pipi kiri Lexy yang basah oleh air mata.

Pria itu menatap Rinai sendu, ia menggeleng sebelum akhirnya memeluk erat gadis itu. Rinai terdiam menerima perlakuan Lexy, ia tidak mengerti akan apa yang terjadi pada kekasihnya ini.

"Valdo, Rin."

Tidak ada jawaban, Rinai tidak berniat berbicara sebelum Lexy benar-benar menyelesaikan ucapannya. Remaja perempuan itu membalas pelukan Lexy, mencoba menenangkan. Ia juga tersiksa mendengar kabar dari sana-sini perihal pertumpahan darah.

Rinai baru tahu, anjing penjaga tidak hanya Vara dan Baby. Masih ada beberapa siswa dan siswi abnormal yang berkeliaran mencari mangsa. Dari CCTV ia bisa memastikan semuanya, termasuk kondisi Naura. Tapi tidak dengan Valdo, setahu Rinai, laki-laki itu bersembunyi di gudang, dan tidak ada CCTV di sana.

"Valdo kena, Rin," rintih Lexy lagi.

Mimik wajah Rinai berubah drastis, gadis itu terkejut bukan main. Lexy melerai pelukannya, ia menghapus air mata di kedua pipinya dan beralih pada Rinai yang membisu.

"Valdo sembunyi di gudang yang sama degan gudang yang Vara pakai untuk simpan Naura. Valdo gantiin posisi Naura waktu Vara serang dia," tutur Lexy pelan.

Rinai terdiam, air matanya meluruh tiba-tiba. Dia bukan orang bodoh yang tidak mengerti apa arti ucapan Lexy. Rinai menangis pilu, menubrukkan tubuhnya pada Lexy yang berdiam mengontrol emosi.

"Kenapa gini sih, Lex? Kenapa orang-orang baik selalu berakhir begini?" lirih Rinai, bertanya hampa.

Lexy diam, tidak kuasa menjawab pertanyaan Rinai yang menurutnya tidak memiliki jawaban. Kabar pertama sampai terakhir, semuanya menyerang tanpa ampun.

☯☯☯

"Rinai, masuk!"

Rinai yang semula memperhatikan CCTV beralih atensi pada suara dari earpiece. Gadis itu mencoba menerima sambungan dari perangkat atas nama Teanara.

Half Nerd : I'm Nerdy Not Puny! [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang