"Menerima yang baru tanpa melupakan masa lalu, mungkinkah?"
Selamat datang, Au apdet lagi 🌝
Jangan lupa vote, ya? <( ̄︶ ̄)>Ini Au nggak baca ulang alias belum revisi sama sekali. Au belum sempet soalnya, jadi kalau ada kalimat atau kata yang kurang tepat tolong tandain yaw hehe
Lup yu <3
Met baca :)
☯☯☯Suasana kelas XI IPA 3 kini benar-benar sunyi. Tidak ada seorang pun di sana kecuali Naura. Wajar saja, waktu menunjukkan pukul setengah empat sore dan keseluruhan siswa SMA Gerhana sudah pulang ke rumah mereka masing-masing. Ya, terkecuali siswa-siswi yang menghadiri jadwal ekstrakurikuler hari ini. Naura sendiri tidak mengikuti kegiatan apa pun. Menjadi siswi biasa dan menghadiri pelajaran sehari-hari saja sudah cukup melelahkan bagi Naura.
Jika diperhatikan, mungkin gadis berkacamata itu tengah duduk bermalas-malasan. Lihat saja posisinya, menelungkupkan kepala di atas tangannya yang terlipat di meja. Namun, pada kenyataannya Naura sedang sibuk memikirkan ini-itu. Banyak yang menjadi tanda tanya dalam kepalanya, sulit dijawab dan diselidiki bagaimana akarnya. Ayolah, Naura lelah dengan hal ini.
Usai merelakskan tubuh dengan menidurkan kepala di meja, Naura kembali menegakkan tubuhnya. Ia menatap sendu buku-buku tulis yang sengaja ia tumpuk di atas meja di hadapannya. Semua itu buku pelajaran Naura, yang kelihatannya baik-baik saja. Namun, lain cerita jika dibuka dan dilihat apa isinya. Banyak coretan spidol dan pulpen di sana. Mirisnya lagi, Naura tahu bahwa Rinai-lah yang melakukan itu.
Ya, persoalan mengapa Rinai bisa sebenci ini padanya masih menjadi misteri. Cara gadis itu berbicara, menatap, atau memperlakukan Naura sangat jauh berbeda dengan sebelumnya. Rinai berubah menjadi acuh tak acuh, kasar, dan licik. Semakin hari, semakin banyak juga orang yang membenci Naura. Entahlah, gadis berkacamata itu hanya bisa diam dan menyelidiki apa penyebab semuanya serunyam ini.
"Belum pulang?"
Naura mendongak kala gendang telinganya mendengar suara khas itu. Siapa lagi kalau bukan Valdo? Ia sendiri tak mengerti mengapa pria itu belum pulang dan malah menghampirinya ke sini. Padahal, Naura berdiam di kelas sudah hampir satu jam setengah. Apa yang Valdo lakukan di sekolah?
Suara derap langkah Valdo menggema di ruangan, pria itu sengaja mendekati Naura tanpa meminta izin pada gadis itu terlebih dahulu. Toh, Valdo bukan Lexy yang penakut. Sementara Naura kembali menatap tumpukan buku di hadapannya. Biarlah Valdo melakukan apa maunya, Naura tidak peduli.
"Ngapain? Gue perhatiin dari luar, kayaknya lo lemes banget. Sakit?" tanya Valdo, beruntun.
Pria berjaket putih itu duduk di bangku depan Naura, memperhatikan lekat-lekat setiap inci wajah manisnya. Ya, sekaligus menunggu gadis berkacamata itu menjawab pertanyaan yang ia lontarkan barusan. Lagi pula, tidak ada yang melihat mereka saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Half Nerd : I'm Nerdy Not Puny! [Selesai]
Fiksi RemajaNaura sempat mengira rasa sakitnya akan berakhir setelah semesta menghadirkan sosok Valdo yang luar biasa. Sayang, perkiraan Naura salah total. Itu bukan akhir, tapi awal dari penderitaan yang sesungguhnya. *** Half Nerd : I'm Nerdy, Not Puny! Ding...