Hallo kawand
Ketemu sama Au lagi. Sebelumnya Au mau ngomong, makasih buat 1k reads. Ah, nggak nyangka ada yang mau baca cerita ini 🥺Met baca semua ( ◜‿◝ )♡
☯☯☯
Hanya menerima, bukan berteman. Sebatas menurut, bukan bersahabat. Maaf, kamu terlalu asing untuk menggantikan dia.
- Naura Adelina Easton
Tangan mungil gadis itu menutup buku hariannya, ia menghela napas lelah. Diantarkan pulang oleh Valdo siang tadi membuat Naura gelisah, terlebih ketika mendapati ibunya tidak masuk kerja hari ini. Naura jadi tak enak ketika Nerissa berkata ia tidak punya teman.
"Ck! Lagian kenapa harus nolongin gue, sih?" kesal Naura.
Bukannya Naura tidak berterima kasih. Naura malas jika ujungnya berakhir seperti tadi. Terlebih jika ternyata Valdo mengejarnya kembali hanya untuk bertanya apakah ia mau berteman dengan mereka atau tidak. Ayolah, Naura tidak suka ini. Hidupnya sudah rumit.
"Argh! Dasar!" pekik gadis itu, tertahan.
Naura beralih pada ransel cokelat di sebelah meja belajar. Masih bersih dan jauh dari kata cacat. Gadis itu teringat seragam dan jaketnya yang luar biasa kotor karena insiden di lapangan siang tadi. Kacamatanya juga ikut rusak.
Naura bangkit, meletakkan ransel itu di atas meja belajar sebelum akhirnya beralih pada ranjang hitam-putihnya. Duduk berdiam di sana di dalam gelungan selimut hitam tebalnya. Merenungi kejadian siang tadi sekaligus mencoba berdamai dengan diri.
Tok tok tok!
"Buka."
Pintu terbuka perlahan, Axel berdiri di sana. Menghela napas menatap putrinya yang duduk bergelung selimut seperti orang kedinginan. Rambut sebahu itu sedikit tertutupi oleh selimut tebal, membuat Naura terlihat lucu di sana.
Pria paruh baya itu melangkah mendekat seraya tersenyum samar. Tidak perlu banyak bicara, Naura sudah tahu untuk apa Axel kemari. Ayahnya itu sangat jarang masuk ke kamarnya seperti ini.
Laki-laki berusia kisaran empat puluh itu duduk di kaki ranjang, tepat di hadapan putrinya. Tangan Axel naik mengusap pelan plaster di pipi kiri Naura, tahu ada apa di baliknya.
"Ayah tau kamu diganggu lagi, tadi kepala selolah cerita. Nanti biar Ayah yang urus Kai sama temen-temennya," ujar Axel, lembut.
Naura diam, menunduk membuat Axel berhenti mengusap pipi kiri putrinya. Naura menggeleng, mengisyaratkan ia tidak setuju dengan ucapan sang Ayah barusan.
"Lho? Kenapa? Jangan bilang nggak boleh lagi?" heran Axel.
Gadis mungil itu mendongak mendengar pertanyaan Axel, bibirnya tersenyum tipis. Ia menjawab, "Biar Naura aja, Yah. Urusan Kai kan sama Naura, bukan sama Ayah. Lagian Naura juga udah biasa digituin dari SD."
KAMU SEDANG MEMBACA
Half Nerd : I'm Nerdy Not Puny! [Selesai]
Fiksi RemajaNaura sempat mengira rasa sakitnya akan berakhir setelah semesta menghadirkan sosok Valdo yang luar biasa. Sayang, perkiraan Naura salah total. Itu bukan akhir, tapi awal dari penderitaan yang sesungguhnya. *** Half Nerd : I'm Nerdy, Not Puny! Ding...