Halooo xixi, pa kabar semuaa. Moga baik semuanya yaa wkwk. Aamiin
Aku update lagi, kalian jangan bosen yak sksk. Btw, di chapter ini aku puas banget sih jujur. But idk kalau kalian mwehehe :)
Bismillah dulu, pencet vote, baru baca sambil komen. In shaa allah berkah wkwk >.<
Btw, kalau ada typo atau kalimat kurang cocok. Tandaim yak hehe, biar aku bisa benerin ;)
☯☯☯
Seperti hari-hari sebelumnya, Naura menjalani rutinitas sebagai siswi SMA Gerhana. Namun, ada yang membuat gadis berkacamata itu terlihat berbeda hari ini. Bukan dari penampilan maupun sikap, Naura tetap menjadi Naura yang dingin dan sedikit bersosialisasi.
Siswi yang identik dengan kacamata berbingkai hitam itu turun dari mobil SUV milik Valdo. Hal inilah yang menjadi sorotan warga sekolah. Mulai dari satpam, cleaning service, bahkan sampai guru-guru yang lewat sibuk memandangi Naura bagai artis.
Entahlah apa yang ada dalam pikiran mereka semua, yang pasti ini merupakam momen langka. Sangat langka sampai seisi koridor bungkam ketika Naura melangkah bersama Valdo dan Lexy di sana.
Di pertigaan koridor menuju kelas sebelas IPA, tiga remaja kelas sebelas itu berhenti. Dhea, Nana, dan Shani adalah penyebabnya. Ketiganya menatap angkuh Naura, Valdo, dan Lexy.
"Well, gue saranin mending lo ngejauh aja deh, Nerd. Nanti mereka lagi yang lo bunuh," cibir Dhea.
Siswi yang kini mengenakan vest navy di seragamnya itu maju selangkah, memperhatikan Naura dari atas sampai bawah kemudian tersenyum miring. Ia berbisik pelan di telinga Naura, "Cara lo terlalu licik, Nerd!"
Tidak ada respons pasti dari Naura, ia malas berurusan dengan tiga pentol korek menyebalkan itu. Bersenjata lidah dan bersembunyi di balik orang lain. Naura benci orang munafik.
"Mending lo pergi deh, Drakula. Ganggu hidup orang kok bangga," celetuk Lexy, gemas.
Ucapan Lexy membuat Tiga Berandal itu ternganga. Sementara Valdo sudah menghadiahi Lexy dengan toyoran. Kendati memang Valdo juga sedikit tersindir dengan permintaan Dhea. Mereka sudah susah-susah berjuang agar Naura mau menerima tawaran pertemanannya, sekarang malah diminta menjauh. Oh tidak bisa!
"L-lo panggil gue apa? Dra—apa?" jawab Dhea, pura-pura tidak dengar.
"Iye, gue manggil elo Dra-ku-la. Budek ya lo? Kuping aja kotor, apalagi hati," geram Lexy.
Mendengar respons Lexy terhadap Dhea, Naura dan Valdo terkekeh lucu melihat wajah Dhea, Shani, dan Nana yang terkejut. Entah bagaimana rasanya mereka. Apa rasanya seperti pizza gosong? Atau kue kering terlalu asin? Tidak ada yang tahu, yang pasti wajah mereka bertiga kini memerah seperti kepiting rebus. Bukan baper, tapi kelewat malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Half Nerd : I'm Nerdy Not Puny! [Selesai]
Roman pour AdolescentsNaura sempat mengira rasa sakitnya akan berakhir setelah semesta menghadirkan sosok Valdo yang luar biasa. Sayang, perkiraan Naura salah total. Itu bukan akhir, tapi awal dari penderitaan yang sesungguhnya. *** Half Nerd : I'm Nerdy, Not Puny! Ding...